I left my writing challenge untouched - oh as usual. Satu bulan terakhir ini.....rasanya capek banget sampe ke ubun-ubun. I remember scrolled thru my journal last night and found out that at August 26 I had my....mental breakdown. Tentang kerjaan lagi - oh as usual (2).
Biggest thing happened this one month tentu saja: Presentasi UFLP.
Result:
I MADE IT. I REALLY MADE IT. ONE YEAR LIFE CHANGING PHASE WITH UNILEVER.
Dan perasaan ini sudah kuantisipasi sebelumnya, jadi ya nggak kaget kalau challenge-nya nggak tercapai, cos I didn't mean to finish it within 1 month given all the pressure. "Let's give 1000% of my ability for the presentation!" said Bethari one month ago. I think it did pay off, despite the heavy remarks. I made it, still.
Saranghaeyo, gomawoyo Bethari sudah bertahan. Terima kasih, terima kasih banyak.
***
Here I am in the airport. Juanda airport. Mau ke Jakarta dalam rangka beres-beres kosan. Oh yes, dalam 6 bulan terakhir aku sudah membuang hampir 12 juta untuk kosan yang tidak kutempati sama sekali. Seneng dan sedih, seneng karena aku tinggal di rumah (which happened last time was when I was in highschool (?) dan sedih karena.... DUIT AKU 12 JUTA HILANG GT AJA HUHU.
Tapi gapapa Allah masih baik, baik banget. Aku masih dikasi lolos UFLP, dikasi kesempatan belajar dari Oral Care yang salah satu biggest category in BPC ULI sampai ke depannya di Alfamart yang gerainya jumlahnya ada belasan ribu di seluruh Indonesia. Ga bisa berhenti bilang Allah baik, baik banget sama aku. Terima kasih ya Allah, sayang banget sama Allah.
Ada di bandara ini tuh rasanya aneh. I've always loved airports. Menurutku airport adalah salah satu tempat emosional. Here there's only pure feelings and emotion. I've cried multiple times in airport:
1. JUANDA: My first flying experience, dari Surabaya ke Jakarta untuk Kotex.
2. CENGKARENG: dari Jakarta ke KL lalu ke Mumbai. How my dream is achieved in a blink.
3. HUSEIN SASTRANEGARA: when I leave Bandung for good.
3. KUALA NAMU: my 4 months stint in UFLP, yang mengajarkanku untuk tetap kuat dimanapun aku berada.
Dengan banyaknya memoar di bandara yang mengingatkan aku tentang memori yang kutinggalkan di belakang, bandara selalu jadi tempat yang spesial untukku. Tapi sekarang ke bandara bikin aku paranoid dan takut. Menjauh dari kerumunan. Dateng J-4 keberangkatan (padahal biasanya dateng J-1). Oh yes and that's all bcs of Corona. Seriously... I hate this virus.
Rasanya aneh sekali melihat bandara sepi. Pintu ini itu ditutup untuk mencegah semakin banyak terbentuk keramaian. Orang pada pake masker (well ada yang enggak sih, oh pls get yourself together people) dan faceshield. Ada counter untuk cek rapid test. And all suddently are concerned about how our body temperature might appear in the check in gate...otherwise, I can't proceed to the aircraft. Belum lagi download eHAC thing yang bikin aku jadi (makin) menyadari: pemerintah disuru bikin aplikasi ga nggenah pol, jelek banget aplikasinya). Ih ngomong2 pemerintah kalo bikin aplikasi ya, pas itu temenku (Shiddiq deh kayanya) pernah cerita kalo dia ikut lomba desain aplikasi oleh BUMN dan DIA KALAH TP DESAIN DIA DIIMPLEMENTASIIN DONG? Ga masuk akal sama sekali ke otakku, when your citizen does amazing job, you should at least appreciate them. Bukan nyuri ide begini deh. Aku rasa keskeptisanku terhadap kinerja pemerintah yang gini-gini aja meskipun resource sangat besar tuh bikin aku jadi makin males kerja di BUMN. Terlalu politis. You get the recognition bcs you know the people and not because you're good at it. Aneh banget asli. Ya semoga suatu saat bisa agak berdampak dikit, entah lewat apa caranya. Cos sekarang masih semangat kerja di ULI untuk menyerap ilmu2 sistem FMCG yang begitu besar untuk ke depannya.
Ini tulisan jd ngalor ngudul sih bener-bener, padahal awalnya cuma mau cerita kalo bandara sekarang ada rapid test counter aja. Sesuatu yang bahkan setaun lalu, we didn't ever dreamt about.
Udah ah, mau Netflixan dulu. I just finished watching DOTS dua hari lalu, fyi. Lebih suka CLOY sih, mostly karena aktingnya lebih oke Hyun-bin dan Son Ye Jin dibanding Song Joong Ki sama Song Hye Kyo. Dan CLOY lebih berhasil mengaduk emosiku. Cuma DOTS ya bagus juga sih hehe, cuma aku lebih suka second lead couplenya (SDY-YMJ). Persamaannya mungkin karena OST-nya sama-sama enak dan bagus.
FYI yang terakhir, ternyata drama Korea & OST-OST nya tuh bagus2 tau. Duh jadi jilat ludah sendiri dulu kayak memandang rendah para Kdrama lovers ini, now I become one. Intinya, kalo benci, gausalah benci2 banget, tar lama2 cinta wkwk
Doakan aku tidak kurang dan tidak lebih suatu apapun ketika terbang ke Jkt dan kembali ke Sby/Jbr lagi!
No comments:
Post a Comment