Pages

May 28, 2013

Lima Detak Jantung, Dalam Satu Hati.


Aku dan saudara-saudaraku tumbuh di rumah yang dibangun dengan cinta dan kesederhanaan.
Bangunan fisik rumah yang kecil dan apa adanya, melahirkan ruang yang besar pada hati kami untuk menerima kehidupan, betapapun kecilnya kebahagiaan yang kami terima.

Kami tumbuh dalam lima detak jantung, dalam satu hati.


9 Summers 10 Autumns
Iwan Setyawan

May 27, 2013

Today's Photo Shoot: Cloudy With Strawberry!


Mozaix On Vacation
Model (from left to right): Bethari, Tiara, Elvia, Dea.
Location: Agrowisata Kebun Stroberi.
12/28/12

Bau Perjuangan.

Pernah nggak sih kalian punya sebuah barang/sesuatu yang lain yang mengingatkan kalian tentang sebuah kejadian yang nggak terlupakan? Kadang-kadang barang itu bisa jadi sesuatu yang nggak dipikirin sama sekali. Waktu itu aku pernah nginep di Malang sekeluarga, di Selorejo. Dan ada lagu yang bikin aku selalu inget tentang liburan itu. Lagunya Ada Band atau Ari Lasso aku lupa, tapi setiap denger lagu itu, rasanya pikiran langsung melayang ke tanjakan-tanjakan jalan raya waktu perjalanan menuju ke Malang itu. And you know what? Lagu itu adalah lagu yang diputer terus-terusan di music player mobil waktu ke Malang. Sesuatu yang bener-bener nggak kamu sangka bakal jadi pengingat hal itu kan?

Jadi, sejak aku menyadari ada sebuah kecenderungan untuk mengingat the whole experience of doing something by paying attention to every single thing, aku mulai mencari (atau tiba-tiba menemukan?) sebuah/beberapa barang (bukan 'barang' -nggak selamanya barang yang bisa dipegang) yang sekiranya bisa bikin aku terngiang-ngiang. Terutama untuk kenangan yang indah banget atau yang bener-bener nggak pengen dilupain. Well, this is really something. Hmmfh, what I'm trying to say is, kadang, ketika aku lagi melakukan sebuah hal dan tiba-tiba menemukan sesuatu, nggak disangka sesuatu itu bisa bikin kita inget kalo kita pernah melakukan hal itu. Nostalgia. Ingin kembali.

Beberapa waktu lalu, waktu DBL baru bergulir, kami para dancer biasanya sibuk mencari properti atau alat make up yang kira-kira bakal dipake waktu penampilan nanti. Hal yang nggak mungkin dilupain adalah......spray pewarna rambut. Merek yg paling terkenal sih sasha *eh gaboleh sebut merek. Tapi katanya akhir-akhir ini merek tersebut sudah nggak beredar lagi di pasaran, karena itu kami punya pengganti yang nggak kalah dari sasha tadi, namanya marimar *eh sebut merek lagi. Dan marimar ini punya sebuah bau khas. Bau yang nyegrak tapi bikin nagih. Bau yang mengganggu, tapi menyemangati. Bau yang tidak bisa didefinisikan. Bahkan dulu pas jamanku masih ikutan DBL, kita nyemprot marimar nggak brani di ruang ganti, karna ada ACnya dan karna baunya nyegrak sekali, kita nggak mau mengganggu konsentrasi basketnya. Ya, sampe segitunya.

Bau ini memang nggak terlupakan. Sekali hirup, langsung tau kalo itu marimar, dan langsung keinget tentang all the things we'd been through. Karna itu, nggak salah memang kalo Faizal bilang itu bau perjuangan. Karena setiap aku menghirup baunya, aku keinget semua hal tentang perjuangan SDC di DBL 2012. Tentang suasana latian di sanggar, di aula, bahkan latian sampe malem di lapteng. Juga kenangan waktu di DBL hampir nginep sampe jam 10-11an malem (dan besoknya UAS!) demi penampilan big five. Dan yang paling nyesek adalah kenangan waktu kita persiapan di ruang ganti. Bikin lingkaran, berdoa, dengerin lagu, nyemprotin marimar dan ketawa-ketawa bareng lagi..

Ada beberapa kenangan yang nggak terlupakan yang nggak pingin kamu ulang karna kebodohannya.
Ada beberapa kenangan yang nggak terlupakan yang pingin kamu ulang karna memang terlalu indah untuk dilupakan.

Somehow, kenangan ini masuk kategori kedua. Aku sama sekali nggak pingin melupakan karna terlalu indah untuk dilupakan, dan ketidakmauan-ku untuk kehilangan kenangan itu. Dan dalam beberapa kasus, meskipun kenangan itu melelahkan, kamu kadang tetep pingin ngulangin.. Termasuk aku. Tapi setelah aku sadar kalo aku nggak bisa ngulangin kenangan itu lagi, aku seketika pingin menghirup bau itu, lagi-lagi-dan-lagi.

Karna setiap aku menghirup baunya, kenangan tentang perjuangan itu muncul lagi.


May 24, 2013

Tapi Mereka Nggak Menyerah.


Pilihan Kitalah...

“Topi itu menempatkan saya di Gryffindor”, kata Harry pasrah,”hanya karena saya tak mau ditempatkan di Slytherin...”

Tepat.” Kata Dumbledore, wajahnya berseri-seri lagi. “Itu yang membuatmu sangat berbeda dengan Tom Riddle. Pilihan kitalah, Harry, yang menunjukkan orang seperti apa sebenarnya kita, lebih dari kemampuan kita.”




Harry Potter And The Chamber of Secrets
J. K. Rowling

May 22, 2013

May 17, 2013

Mau Jadi Apa Indonesia Kalo Begini?

Taun ini taun 2013. Yah, biasalah udah deket-deket pemilu gini semua pada TP-TP alias tebar pesona. Yang mau pilpres, pasang iklan dulu dong di tv. Yang mau nyaleg, nabung dulu yang banyak buat billboard-billboard pengganggu estetika di pinggir jalan. Semua pada pasang muka manis sampe tahun depan biar kepilih lagi.. duhhh ini sebenernya miss universe atau pemilu sih?

Well, sebenernya saya oke-oke aja sih sama yang begituan...selama tidak mengganggu. Sekedar info, katanya yang mau nyaleg harus punya tabungan minimal di bank 250 jeti lo, jadi ya, dihargai saja caranya para caleg-caleg itu untuk menambah pundi duit di kantong alias pengen jadi wakil rakyat. Tapi yang buat miris, terlepas itu adalah sebuah kebebasan dan hak setiap warga negara untuk ingin jadi wakil rakyat/tidak, saya terganggu dengan banyaknya artis dan orang yang (merasa) sudah terkenal dengan pede-nya mencalonkan diri jadi wakil rakyat.
.
Saya bukannya nggak percaya dengan kinerja mereka, tapi apa mereka nggak sadar diri? Sebagai seorang warga negara yang diperjuangkan aspirasi dan hak-nya, sampai sekarang sepertinya artis-artis yang nyaleg itu toh tidak sebegitu getolnya menggunakan pengaruhnya untuk membantu menyejahterakan rakyat, dan nggak berprestasi-berprestasi amat. Banyak yang daftar caleg dapil (daerah pilihan) ini, dapil itu, blablabla, tapi akhirnya juga sama aja. Paling cuma geger gara-gara daerahnya diwakili artis.

Menurut saya, jadi politikus dan artis itu sangat berbeda. Dan buat saya, kalo memang artis tidak memiliki kemampuan untuk berpolitik, ya jangan nyaleg. Jangan menyusahkan diri bermanis-manis di depan orang untuk dapet dukungan. Gaya hidupnya aja udah beda. Mungkin pollitikus sama artis sama-sama kaya ya, tapi (menurut saya juga) artis yang sudah terbiasa hanya mengurus dirinya sendiri, pasti bakal kaget ketika dihadapkan di politik yang menuntut dia untuk mengatur banyak orang. Terus mereka bisa apa? Bisa memperjuangkan hak kita yang mana di pemerintahan?

Seorang wakil rakyat, harusnya budi-nya baik, bisa jadi teladan, dan bisa membawa perubahan untuk warga dapilnya. Lha terus kalo suruh Limbad (atau artis lain) jadi caleg, mau menjadi contoh dan membawa perubahan apa? Limbad aja disuruh ngomong nggak mau, gimana dia bisa dapet kepercayaan orang? Gimana dia bisa berorasi? Atau katanya Eyang Subur mau jadi Presiden, ini mau menjadikan warga dapilnya seperti apa? Yang punya istri 8 orang? Yang (katanya) bawa ajaran sesat? Atau Pasha? Yang katanya sudah diminta masyarakat untuk jadi bupati sejak pilpres edisi kemarin tapi baru berani maju sekarang? Terus mau dikasi apa warga Palu? Nyanyian ninabobo sepanjang malam?

Indonesia butuh orang hebat. Bukan hanya orang yang bisa menghibur (re: artis) --> bukan bermaksud menjelek-jelekkan kalo artis cuma bisa menghibur aja ya, tapi juga orang bisa memimpin, yang jujur, yang punya pengaruh, punya kharisma, dan bisa mempertanggung jawabkan apa yang sudah ia kerjakan. Indonesia masih punya banyak orang hebat, yang saya rasa, masih belum perlu untuk mengambil cadangan dari kalangan artis. Indonesia masih punya Anies Baswedan dan kawan-kawannya yang tahu bagaimana membangun kembali Indonesia dari fondasi dasarnya!

Jadi caleg, atau presiden, bukan hanya tentang kepopularitasan. Saya pribadi merasa, kalo kamu pengen jadi caleg, bertindaklah apa yang dapilmu mau, kalo kerjamu bagus, tanpa publikasi-pun pasti kamu sudah di-elu-elukan. Jadi untuk caleg siapapun yang jor-joran pasang spanduk, saya sebenarnya ilfil (bukannya tambah mendukung) sama mereka, karena itu artinya mereka sendiri menutupi kinerja mereka yang buruk dengan bermanis muka masang spanduk di jalan.

Saya juga sangat anti sama orang yang sok bisa. Kalo memang kamu nggak mampu jadi seorang politikus, maka jangan berpolitik. Politik bukan cuma masalah menarik perhatian orang untuk mendukung kamu, tapi tentang pertanggungjawabanmu terhadap rakyat setelah kamu terpilih. KAMU SUDAH SIAP UNTUK ITU ATAU BELUM! Rakyat nggak suka dibuat mainan, makanya jangan bermain-main nyoba-nyoba nyaleg. Kalo keterima alhamdulillah, kalo nggak yah coba lagi taun depan. Bukan! Persiapkan diri baik-baik untuk benar-benar jadi wakil rakyat yang (benar-benar) mewakili rakyat (bukan tidur apalagi nonton bokep waktu sidang), kalo dirasa sudah siap, baru maju! Apalagi yang kata pengacaranya Eyang Subur: Eyang Subur sudah lebih terkenal dari Pak SBY, dari anak kecil sampe orang dewasa tahu Eyang Subur... Well, ini mindset orang nggak berpendidikan. Sekali lagi, nyaleg bukan hanya tentang keterkenalan. Percuma terkenal tapi terkenal karena punya istri 8 dan (katanya) menyesatkan orang? Mau memberi pengaruh apa ke rakyat? Si eyang punya kapabilitas untuk memimpin nggak? Untuk mengatur dan membenahi negara nggak? Membenahi permasalahan sama Adi Bing Slamet dan pasukannya yang belum sampai seribu orang aja udah nggak mau muncul ke publik, kok mau nyalonin jadi presiden. Gimana nanti presiden kalo sudah kontra sama beberapa kubu masyarakat, Eyangnya mau di rumah terus? Iya? Nggak berani keluar? Terus ngapain jadi presiden kalo nggak bisa menyelesaikan permasalahan, yang dalam sebuah negara, permasalahannya itu banyak dan kompleks.

Kesimpulan: saya bukan bermaksud menjelek-jelekkan artis yang nyaleg atau mencalonkan diri jadi presiden. Tapi bersikaplah seperti orang terhormat yang akan mundur karena dia merasa belum mampu dan belum memiliki kapabilitas untuk menjadi wakil rakyat. Yang bermodal bukan hanya nekat, tapi juga kemampuan dan kemauan kuat untuk menyejahterakan rakyat, bukan menyejahterakan diri sendiri (alias korupsi). Tapi kalo si artis merasa sudah mampu, yang saya akan dukung. Dan saya menuntut perubahan. Orang-orang yang saat masuk kursi pemerintahan masih nggak terkenal aja bisa buat perubahan besar, apalagi artis yang sejak pemberitaan caleg aja sudah punya pengaruh?


Saya nggak berniat posting ini disetujui banyak orang, saya hanya ingin Indonesia jadi negara maju.
Yang dipimpin dan diatur orang-orang hebat yang punya kemampuan untuk melakukannya.

May 12, 2013

Kebetulan Yang Aneh.


Smala punya sebuah kepanitiaan namanya PERISAI, alias Pekan Orientasi Almamater Lima. Singkat padat dan jelasnya MOS-nya Smala. Kepanitiaan lama sih (ya iyalah MOS kan sejak jaman dahulu kala), tapi ini (katanya) versi lebih halusnya PENA, kakaknya PERISAI. Tapi tetep aja, PERISAI tetap menakutkan mendebarkan, anehnya....bikin nagih.

Setiap smalane punya kesempatan jadi panitia PERISAI dua kali seumur hidup, yaitu pas kelas X dan kelas XI. Saya sendiri sebenernya punya prinsip sejak pertama kali masuk Smala dan mengenal kehidupan di dalemnya. Saya harus bisa terlibat dan ikut berkontribusi jadi panitia di salah tiga kepanitiaan Smala yang sekiranya paling besar dan paling hebat dan paling keren (tanpa menjelekkan kepanitiaan lain ya), yaitu HUT Smala, PERISAI, dan S2LC!

Alhamdulillah saya sudah merasakan jadi panitia HUT sama S2LC, apalagi HUT suampek klenger buanget. Dan masih satu kepanitiaan lagi yang belum pernah saya singgahi, PERISAI. Sebenernya kemarin kelas X saya ikut PERISAI lho, tapi kok ya nggak keterima (emang jarang dateng pelatihan sih à maklum masih SDC pas itu, jaman DBL latian mulu). Akhirnya kelas XI ini saya ikut lagi. Saya serius lho sama omongan saya. Saya memang puengen jadi panitia PERISAI, jadi waktu kemaren mau pemilihan ketua SDC, salah satu pertimbanganku untuk nggak mau jadi ketua adalah: kalo jadi ketua maka à HARUS ikut DBL à nanti jaman DBL latian terus à nggak pernah dateng pelatihan lagi à nggak keterima lagi à dan saya akan menyesal seumur hidup. Doakan saya bisa lebih berkontribusi ya, biar seangkatan banyak yang dateng pelatihan, biar seangkatan nggak ada yang salah lg dan mematuhi peraturan sekolah maupun PERISAI, tambah disiplin, tambah kece badai lah pokoknya..

Sayangnya, bukan itu yang mau tak ceritain. Ini adalah sebuah cerita mistis. Penuh teka-teki dan tanda tanya. Resapi maka kamu akan terheran-heran.. Penasaran? Ya iyadong harus penasaran..


Tahun lalu, pas kelas X kebetulan aku ikut acara PERISAI dua kali aja dari (kalo nggak salah) 7 pelatihan dan 1 pleno. Dan saking sibuknya saya PSGS dan DBL jaman itu, saya cuma ikut pleno sekali, dan pelatihan sekali yang paling pertama. Materi pelatihan pertama pada saat itu adalah ......(RAHASIA!) Saya masih ingat sekali, mbak-mas PERISAI yang saya tuju waktu itu adalah mbak Winindyah sama Mas Dance (baca: Dan-ce, bukan ‘dens’) dan saya dapet topik tentang pentingnya konsistensi. Lalu kemudian, alur cerita melompat setahun setelahnya....alias beberapa hari yang lalu.

Pelatihan pertama kurang lebih sama: .........(RAHASIA JUGA!) Kalo sekarang yang panitia saya tuju cuma 1 orang aja, mas-mas, kayanya ngga perlu sebut nama ya, alasan memilih orang ini karena kalo saya keburu memilih ke mbak-mas yang saya lewati sebelumnya, waaah saya bisa ngguyu ngekel dianggep nggak profesional ini. Lanjut aja ya. Materinya sama. Daaaaaaannnnnnn........ini klimaksnya btw..........deg-degan o poo.............ayota plisss...................dugdaggdugdagdugder....................................daaaaaannnnnnnnn.................................. SAYA MEMILIH TOPIK YANG SAMA DENGAN YANG SAYA PILIH WAKTU KELAS X!

Duaaaaaaarrrrrrr! Kalian tau kenapa duar? Karena saya tau anda sekarang biasa aja, nggak penasaran, dan sama sekali nggak deg-degan...... Saya jadi sedih, tapi nggak papa sih.Saya masih kagum aja, kok bisa ya saya milih topik yang sama, dengan nomer berbeda yang saya pilih dari taun lalu, dan dari kemungkinan dan  peluang saya mengambil nomer lain.

Aku memang keren to wakaka B)

May 7, 2013

Kalian Harus Tau.

Aku memang nggak pantes jadi apa-apa.
Nggak bisa mimpin.
Nggak bisa ngambil keputusan.
Nggak bisa memberi contoh.
Nggak bisa tegas.
Nggak bisa jaga emosi.
Nggak bisa apa-apa.

Tapi kenapa kalian percaya sama aku?
Kalian nggak pantes percaya sama orang kayak gini,
yang bahkan nggak bisa melakukan apa-apa untuk bantu kalian.
Aku sendiri bahkan sampe sekarang nggak percaya sama diriku sendiri.
Aku bukan apa-apa, kalian harusnya sadar dari dulu.
Aku nggak sehebat yang kalian pikirin.
Aku memang bukan ketua yang baik,
dan nggak akan pernah bisa.


Aku minta maaf,
untuk semua hal yang nggak pantes kalian terima dari aku
untuk masa kepemimpinan yang sangat mengecewakan
untuk kepercayaan kalian yang sudah aku rusak

May 6, 2013

Emosional.....Sekali


Huffff, sepertinya akan sangat menguras hati menulis postingan satu ini. Bersabaralah bet, hidup memang berat..

Belum apa-apa udah Mei lagi. Mei, Mei ,Mei lagi. Kok cepet ya? Kata Mbak Mifta Birama itu ciri khasnya waktu, kayaknya lama tapi terasa cepat. Dan Mei berarti..... DBL.

Bisa dibilang saya sudah berkenalan dengan DBL sejak 4 tahun lalu dan mengikuti perkembangannya sejak kelas 7. Waktu itu masih baru sakcuprit-cuprit, DBL waktu itu belum semua pertandingan di DBL Arena, masih di Sport Hall-nya Santa Agnes sm GOR Unair (eh bener gak ya? lupa sih hehe), tiket masuk juga cuma 3000, dan pelaksanaannya masih Juli-Agustus gitu. Oya, waktu itu saya masih berstatus penonton. Alias penghibur ria pembuat pompom yang setia, bersama Veka dan Mira dari pinggir lapangan :) Saya masih inget banget, tiga kali dukung Spensa nonton pertandingannya pas itu eh ternyata dua kali saya masuk koran.. Tapi cuma sak upil, keliatan muka doang hahaha. Yang satu pas dukung di Santa Agnes pake seragam putih-putih, yang satu pas dresscode hitem di DBL Arena (pas itu saya lagi belekan dan berjuang keras sekali untuk menahan perih di mata sambil nonton pertandingan --> akhirnya kebagian bikin pompom dari koran ._.) dan satu lagi pas nggak masuk koran itu pas di GOR yang saya lupa namanya. Pas itu seinget saya lawan spensix, dan saya ngetek banget nggak pake kacamata (akhirnya nggak keliatan papan skor dan pemainnya, pokoknya awe-awe --> dan kebagian bikin pompom juga disini ._.) sayang yang pas ini nggak ada fotonya hehe. Pas OASIS lolos Big 5 ini aku dateng ke DBL lho, sayang pas masuk ternyata OASISnya sudah tampil alias aku ketinggalan. Kalo diinget sampe sekarang aku juga masih prihatin dengan kegumpilanku..

Waktu saya naik ke kelas 8, wah, saya sudah naik status jadi peserta. DBL juga udah berubah jadi Oktober gitu. Sebenernya nggak pernah menyangka bakal jadi cheer-nya hehe tapi untunglah aku bersama cewek cantique yang menjembatani perkenalan saya dengan dunia tari-menari, Cumpaiaiaia! Akhirnya pas tahun 2009 ini saya sudah di pinggir lapangan (iya, pinggir, bukan tribun!) dan rasanya..... sangat hebat. Saya langsung juatuh cinta sama cheer, sama basket (tapi nggak bisa maen), sama DBL, wes kabeh tak cintai. Dan saya nggak tau juga, setiap saya ada di pinggir lapangan kayanya energi saya nggak bakal habis, jadi saya selalu teriak-teriak. Sayang pas itu OASIS (kaptennya Mbak Ichoooo!) nggak bisa tembus Top 10. Tapi nggak papa sih, tapi sedih juga (masih inget juga saya, abis ada pengumuman itu semuanya nangis-nangis nggak karuan, apalagi Mbak Harizka :p). Tapi nggak papa, segalanya terobati oleh waktu..

kalo nggak salah ini penampilan pertama

ini waktu battle big 8 seinget saya

itu mamuy lho, sama mbak denisa --> kaget nggak?


ini pas lolos fantastic four lhoooo, alhamdulillah lolos final tp kalah lawan AC. Btw... lihatlah Mamuy!

Waktu saya naik ke kelas 9, sebenernya mama papa sudah nggak ngebolehin tapiiii saya pengen tetep merasakan sensasi di pinggir lapangan :) Status saya masih tetep jadi peserta yel-yel competition (waktu itu masih diperbolehkan cheer ikut). Dan saya jadi suemakin cinta sama DBL, dan seeeemuanya. Apalagi pas itu temennya sueru-seru, OASIS 3G emang besties banget deh. Dan alhamdulillah pas tahun ini Spensa bisa tembus Top 10 (pas itu tampilnya jaman NBL, jadi ketemu pemainnya CLS namanya Wijaya dan mau diajak foto pek, yaapa perasaanmu). Sayang nggak tembus Big 5 tahun 2010, saya kecewa banget. Soalnya finalnya basket + dance sekalian sama ultah saya yang ke-14, yaitu 30 Oktober 2010 (ini ceritanya ngarep --> pengen OASIS juara pas ultah gitu, bisa bayangin gimana senengnya kan), tapiiiiii saya tetep dikasi surprise sama OASIS 3G wah wah seneng nggak ketulungan dan masih tetep jadi ultah terindah sampe sekarang :)

ini buat hanun jg tapi ga dateng, so sweet ya

masak aku dulu dipacok-pacokin sm sesa


nangis pek aku ;)
ini Wijaya, ganteng ya? Btw pas oasis ngetag dia di foto ini di fesbuk, wijaya-nya ngomen pek, terharu :)


ini lolos big 8 kalo nggak salah

sesa super power


menghibur diri setelah basket dan cheer dua-duanya kalah

ini pas top 10 jaman nbl lhooo!


Tahun 2011. Yah, krik krik krik krik. Tahun ini krik sekali karena saya transisi dari DBL Junior ke DBL Senior (alias SMA). Waktu saya lulus DBL Juniornya belum mulai, sedangkan pas saya masuk Smala, DBL SMA-nya belum selese. Jadi tinggal korat-koret alias final-final tok. Jadi DBL SMA tahun 2011 itu masih bulan Juli Agustus gitu. Pas itu Top 10 aku nonton SDC lho.... Tapi pas Big 5 enggak.... Terusssss yasudah nggak ada yang sepesial tahun ini. DBL-nya nggak berasa di aku..

Waktu saya kelas 10 akhir, saya ikut DBL lagi, teteuuup jadi penyorak pinggir lapangan. Tapi formatnya sudah beda, bukan yel-yel competition tapi dance competition. Saya ketemu orang-orang yg memang punya passion di dance dan saya jadi cuinta mati sama SDC. Masio liburan lho, saya tetep semangat soalnya latian SDC itu kayak refreshing pek, anaknya seru-seru gak jaim. Masih inget pas 4 Mei itu kita tampil opening pas ultahnya Kak Diego, kita ngasi donat kantin tapi nggak dimakan sama kakaknya akhirnya dimakan Faisal. Terus pas latian Top 10, gantian Faisal yang ultan terus kita kado hydro coco kesukaannya.. Untung masuk Smala dance-nya Kak Diego dan orangnya keren-keren, jadi pas tahun 2012 ini SDC bisa lolos Top 10 Terus Big 5. Alhamdulillah, tapi sebenernya masih menyesakkan di hati.. Kenangan di tahun ini adalah kenangan DBL paling naik turun.. Dan paling memorable. Kita hampir nginep di DBL, besoknya UAS Fisika, pulang jam 11 malem besoknya UAS juga, masyaAllah nggak akan terlupakan :) saya kangen saat-saat itu lagi.....sebenernya....

keren ya


campina, jaman-jaman dbl juga ini

foto-foto setelah 3fc

khusus ultah suroboyo, looooove!

pas 3fc, mbak chisa dimana ya :p

kangen para cewek cantique ini :*


Dan sekarang saya kelas 11. Dan saya bukan peserta DBL lagi. Saya hanya penonton, yang bukan nyorakin dari pinggir, tapi dari tribun. Ya, beda. Pasti rasanya beda. Kalo bisa milih saya pingin di pinggir lapangan lagi. Sama SDC, berjuang bareng. Susah bareng di kamar gantinya, nyemprotin Marimar, benerin properti, semuanya. Tapi saya nggak bisa milih kan. Besok adalah pertama kalinya saya jadi penonton biasa ketika saya masih memenuhi syarat jadi peserta. Dan saya masih menyesali, kenapa saya nggak bisa ikut dance lagi. Besok penampilan pertama di DBL dan saya nggak bisa bantu apa-apa lagi selain doa. Saya masih inget gimana gopohnya tampil pertama kali. Dan saya dengan senang hati bisa cerita ke semua orang tentang itu. Dan saya hanya bisa cerita tentang kenangan saya DBL tahun 2009, 2010, sama 2012. Karna taun ini, 2013, ternyata memang tahun sial buat saya. Kalo disuruh menghitung, mungkin saya bisa menghitung berapa kali saya keluar-masuk ruang ganti DBL. Sudah puluhan kali. Saya pasti kangen kata kata di ruang gantinya. Yang masih saya ingat sampe sekarang. Hardwork beats talent when talent doesn’t work hard. Dan saya mungkin nggak akan pernah masuk ke situ lagi... sejak 4 Desember 2012 waktu SDC diminta tampil disitu. Ya pasti ini alay. Tapi melepas sesuatu yang sudah jadi kebiasaan memang nggak pernah gampang. Saya bukan nggak mau jadi penonton, saya hanya nggak terbiasa. Dan sesuatu memang adalah hal baru sebelum kamu membiasakannya. Mungkin saya memang cuma penonton, tapi semangat saya harus seperti saya di pinggir lapangan, waktu saya masih jadi peserta.

Sayangnya, sepertinya api yang membakar semangat saya terlalu besar, karena dia juga ikut membakar hati saya. Karena melihat sesuatu yang benar-benar kamu inginkan sekali di depanmu tapi kamu nggak bisa mendapatkannya dan nggak bisa melakukan apapun untuk mendapatkannya memang sangat sakit.
Sakit sekali sampe cuma air mata yang bisa menjelaskan gimana sedihnya kamu sekarang....

Surabaya, 6 Mei 2013.
Sebuah catatan kecil seseorang yang belum bisa menerima takdir.