Well, sebenernya saya oke-oke aja sih sama yang begituan...selama tidak mengganggu. Sekedar info, katanya yang mau nyaleg harus punya tabungan minimal di bank 250 jeti lo, jadi ya, dihargai saja caranya para caleg-caleg itu untuk menambah pundi duit di kantong alias pengen jadi wakil rakyat. Tapi yang buat miris, terlepas itu adalah sebuah kebebasan dan hak setiap warga negara untuk ingin jadi wakil rakyat/tidak, saya terganggu dengan banyaknya artis dan orang yang (merasa) sudah terkenal dengan pede-nya mencalonkan diri jadi wakil rakyat.
.
Saya bukannya nggak percaya dengan kinerja mereka, tapi apa mereka nggak sadar diri? Sebagai seorang warga negara yang diperjuangkan aspirasi dan hak-nya, sampai sekarang sepertinya artis-artis yang nyaleg itu toh tidak sebegitu getolnya menggunakan pengaruhnya untuk membantu menyejahterakan rakyat, dan nggak berprestasi-berprestasi amat. Banyak yang daftar caleg dapil (daerah pilihan) ini, dapil itu, blablabla, tapi akhirnya juga sama aja. Paling cuma geger gara-gara daerahnya diwakili artis.
Menurut saya, jadi politikus dan artis itu sangat berbeda. Dan buat saya, kalo memang artis tidak memiliki kemampuan untuk berpolitik, ya jangan nyaleg. Jangan menyusahkan diri bermanis-manis di depan orang untuk dapet dukungan. Gaya hidupnya aja udah beda. Mungkin pollitikus sama artis sama-sama kaya ya, tapi (menurut saya juga) artis yang sudah terbiasa hanya mengurus dirinya sendiri, pasti bakal kaget ketika dihadapkan di politik yang menuntut dia untuk mengatur banyak orang. Terus mereka bisa apa? Bisa memperjuangkan hak kita yang mana di pemerintahan?
Seorang wakil rakyat, harusnya budi-nya baik, bisa jadi teladan, dan bisa membawa perubahan untuk warga dapilnya. Lha terus kalo suruh Limbad (atau artis lain) jadi caleg, mau menjadi contoh dan membawa perubahan apa? Limbad aja disuruh ngomong nggak mau, gimana dia bisa dapet kepercayaan orang? Gimana dia bisa berorasi? Atau katanya Eyang Subur mau jadi Presiden, ini mau menjadikan warga dapilnya seperti apa? Yang punya istri 8 orang? Yang (katanya) bawa ajaran sesat? Atau Pasha? Yang katanya sudah diminta masyarakat untuk jadi bupati sejak pilpres edisi kemarin tapi baru berani maju sekarang? Terus mau dikasi apa warga Palu? Nyanyian ninabobo sepanjang malam?
Indonesia butuh orang hebat. Bukan hanya orang yang bisa menghibur (re: artis) --> bukan bermaksud menjelek-jelekkan kalo artis cuma bisa menghibur aja ya, tapi juga orang bisa memimpin, yang jujur, yang punya pengaruh, punya kharisma, dan bisa mempertanggung jawabkan apa yang sudah ia kerjakan. Indonesia masih punya banyak orang hebat, yang saya rasa, masih belum perlu untuk mengambil cadangan dari kalangan artis. Indonesia masih punya Anies Baswedan dan kawan-kawannya yang tahu bagaimana membangun kembali Indonesia dari fondasi dasarnya!
Jadi caleg, atau presiden, bukan hanya tentang kepopularitasan. Saya pribadi merasa, kalo kamu pengen jadi caleg, bertindaklah apa yang dapilmu mau, kalo kerjamu bagus, tanpa publikasi-pun pasti kamu sudah di-elu-elukan. Jadi untuk caleg siapapun yang jor-joran pasang spanduk, saya sebenarnya ilfil (bukannya tambah mendukung) sama mereka, karena itu artinya mereka sendiri menutupi kinerja mereka yang buruk dengan bermanis muka masang spanduk di jalan.
Saya juga sangat anti sama orang yang sok bisa. Kalo memang kamu nggak mampu jadi seorang politikus, maka jangan berpolitik. Politik bukan cuma masalah menarik perhatian orang untuk mendukung kamu, tapi tentang pertanggungjawabanmu terhadap rakyat setelah kamu terpilih. KAMU SUDAH SIAP UNTUK ITU ATAU BELUM! Rakyat nggak suka dibuat mainan, makanya jangan bermain-main nyoba-nyoba nyaleg. Kalo keterima alhamdulillah, kalo nggak yah coba lagi taun depan. Bukan! Persiapkan diri baik-baik untuk benar-benar jadi wakil rakyat yang (benar-benar) mewakili rakyat (bukan tidur apalagi nonton bokep waktu sidang), kalo dirasa sudah siap, baru maju! Apalagi yang kata pengacaranya Eyang Subur: Eyang Subur sudah lebih terkenal dari Pak SBY, dari anak kecil sampe orang dewasa tahu Eyang Subur... Well, ini mindset orang nggak berpendidikan. Sekali lagi, nyaleg bukan hanya tentang keterkenalan. Percuma terkenal tapi terkenal karena punya istri 8 dan (katanya) menyesatkan orang? Mau memberi pengaruh apa ke rakyat? Si eyang punya kapabilitas untuk memimpin nggak? Untuk mengatur dan membenahi negara nggak? Membenahi permasalahan sama Adi Bing Slamet dan pasukannya yang belum sampai seribu orang aja udah nggak mau muncul ke publik, kok mau nyalonin jadi presiden. Gimana nanti presiden kalo sudah kontra sama beberapa kubu masyarakat, Eyangnya mau di rumah terus? Iya? Nggak berani keluar? Terus ngapain jadi presiden kalo nggak bisa menyelesaikan permasalahan, yang dalam sebuah negara, permasalahannya itu banyak dan kompleks.
Kesimpulan: saya bukan bermaksud menjelek-jelekkan artis yang nyaleg atau mencalonkan diri jadi presiden. Tapi bersikaplah seperti orang terhormat yang akan mundur karena dia merasa belum mampu dan belum memiliki kapabilitas untuk menjadi wakil rakyat. Yang bermodal bukan hanya nekat, tapi juga kemampuan dan kemauan kuat untuk menyejahterakan rakyat, bukan menyejahterakan diri sendiri (alias korupsi). Tapi kalo si artis merasa sudah mampu, yang saya akan dukung. Dan saya menuntut perubahan. Orang-orang yang saat masuk kursi pemerintahan masih nggak terkenal aja bisa buat perubahan besar, apalagi artis yang sejak pemberitaan caleg aja sudah punya pengaruh?
Saya nggak berniat posting ini disetujui banyak orang, saya hanya ingin Indonesia jadi negara maju.
Yang dipimpin dan diatur orang-orang hebat yang punya kemampuan untuk melakukannya.