Pages

June 24, 2017

Integritas Bullshit.

Jadi beberapa waktu lalu ada sebuah pelatihan persiapan KP yang wajib dihadiri oleh semua mahasiswa TI/MRI. Ada satu sesi dimana coach-nya menjelaskan bahwa di dunia profesional ada satu hal yang, bagaimanapun, harus tetap kita jaga. Dan tiba-tiba, disuru aja aku yang menceritakan apa nilai hidupku.

"Hmm, yang jelas integritas, kayak misal kejujuran, ya dll pasti tau lah. Integritas kan sebenernya melakukan hal yang benar meskipun orang lain nggak melihat. Jadi ya intinya melakukan hal yang benar apapun keadaannya."

And that moment I just realized that aku udah nggak pantes lg ngmg kayak gitu. Sampe akhirnya aku tambahin.

"Meskipun , ya saya kadang-kadang juga masih melakukan hal-hal yang nggak mencerminkan hal itu, tapi ya, saya berusaha."

Sebuah pembukaan, aku benci sm ketidakadilan. Loh ko ganyambung? Oke maksudnya, adil bukan berarti sama, tapi setara. Kita mendapatkan apa yang seharusnya kita dapatkan. Let's say nyontek. Menurutku nyontek adalah sebuah ketidakadilan, karna nyontek itu artinya ga adil karna ga setara. To be clear, kita mulai dengan asumsi kita ada di tingkatan yang sama. Tidak ada yang lebih atas atau lebih bawah. Kalo nyontek, keadaan jd nggak setara karna kamu dapet kelebihan sedangkan aku enggak, padahal keadaan awal kita sama.

Contoh adil menurutku adalah misal, related to my experience, ujian Sisprod TI Akhir bersama Bu Rachma diperbolehkan buka slide materi, sedangkan TI Awal bersama Pak Anas nggak boleh. Meskipun ujian kita soalnya sama, keadaan ini menjadi adil karena keadaan awal TI Awal dan Akhir di tingkatan yg berbeda (TI Akhir hampir nggak pernah diajarin materi) sehingga keadaan adil bukan berarti TI Awal dan Akhir mendapat perlakuan yang sama, meskipun dalam hal ini, subjeknya sama.
Back to topic.

Aku benci orang yg nyontek karena itu artinya nggak adil. Ya bayangin, aku belajar semalem nggak tidur dan kamu dengan mudahnya lihat hp like.....do you even realize what you're doing? What I hate most adalah, karna banyak anak pintar yang nyontek. Sebuah ironi ya, iya. Ya, mungkin, mereka ingin menjaga nilai mereka sampai harus nyontek. Bisa jadi hipotesisku salah tapi ..... hei, kalian pintar....kenapa nggak pake otak kalian yg pinter ajasi??? Kayak aku aja nggak pinter tapi berusaha jujur gitu. Kalo kalian yang pinter aja nggak pede sm kemampuan sendiri gimana aing woy?! And what I'm talking about here is not only about grades. Maksudnya....aku mengejar nilai (I mean...who doesn't? Se-tidaksetuju-nya kamu dengan pernyataan bahwa kamu sama sekali tidak mengejar nilai saat kuliah adalah omong kosong, kamu punya tanggung jawab untuk memenuhi ekspektasi orang tua kan). Tapi, kuliah bukan tentang nilai, dan nilai, dan nilai, dan nilai. Fakta bahwa masih banyak anak pintar yang nyontek membuat aku sedikit kecewa karna menunjukkan bahwa bahkan, orang yang dianggap paling mumpuni dalam membenahi negeri ini dengan kepandaianya... ternyata mental anti-nyonteknya lemah juga. So...just how can I trust them not to corrupt later then if someday they become the so-called strategic stakeholders like they've always wished for?

Tapi akhir-akhir ini aku menyadari ada yang lebih aku benci dibanding anak-anak yang nyontek itu: the fact that I am slowly becoming one of them.

Iya, aku nyontek,
I could say... semester 6 sangat.menguras.tenaga.dan.pikiran.dot.com......dan entah bagaimana ceritanya seorang Bethari yang sangat menjaga integritas waktu SM, akhirnya kalah juga di semester 6. Sungguh memalukan. Dan menyedihkan. Saya mengakui.

Baru semester ini aku dengan sungguh berani nggak naro hp di tas waktu ujian dan malah naro di kantong, donlot semua materi, dan kucing-kucingan sama pengawas supaya nggak kelihatan kalo buka hp. Dan bukan cuma itu aja, aku dengan beraninya bikin cheat sheet di post-it kecil2 yang isinya materi dan rumus meskipun nggak boleh bikin cheat sheet at all. Belum lagi rencana untuk beli likes demi mengejar like terbanyak dan dapet bonus nilai........Sungguhan Beth, WHAT WAS ON YOUR MIND? HOW COULD YOU BE SO......DIRTY......AND HUMILIATING?

Apa yang ada di pikiranmu Bethari sampe kamu harus kucing-kucingan sama pengawas biar ga ketauan nyontek? Sampe kamu curang bikin cheat sheet? Sampe kamu mau-mau aja disuru cari olshop yang jual likes youtube.....hanya demi bonus nilai... Kemana integritas yang kamu bangga-banggain bethari kemana....................

So I thought that's why I adore Hanna, this same girl I wrote about some time ago. Dia sungguh.....hebat. Like, dikelilingi orang-orang yang constantly force her to give her principle up, but she stands still. Nilai bagus, soft skill jalan, anaknya baik, dan benar-benar berintegritas. Did I mention bahwa suatu hari Aya pernah makan gado-gado nggak habis dan Hanna bilang "Ay, habisin makanannya. Uang itu punya lo tapi sumber daya itu punya semua." dengan tegas. AND THAT'S MY GURL. Aku selalu setuju dgn pernyataan itu tapi selalu dont have the gut to say it straightly to someone yang nggak ngabisin makanan, apalagi yang akrab karna takut menyinggung.

So my closing would be: If you feel offended then I'm deeply sorry....but not anyone's fault if we got a different way of thinking, kan? Semoga di malam takbiran ini kita semua bisa introspeksi diri aja. Anyway, selamat lebaran dan semoga kita dipertemukan dengan ramadhan berikutnya ya. Aamiin.

No comments:

Post a Comment