Pages

October 26, 2017

Ya Allah Kangen.

Semoga cinta kita saling menguatkan. Aku rindu ya Allah, tolong beri kami kesehatan hingga kami bisa berkumpul lagi nanti. Sayangi mereka, lindungi mereka. Kuatkan hamba dengan segala beban perkuliahan dan tanggung jawab yang diamanahkan dengan baik supaya suatu saat bisa membahagiakan mereka.
Aamiin.





October 23, 2017

How Looks Can Be Deceiving.

Hari Sabtu lalu ada Wisuda Oktober ITB 2017. Senang? Tentu. I mean, who doesn't? Rasanya melepas sesorang menuju kehidupan 'sebenarnya' setelah semua beban perkualiahan yang .......... ini ternyata luar biasa. Antara bahagia dan sedih. Kalo dulu SMP pisah, masih bisa ketemu pas SMA. Kalo SMA pisah, masih bisa ketemu di kuliahan. Kalo kuliah pisah......entah probabilitasnya kecil sekali untuk ketemu lagi di kemudian hari.

Menuju wisuda...aku naik angkot. Terus ceritanya jadi kayak 'jeglek' gitu ya. Dikiranya mau yang sedih-sedih sendu gitu taunya malah cerita angkot. Nanti ada lagi cerita sendunya ya, sabar. Hehe. Jadi aku naik angkot biru Caringin-Sadang Serang. Btw udah lama nggak naik angkot, udah lupa rasanya duduk sesek-sesekan sama penumpang lain sambil Aa-nya bilang 'Itu bisa 5 orang teh disitu' terus dalem hati ngedumel 'Ebuset pantat w yang nemplok cuma setengah....' gadeng hehe dalem hati cuma bilang 'Ya Allah a, ini teh saya udah sempit ga muat lagi....'. Gitu.

Kebetulan, aku duduk deket pintu, just because males cari duduk ketika baru naik dan si Aa langsung tancap gas. Jadi kan sambil ngadepnya bukan ke jalan depan tapi jalan belakang. Lalu tetiba, aku melihat Jona. Iya, Jona Francius. Jalan mendekat angkot yang kalo dilempar batu dari tempatku duduk juga kena. Sepersekian detik udah menyiapkan tenaga untuk nyapa sambil agak teriak. Tapi entah, kesambet sesuatu sampe akhirnya mengurungkan niat dan memutuskan untuk.....mengamati saja.

Kalian tau Jona Francius? Ok aku kasi tau deh ya.
Jona Francius adalah salah satu orang paling jenius yang pernah aku kenal. Yang sangat baik hati, semacam penyelamatku di banyak matkul. Kalo ada apa-apa nggak ngerti, larinya ke Jona. Orang yang jasanya paling besar menggantikan dosbing KP kemaren, sesungguhnya aku hanyalah remah rempeyek yang udah melempem seandainya jona adalah 'teri' di rempeyek itu. Bintangnya. IP-nya mungkin bukan yang tertinggi (I'm not saying it's not high tho), tapi jalan pikirnya ituloh. Kayak sekali baca aja udah paham segalanya. Belum lagi dia bisa menyambung-nyambungkan segala hal yang dipelajari itu jadi kayak 'Ooooooh ternyata ini tuh nyambung ya sama matkul ini' gitu. Kayak beneran bisa menerapkan segala ilmu per-TI-an ke kehidupan sehari-hari. Belum lagi kemampuannya multitasking. Doi (denger-denger) sekarang, minggu ujian ini, lagi ikut 7 lomba. TUJUH. SEVEN FREAKIN' COMPETITIONS. And he balances it well.

B o w    d o w n.



Pengamatanku dimulai dari sini.
Seandainya aku adalah kebanyakan orang, enggggg, gatau deng apakah kebanyakan orang seperti aku yang suka underestimate. But, lets say imma a harsh rude netizen and Jona is a media darling. Reaksiku melihat Jona tentu adalah:

  1. Hmmm, anak kuliah atau SMA ya ini..
  2. Pake headset lagi. Duh benci bgt sama orang di jalan pake headset.
  3. Jalan suka liat kebawah, suka nyanyi2 sendiri lagi.
  4. Pake baju FTI Motday. Lagi. Aduh cinta banget sama FTI.
  5. Freak kayanya deh orangnya, kelihatan ansos gitu.
  6. Kayaknya sih biasa-biasa aja. Nggak ada yang spesial.
Dan the list could go longer and longer than this.
Aku jahat ya. I'm not a saint, aku hanyalah manusia biasa yang mulutnya sama aja kayak comberannya kayak orang lain. Kebanyakan micin juga sukanya ngatain orang, baik secara langsung maupun dalem hati. But I know I'm not supposed to be, I am on my way to #positivevibesonly all the time by now.

But I'm not lying. Mungkin itu adalah pikiran banyak sekali orang melihat Jona dan penampilannya yang sebenarnya nggak ada yang salah, tapi akibat media sosial yang hobi memperlihatkan liabilitas seseorang for the sake of people's attention...Jona sangat sederhana. And that's how looks can be deceiving.

Siapa yang menyangka, orang yang terlihat sangat ansos itu ternyata paling sering ke kafe dibanding semua orang yang aku tahu untuk cobain menu baru. Salah satu orang paling mandiri yang jarang memanfaatkan Go-jek di dunia serbacepat ini dan memilih jalan kaki instead. Orang ini, yang juga adalah orang paling fast-response kalo dimintain tolong, adalah orang yang bisa membuatmu gabut di tugas kelompok karena kerjanya yang cepat. Dan tentu, orang yang kamu anggap se-biasa aja- itu, ternyata adalah Mahasiswa Berprestastasi TI ITB 2014.

Siapa yang menyangka.

Pikiran manusia ini liar. Pikiran saya juga liar.
Mulutnya manusia itu kasar. Mau diucapkan atau tidak.
Kadang kita itu sebegitu merasa-malaikatnya sampe orang nggak salah apa-apa di-judge macem-macem. Sedih ya. Iya, aku juga mengasihani diriku sendiri. Kapan aku melihat segalanya itu nggak dari negatifnya dulu, tapi positifnya. Tapi aku percaya, we are all practicing every. single. day kan. Mari berdoa saja semoga kita termasuk ke orang yang selalu belajar dari sekitar.

You see, kadang pengamatan beberapa detik itu bisa ngaruh selamanya. Be kind ya, people. You never know what everyone's battling currently. A #selfreminder also to my self.

Have a great Monday!


October 15, 2017

Penyakit Hati Paling Berbahaya.

Semakin kesini semakin menyadari bahwa kehancuran seseorang itu bukan karena dia bodoh, tapi karena dia tidak bisa mengontrol dirinya. Salah satunya adalah mengontrol iri, benci, dan dengki.

***

Entah gimana ceritanya, sebagai seorang mahasiswa slash future leaders (aamiin) ini aku selalu merasa aku selalu gagal. Se-la-lu. Nggak ngerti kenapa, kayak ada aja hal yang bikin aku ini nggak pernah puas sama kerjaanku. Selalu aja ada hal yang disesali, meskipun at times selalu bersyukur masih bisa dikasi banyak kesempatan merasakan banyak hal yang nggak dirasakan orang. Tapi tau rasanya gemes nggak sih? Ya gitu itu rasanya. Gemes, kalo tau apa yang sebenernya bisa aku maksimalkan tapi luput dari perhatian. EMESHHH. Akhirnya, ujungnya jadi dua:
1. Insecure.
2. Mencari pembenaran.
Betul tidak?

Insecure adalah fase dimana not being good enough adalah sebuah hal yang sangat hina. Kayak pengen menghilang aja dari muka bumi karna masih ada aja orang segumpil aku di dunia ini, yang sungguh koplak, yang sungguh bodoh.

Yang bahaya adalah yang kedua.
Mencari pembenaran adalah fase dimana kamu merasa lelah menyalahkan diri sendiri dan mencari pembenaran dengan mencari kekurangan orang lain. Dasarnya tentu adalah karna iri, benci, dan dengki. Karna kalo gue nggak bisa, ya dia harusnya nggak bisa. Menolak ingat bahwa kamu mungkin MEMANG salah dan tidak cukup baik, bahwa memang dia lebih baik. Ini bahaya banget bro, serius. Dan aku sering kayak gini. Kapan si hati w seputih kertas selembut sutera?!

Gimana ya cara ngilanginnya? Ada yang punya ide?

Sering banget, akhir-akhir ini, dimana banyak banget kesempatan pengembangan diri yang datang ke mahasiswa tingkat-tingkat akhir, dan orang lain dapet informasinya, atau bahkan orang lain lolos, pertamanya sekedar 'Oh, yaudah bukan rejeki.' tapi lama kelamaan 'Bentar, kok dia dapet infonya? Ya iyalah dia A, B, C, ya pasti gampang lah. Kok bisa sih dia D, E, F kan dia G, H, I?'. You see? Jatuhnya membenci. Lama-lama iri, lalu mendengki. Entah sejak kapan Bethari jadi manusia picik kayak gini. Jadi high-achiever ambis yang nggak rela orang lain bahagia.

Aku tahu aku salah, dont get me wrong. Masalahnya, ini terjadi secara tidak sadar.

Sekalinya inget, to make me feel better, aku membiarkan pikiran ini menguasai. Sampai akhirnya mulai waras akal sehat ini, baru bilang 'Beth, talking shits about him/her wont make you a diamond.' Jadi seringkali aku berpikir, segala stress kehidupan ini asalnya bukan karena hidup yang semakin susah, tapi karena pikiran yang semakin liar. Ngerasa nggak sih?

To sum up this post, aku sepenuhnya percaya bahwa we live on earth for a purpose. Terserah banyak yang bilang bullshit apakek, tapi aku percaya semua orang punya peran masing-masing kenapa dia dilahirkan. Aku juga nggak tahu kenapa aku dilahirkan anak Mama-Papa, di Indonesia dan kenapa nggak jadi anak bule  aja, kenapa nggak jadi anak dokter malah anak tukang pos, dan lain lain. Karena tujuannya beda, jadi jalannya ya beda. Karena saat ini aku masih belum tahu tujuanku ada di dunia yang semakin menggila ini apa, jadi suka membandingkan aja hidupku dengan hidup mereka. Kok dia gitu dan aku gini, masih mikir bahwa jalan kita (mungkin) harusnya bisa ditempuh dengan cara yang sama, padahal (bisa jadi) memang ternyata harus berbeda dan itu nggak papa.
Intinya, saat ini aku masih sedang mengumpulkan kebesaran hati untuk menerima segala hal di dunia ini, yang pada akhirnya bisa menghilangkan penyakit hati paling berbahaya di dunia dibanding hepatitis ini (iri, benci, dengki, red).

Semoga kita semua selalu dalam pikiran yang positif ya.
Mohon doanya juga saya menzombie satu minggu ke depan (alias ujian semua matkul broh).

October 8, 2017

Blog to the Rescue.

Adalah satu-satunya tempat dimana ia mendengarkan tapi tidak berasumsi.

***

Halo, blog. Mungkin sudah cukup kontribusinya untuk dihargai dan dikenang selama hampir dua tahun belakangan suka nulis (alias curhat) lagi. Maaf ya, isinya kebanyakan tentang cowok. Hm, sejujurnya ku lagi dilema sih. Kedua cowok ini..........pergi. Apakah harus aku hapus postingan tentang mereka? Sebenernya pernah ada suatu titik dimana, oke aku akan hapus semua postingan itu. Tapi......kalo semuanya dihapus nanti isi blog aku hilang semua?! Jadi....biarkan. Masalahnya, aku ini susah move on. Serius deh, gimana sih caranya move on? *aku serius, yang tau boleh pm ya*

So I'm here to find a rescue. Kalo udah gini udah jelas kan kenapa? Iya, betul cowok (kan susah move on). Tiga bulan penutup tahun adalah sungguh bulan terberat.....sejak 2016. Karena aku ini susah move on dan seorang pengingat tanggal, jadi mau nggak mau kalo udah tanggalan berbicara itu aku no comment deh, pasti kayak tiba-tiba nggak sengaja teringat apa yang pernah terjadi di tanggal ini pada tahun lalu, pada dua tahun lalu, pada tiga tahun lalu, dan seterusnya. Gimana sih ngilangin memori pertanggalan ini? Pengen de jadi cowok aja biar gausa inget-inget terus kek gini.

Malam ini aku baper liat foto @daffawardhana. Kayaknya sih anaknya Marini Zumarnis, artis jaman dulu. Huhu doi ganteng sekali, kuliahnya di University of Melbourne lagi. Ya siapa yg bilang itu jelek ya? Kalo nggak salah masuk Ivy League-nya Ausi deh. Bapernya adalah karena dia meng-upload foto sama Chelsea Islan dengan caption "Aku ingin mencintaimu dengan sederhana."

Siapa yang tidak baper? Ga ada yang angkat tangan.

Orang ganteng sama orang cantik. Sama-sama pinter dan inspiring. Haduh, kurang apa. Terus sedih, kapan gueh diginiin sama pacar (kan bahas cowok lagi). Ya gimana, nature seorang wanita adalah pengen disenangkan hatinya.

Jadi gini loh, blog. Aku ini ya kayaknya nggak goblok-goblok banget lah ya. Aku juga sudah melakukan analisis pada kondisi aktual dan sepertinya sudah menyimpulkan sedikit tentang solusi apa yang harus aku lakukan. Intinya, solusi utama yang harus aku lakukan adalah sesederhana: menerima. Dulu aku sudah menerima ya, tapi nggak tahu deh kenapa akhir-akhir ini suka baper dengan segala hal yang berhubungan dengan masa lalu. Mungkin gara-gara ini 3 bulan penutup tahun dimana dua tahun lalu sangat indah dan satu tahun lalu sangat sedih dan tahun ini (mungkin) sangat hambar? Aku tiba pada sebuah solusi untuk mencoba segala cara biar nggak kepikiran.

1. Hide my story on his ig.
2. Block him.
3. Un-favorite him on chat (iya, setaun abis putus dia masih di favorites people).
4. Berusaha membayangkan mungkin jodohku adalah mas-mas berjas ganteng wangi manol tapi tetep 'gila' kayak yang tak pengenin.

Tapi kok:
1. Aku masih belum berani sepenuhnya ngapus foto-foto berdua jaman dulu.
2. Aku masih berharap mungkin kita akan papasan di Batan.
3. Aku masih mencari cara gimana supaya masih bisa lewat sekrenya.

Aku ini harus gimana. Aku ini capek kayak gini. Aku ini juga mau belajar Basdat yang minggu depan ujian. Tapi kok skrg malah nulis postingan kayak gini bahs cowok lagi. Ada yang lebih nggak penting lagi nggak?

Kenapa aku ini sungguh gumpilita. Aku ini tau aku ini ga goblok-goblok banget dalam hal problem-solving dan critical thinking, buktinya aku bisa ini nganalisis kondisiku, tapi kok aku ini guwoblok dalam hal cinta (dan coding Basdat)?

Sumpah ya, postingan ini itu ga ada frameworknya. Asal jeplak aja gatau tujuannya mau curhat atau berbagi informasi. Tapi ya gimana, ini tuh kayak tiba-tiba aja mood swing jd sangat galau. Entah gara-gara mikirin kata Mamuy kemaren atau gara-gara minggu depan ujian Basdat and I am such a total sucker in coding. Serius, lebih milih disuru iterasi line balancing 100x daripada disuruh buat program. Kalo aku lulus Basdat dengan nilai AB/A, mau nazar aja ah. Mau beliin makan buat orang-orang yang butuh. Jumlahnya hmmm 15 ya, ya Allah. Bismillah.

Diakhiri aja nggak postingan ini? Oke diakhiri.

Btw sebelum menutup, mau kasi tau di leherku ada benjolan kecil sejak Jumat. Pertama kayak jerawat, eh sehari ditungguin kok malah jadi kayak bekas gatel. Sakit sih engga tapi....kan creepy. Diperiksain nggak ya? Sebenernya takutnya ada dua. Pertama, kalo ternyata itu adalah sakit chimpy and it's just me overthinking anything. Kedua, kalo ternyata itu adalah sakit berat and it's me not being ready enough untuk mati.

Ya Allah, masih pengen hidup. Masi penasaran siapa lelaki yang mau menghabiskan sisa waktu hidupnya dengan ku. Masi mau lulus Basdat. Masi mau ngerasain TA. Masi mau ngerasain wisuda. Masi mau naik Rinjani. Masi mau keliling Indonesia. Masi mau bikin sekolah dulu. Jangan diambil dulu, ya?

Bodo.

M : "Bil, dapet salam dari Bethari." (dari depan sekre KMPN)
N : "Bodo." (ngelewatin sekre KMPN)
M : (oh yaudah)
N : (tiba-tiba balik lagi ke sekre KMPN) "Bodo. Bilangin ya, bo-do."
M : .................. (speechless)
P : "Ya Allah.... kok sampe kayak gitu...."
M : "Padahal aku becanda... Bethari ngga nitip salam....."

Apakah pandanganmu tentang aku akan jadi lebih baik jika saja kamu tahu, di rakaat ketiga solatku, aku (masih) berterima kasih kita pernah dipertemukan, dan berdoa, jika kita tidak berjodoh, maka kiranya Tuhan memberikanmu orang yang mampu membuatmu jauh lebih baik? Yang pada akhirnya mampu menyadarkanmu bahwa berkata demikian untuk orang yang pernah sangat ingin membuat hari-harimu bahagia sungguh................menyakitkan hati.


Bodo.
Well, let's just pretend we never happened to cross each other's path.