Menuju wisuda...aku naik angkot. Terus ceritanya jadi kayak 'jeglek' gitu ya. Dikiranya mau yang sedih-sedih sendu gitu taunya malah cerita angkot. Nanti ada lagi cerita sendunya ya, sabar. Hehe. Jadi aku naik angkot biru Caringin-Sadang Serang. Btw udah lama nggak naik angkot, udah lupa rasanya duduk sesek-sesekan sama penumpang lain sambil Aa-nya bilang 'Itu bisa 5 orang teh disitu' terus dalem hati ngedumel 'Ebuset pantat w yang nemplok cuma setengah....' gadeng hehe dalem hati cuma bilang 'Ya Allah a, ini teh saya udah sempit ga muat lagi....'. Gitu.
Kebetulan, aku duduk deket pintu, just because males cari duduk ketika baru naik dan si Aa langsung tancap gas. Jadi kan sambil ngadepnya bukan ke jalan depan tapi jalan belakang. Lalu tetiba, aku melihat Jona. Iya, Jona Francius. Jalan mendekat angkot yang kalo dilempar batu dari tempatku duduk juga kena. Sepersekian detik udah menyiapkan tenaga untuk nyapa sambil agak teriak. Tapi entah, kesambet sesuatu sampe akhirnya mengurungkan niat dan memutuskan untuk.....mengamati saja.
Kalian tau Jona Francius? Ok aku kasi tau deh ya.
Jona Francius adalah salah satu orang paling jenius yang pernah aku kenal. Yang sangat baik hati, semacam penyelamatku di banyak matkul. Kalo ada apa-apa nggak ngerti, larinya ke Jona. Orang yang jasanya paling besar menggantikan dosbing KP kemaren, sesungguhnya aku hanyalah remah rempeyek yang udah melempem seandainya jona adalah 'teri' di rempeyek itu. Bintangnya. IP-nya mungkin bukan yang tertinggi (I'm not saying it's not high tho), tapi jalan pikirnya ituloh. Kayak sekali baca aja udah paham segalanya. Belum lagi dia bisa menyambung-nyambungkan segala hal yang dipelajari itu jadi kayak 'Ooooooh ternyata ini tuh nyambung ya sama matkul ini' gitu. Kayak beneran bisa menerapkan segala ilmu per-TI-an ke kehidupan sehari-hari. Belum lagi kemampuannya multitasking. Doi (denger-denger) sekarang, minggu ujian ini, lagi ikut 7 lomba. TUJUH. SEVEN FREAKIN' COMPETITIONS. And he balances it well.
B o w d o w n.
Pengamatanku dimulai dari sini.
Seandainya aku adalah kebanyakan orang, enggggg, gatau deng apakah kebanyakan orang seperti aku yang suka underestimate. But, lets say imma a harsh rude netizen and Jona is a media darling. Reaksiku melihat Jona tentu adalah:
- Hmmm, anak kuliah atau SMA ya ini..
- Pake headset lagi. Duh benci bgt sama orang di jalan pake headset.
- Jalan suka liat kebawah, suka nyanyi2 sendiri lagi.
- Pake baju FTI Motday. Lagi. Aduh cinta banget sama FTI.
- Freak kayanya deh orangnya, kelihatan ansos gitu.
- Kayaknya sih biasa-biasa aja. Nggak ada yang spesial.
Dan the list could go longer and longer than this.
Aku jahat ya. I'm not a saint, aku hanyalah manusia biasa yang mulutnya sama aja kayak comberannya kayak orang lain. Kebanyakan micin juga sukanya ngatain orang, baik secara langsung maupun dalem hati. But I know I'm not supposed to be, I am on my way to #positivevibesonly all the time by now.
But I'm not lying. Mungkin itu adalah pikiran banyak sekali orang melihat Jona dan penampilannya yang sebenarnya nggak ada yang salah, tapi akibat media sosial yang hobi memperlihatkan liabilitas seseorang for the sake of people's attention...Jona sangat sederhana. And that's how looks can be deceiving.
Siapa yang menyangka, orang yang terlihat sangat ansos itu ternyata paling sering ke kafe dibanding semua orang yang aku tahu untuk cobain menu baru. Salah satu orang paling mandiri yang jarang memanfaatkan Go-jek di dunia serbacepat ini dan memilih jalan kaki instead. Orang ini, yang juga adalah orang paling fast-response kalo dimintain tolong, adalah orang yang bisa membuatmu gabut di tugas kelompok karena kerjanya yang cepat. Dan tentu, orang yang kamu anggap se-biasa aja- itu, ternyata adalah Mahasiswa Berprestastasi TI ITB 2014.
Siapa yang menyangka.
Pikiran manusia ini liar. Pikiran saya juga liar.
Mulutnya manusia itu kasar. Mau diucapkan atau tidak.
Kadang kita itu sebegitu merasa-malaikatnya sampe orang nggak salah apa-apa di-judge macem-macem. Sedih ya. Iya, aku juga mengasihani diriku sendiri. Kapan aku melihat segalanya itu nggak dari negatifnya dulu, tapi positifnya. Tapi aku percaya, we are all practicing every. single. day kan. Mari berdoa saja semoga kita termasuk ke orang yang selalu belajar dari sekitar.
You see, kadang pengamatan beberapa detik itu bisa ngaruh selamanya. Be kind ya, people. You never know what everyone's battling currently. A #selfreminder also to my self.
Have a great Monday!
No comments:
Post a Comment