Sebuah challenge yang ditujukan agar aku rajin menulis...tetapi sepertinya masih gagal. Karena challenge dimulai bulan Agustus dan sekarang bulan Desember. Hari terakhir pula. Wow besok udah 2021.
Ini seharusnya bukan tulisan refleksi 2020 (as much as I wanted to be). Tapi pertanyaannya cukup membuat triggered untuk berpikir perubahan-perubahan yang terjadi selama 2019-2020. Jujur, 2020 sangat berkontribusi dalam perubahan itu, meskipun 2019 juga, sehingga most changes pasti akan dihasilkan dari 2020. Tapi kali ini, mungkin aku akan cerita secara umum saja dulu tentang 2 tahun terakhir, sebelum 2020 berakhir. Wow besok udah 2021 (2).
How have I changed in the past 2 years?
Banyak banget pikiran muncul di kepalaku mikirin jawabannya, semuanya berlomba-lomba jadi top of mind dan seperti biasa, dengan pikiranku yang sangat abstrak dan intuitif, I have hard times structuring these thoughts. Hmm mungkin aku akan klasifikasikan jadi 3: body, mind, and soul.
1. BODY
Segala sesuatu yang tampak dari tubuh manusia. Sangat self-explanatory. Secara penampilan.. aku tidak mengalami perubahan yang sangat besar sejak 2018 hingga 2020. Misal dari yang kurus bgt jadi obesitas (wow this one's drastic). Dua tahun terakhir sih secara fisik ya masih begitu-begitu saja. 160cm. Berat yang agak fluktuatif, antara 54 sampai (mungkin) 60kg lebih pas awal pandemi kemarin. Keliatan banget chubby-nya pipi ini hahaha. But it's okay. Di 2019, aku begitu-begitu saja. Tapi di 2020, well, aku berubah banyak terutama dari caraku memandang tubuhku. I love my body even more, despite all the flaws! Aku menghargai tubuhku jauhhh lebih besar daripada dulu sehingga aku akhirnya akhir-akhir ini mulai rajin olahraga. Bukan supaya kurus, tapi karena aku ingin berterima kasih sama tubuhku karena dia sudah melewati segala macam badai (it could've been worse, could've caught any diseases, or anything but it chose to keep me healthy). Hasilnya ya akhir2 ini badan jadi lebih toned. Ugh aku punya otot di tangan, lihatnya bikin seneng that hardwork & consistency pays off. Alhamdulillah, masih jarang sakit (jangan sampe amit2).
Kedua, dari sisi penampilan adalah... aku sempat potong rambut pendek banget di 2019. Dengan sengaja manjangin rambut sampe panjang BGT (the longest I've been) supaya bisa donor rambut untuk anak kanker. Semoga bermanfaat, my heart always feels full each time I think about this. Sekarang... masi berusaha manjangin lagi haha. I guess that will always be my cycle moving forward. Panjangin, donorin, potong pendek, repeat. OHHH INGET. Di 2019 akhir yang dilanjutkan di 2020 aku akhirnya berani ngewarnain rambut untuk pertama kalinya! Dari dulu gapernah berani, karena dulu rambutku rusak & bercabang banget jadi makin takut gimana-gimana. Turns out, hasilnya ternyata bagus-bagus aja meskipun ga rata. Ya mohon maklum namanya juga bukan di salon mahal, cuma pake Garnier yang 12 ribuan WKWKW.
2. MIND
Mind, definisinya adalah aktivitas berpikir dan mengambil keputusan. Jujur, sepertinya ini yang palinggggg banyak berubah. Ya tentu saja aku masih sangat berantakan dalam berpikir, tapi dengan ditampar kehidupan, sepertinya aku mau tidak mau harus meng-cultivate structured thinking-ku dan melihat situasi dari banyaaaak sekali perspektif. Tenang, aku masih impulsif meskipun jadi banyak diredamnya sih HAHA. Bukan karena gamau, tapi lebih ke karena kesempatan melakukan hal impulsif makin sedikit dengan semakin banyaknya tanggung jawab (Hmm ataukah ini hanya alasan???)
Hasilnya: aku menjadi manusia yang lebih realistis dan tidak se-idealis dulu. Apakah ini a bad or good thing? Well tergantung cara melihatnya aja sih. I would say this is just the right decision. Karena berpikir realistis membantu menyimpelkan masalah sehingga lebih gampang cari solusi. Iya, masalah hidupku kan kadang plin-plan kalo nggak tau mauku sendiri.
Dulu aku orang yang SANGAT berapi-api. Sekarang masih, but in a more calm & collected way. Kalau ada hal yang nggak berjalan sesuai rencana, I used to be very mad. Sekarang? "YAUDAHLAH" adalah motto-ku untuk mengingatkan diri sendiri soalnya kalo dibuat overthinking jadinya malah capek sendiri.
Terkhusus di 2020, aku juga mengembangkan kemampuan untuk melihat sesuatu dari perspektif lain. Kalau ada sesuatu yang salah, dari mana nih liatnya? Bener nggak ya respons-nya, what am really feeling, thinking? I am becoming more more aware of my being. Jadi sudah hampir nggak ada keputusan yang diambil dengan sangat impulsif kecuali yang ada hubungannya dengan adrenaline rush (misal: tiba2 diajak bungee jumping sekarang bgt mau? MAU! WKWKWKW).
Tentu saja ini disertai dengan berbagai macam pengalaman yang terjadi dua tahun ini. Major change: aku lulus kuliah lalu lanjut bekerja di Kantar 10 bulan dan lanjut bekerja di Unilever 1.5 tahun terakhir. Dunia kerja yang sudah pernah aku bayangkan & antisipasi tapi ketika dilakukan ya tetap tak terbanyangkan aja. Melihat dari kacamata orang awam: wow lulus dari ITB langsung dapet kerja. wow masuk UFLP pasti keren pasti pintar. Aamiin-in aja dulu, sambil belajar sambil dilakukan hahaha. Truth is: I haven't found my ultimate flow yet at the moment. Masih perlu banyak menyelami kehidupan untuk memahami apa maksud Tuhan dengan jalan hidupku saat ini. Kuliah yang menyenangkan di Bandung lanjut ke kehidupan Jakarta 10 bulan dan kehidupan Medan 4 bulan dan kemudian kehidupan WFH 10 bulan itu..... (isi sendiri). Tapi so far, bersyukur sekali dengan segala hal ini karena dikasi kesempatan untuk kerja di Kantar bertemu teman2 yang baik dan kerja di Unilever yg memberiku pengalaman kerja luar biasa. So in a nutshell, selama dua tahun terakhir aku akhirnya pernah hidup di The Capitol (Jakarta - at last!), kerja di perusahaan impian, dan tinggal di kota orang yang cukup keras.
3. SOUL
Segala sesuatu yang melibatkan perasaan dan sifatnya intuitif. Jujur takut ini messed sama yang mind, tapi yaudasih ya bukan bikin jurnal ilmiah dan gaada yg judge juga kalo salah wkwk. Jadi mungkin aku akan bercerita lebih ke 'apa yang membuat hatiku terasa fulfilled' dari berbagai sisi. Mostly antara mind and soul kadang emang saling menunjang sih jadi akan overlap juga.
- Friendship
Jujur I'm not good at keeping friendship tapi temanku dalam 2 tahun terakhir ternyata memang itu-itu saja HAHAHA. Still in a good touch with Macbeth (ofc) dan teman2 SMA dan kuliah. Yang baru dan paling berkesan tentu saja PCMI Jatim dan my Kantar BFF (Donna). Di PCMI Jatim dalam 2 tahun terakhir aku benar-benar merasa mendapatkan keluarga dan rumah baru. Sayanggg banget sama mereka, semoga dengan aku jadi BPH aku bisa kasi kontribusi yang baik bagi tanah kelahiranku. Aamiin. Dan tentu saja.. dalam 2 tahun terakhir aku ketemu... Donna. Sahabatku yang bikin aku bener-bener "telanjang" di depannya, semuanya aku ceritain sampe tentang keluarga yang aku ga berani cerita ke siapa2. Turns out, we have lots of scars in common jadi kita bisa healing bareng. So grateful for her! Dan terakhir adalah pertemanan baru dari UFLP. I guess pressure had made us friends, mau gak mau HAHA. But grateful for people yang cukup dekat denganku utk saling berkeluh kesah. Semoga kita sukses selalu di stint masing-masing guys!
- Family
Bagian ini...jujur aku bingung harus menceritakan gimana. Tapi dalam dua tahun terakhir I've had the most turbulence with my family yang sampe sekarang aku juga bingung apakah sudah bisa ikhlas dan memaafkan atau belum. Well, sepertinya belum. We are good, but we just don't share that deep connection other families have. Still grateful for them and wishing them all the good things, but not denying the fact that I also hate them - especially my parent. We all process pain and wound differently after all.
- Self-Actualization
So far sih sudah dijelaskan di poin no. 2 tapi mau menegaskan sekali lagi bahwa... aku sangat bersyukur masih dikasi pekerjaan yang bikin aku grow dan learn selama 2 tahun terakhir. Allah baik banget. Meskipun masih banyak banget keinginan yg pengen dilakukan tapi masih galau/belum tercapai seperti jadi Pengajar Muda dan jadi instruktur Zumba utk kemudian bikin studio zumba, ya namanya juga kehidupan. Ga semua harus terjadi saat ini juga. It is okay!
- Love Life
Part paling males bahas soalnya ga banyak terjadi HAHAHA. Jujur ya flat-flat aja kehidupan percintaan aing, kering kerontang. Bingung juga kenapa cowok-cowok gada yang mau PDKT sih... WKWKW apakah ada yg salah dgn diriku??? But anywayssss, well jujur di 2020 ini sempat deket lagi sama seseorang tapi the ship didn't sail despite the smooth wave at the beginning. Well, when everything was so good you just need to wait for the poop to smell. It happened. Life.
Tapi satu hal yang sangat aku pelajari tentang percintaan adalah let go. Let go of the feelings that weigh you down. Move on. Closure is not a real thing, it's just my ego to want other party acknowledge my feelings. I learned to set the boundaries to myself to what extend some things may affect my life. Yang terpenting setelah let go, rasanya lebih tenang. Dan for the first time in forever, aku merasa bahagia melihat mantan-mantanku bahagia. :))))
So.. to sum up. In the past 2 years, major thing I noticed is changing is my APPROACH to life (I become more realistic & rational), I understand my RED BUTTON (I learned about setting boundaries personally & profesionally and to become GENTLE & KINDER to myself (I need to put myself first before taking care of someone else).Through all those experience, I've developed MORE SELF-AWARENESS.
Despite all the challenges, I am so proud of the person that I've become.
Tetap belajar dan jangan lupa press reset whenever needed ya Beth. Terima kasih sudah dengan sabar dan ulet belajar beradaptasi dengan segala tantangan sampai hari ini. Kamu keren bgt sumpah.
Bentar, kenapa pertanyaan no. 2 jawabannya jadi serius banget WKWKW. But anyway, gapapa jadi sarana refleksi diri juga. See you di pertanyaan #3!
No comments:
Post a Comment