I know I haven't told you much about my new team here in the office except the fact that I am so loving my current role now. I lost count on how many people told me how different I look now (happier they said) compared to how I was back then. Part of it (well, BIG part of it) is because I have the best team yet ever in my time in Unilever.
Bukan cuma secara profesional, I love how my team shows me how it means to be human. Not just professionals, but as a person with its ever-going battles. To see life as... life. Dengan berbagai macam dinamika hubungan antarteman, saudara, keluarga, dan diri sendiri di dalamnya. Aku belajar banyak sekali dari mereka, and I dont take them and their lessons for granted.
Ada salah satu momen kita makan siang di luar, di Hygge tepatnya, dimana pertama kali Koko Yo dan Bu Jojo cerita tentang kisah cinta mereka. Telling my seemingly sad love life who's been single the past 6 years is okay but not sure about them telling their marriage story - so I was a bit uncomfortable at first, but it's them who started so I was.....hmmmokay. Imma roll with the punches. Kalau aku nggak salah denger dan ingat, Koko Yo sudah menikah 9 tahun. Plus 10 TAHUN pacaran sama istrinya yang sekarang. Bu Jo, nggak jauh beda. Pacarannya 9 TAHUN. So I thought, "Gimana caranya orang-orang bisa pacaran lama sih? Aku pacaran paling lama cuma 8-10 bulan, setahun aja ganyampe?!?!".
Later I learned that they haven't had any child yet. I know this is a very sensitive issue, so I never asked questions about it, karena toh ini personal. I know it's their choice and bukan keharusan juga. Tapi kemudian, tanpa diminta juga, ternyata mereka cerita kalo lagi promil (program hamil). The moment I realized this, I was struck. Aku nggak pernah berada sangat dekat dengan orang yang sedang berusaha punya keturunan. Ini... bukan cuma satu, tapi DUA ORANG sekaligus. Sebagai anak yang punya pengalaman buruk dengan keluarga with its trauma & whatnots dan juga punya kakak yang baru punya bayi dan menyadari BETAPA SULITNYA raising a child, ide punya anak itu sesuatu yang.... besar. I myself am not quite sure if I want to do it myself in the future (mungkin akan berubah jika bertemu partner yg tepat? entah). Tapi akhirnya aku menyadari lagi dan lagi... semua orang tuh... punya battle-nya masing-masing yang sungguh personal. I saw myself gimana Bujo mulai rajin olahraga, dari jalan kaki sampe ikut yoga di kantor. Koko Yo juga gives up drinking & smoking dan nemenin istrinya check up ke RS. All to be able to live a healthier life for them to be able to welcome a life of their own to this world.
Maskim pun begitu. Only 2 weeks ago juga mas Kim cerita sedikit tentang istrinya... yang orang Arab. Dan seperti keluarga Arab pada umumnya, biasanya harus nikah sama sesama Arab. Tapi maskim bukan keturunan Arab. So it took him 1 year POST marriage to get into his wife's parents. Coba bayangin aja, nikah tapi setaun pertama belum dapet restu. Belum lagi cerita dia pas anaknya sakit dan harus bagi waktu sama istrinya yang kerjaannya fotografer dan kadang harus keluar kota (knowing kerjaan as DAM dan segala tetekbengek administratifnya itu melelahkan). It again fascinates me how seamless (it may seem) for people to juggle work and family when all they do is making sacrifices and compromises on things that matter to them. It fascinates me how much they show me the dynamics of a relationship - which then helps me figure things out on my own how I want my love life would be.
Di umur dimana aku lagi banyak2nya dapet undangan nikah kaya sekarang, mengetahui dinamika hubungan pernikahan dan punya anak ini bikin aku sedikit banyak refleksi sama my current state sekarang. AM I READY FOR ALL THIS? I have been single for the past 6 years. Terakhir aku pacaran (official) itu 2016. Aku susah move on 2 tahun... dan entah. All these family issues dan trauma dari pacaran sebelumnya bikin aku takut jatuh cinta karena takut disakiti. Dan sekarang malah berlanjut dengan kondisi aku sangat bahagia dengan kesendirianku dengan alasan ingin memperbaiki diri lebih dulu. Benar dan nggak salah untuk memprioritaskan diriku sendiri untuk saat ini sambil memperbaiki diri sampai jodohnya dateng, tapi aku takut menghadapi fakta kalo sebenernya aku make alasan ini untuk.... nggak mau mulai sama sekali.
This scares me. How much I've tried to heal but not FULLY healed yet (will we ever?) on this love relationship thing. They said I might overthink, that love sometimes is meant to be FELT, not analysed. That I just need to let. Love. In.
Tapi entahlah... mungkin ini memang butuh waktu. Mungkin juga aku butuh bantuan (considering taking another professional engagement to help me break my own boundaries).... But yea, today I just want to be grateful for the people in my life who gave me meaningful lessons I can take my whole life and I do wish them well in all seasons of their life ❤
No comments:
Post a Comment