Well, aku sebener-benernya dan
sejujur-jujurnya sama sekali nggak paham dengan apa yang terjadi di antara tim
dance kita berdua. Apakah kami (Smala Dance Crew -SDC) pernah bikin salah sama
kalian sampai kalian segitu mangkelnya dengan kami? Atau ini cuma rivalitas
sekolah kita yang sama-sama komplek dan bertetangga dekat dan terkenal bagus?
ATAU APA?
Post ini memang untuk kalian, aku
nggak berharap yang baca banyak, tapi ya, aku berharap ada orang yang mau
dengan besar hati menjelaskan semua riak-riak ini. Sebagai seseorang yang
pernah berkompetisi dengan kalian dan sama-sama menjadi sekolah negeri yang
tersisa yang masuk Big Five DBL 2012, aku mengakui kita punya tingkat
persaingan yang tinggi. Tapi jujur juga, aku nggak tau darimana semua itu
berasal. Apakah kita MEMANG berselisih? Kalo iya, kenapa nggak kita ketemu dan
selesaikan ini dengan jantan? Atau bukan berselisih, tapi MUKA DUA? Di depan
masing-masing bersikap baik manis senyum, tapi di belakang menjatuhkan?
Maaf ya kalo menyakiti hati, ini
salah satu gunanya blog kan untuk menyalurkan isi hati. Sebagai seorang ketua
SDC, aku juga merasa perlu membela timku. Tolong catat baik-baik ya: SDC nggak pernah berniat untuk menyakiti
hati siapapun, tim manapun. Kami hanya ingin berkontribusi untuk almamater
kami. Segala hal yang bersifat menyakiti hati berarti nggak sengaja. Sudah,
cuma itu. Tapi kenapa sepertinya kalian menganggap kami mencari masalah dengan
kalian dan membalas dengan ngetweet hal-hal yang menyakiti hati kami? Apa kami
salah? Apa kami sebegitu hinanya untuk terus diinjak-injak. Apa kami PERNAH
membalas? Kalo iya dan itu menimbulkan masalah buat kalian, silahkan ngomong!
Kami memfasilitasi penyampaian kritik saran dari pihak luar. Kami nggak pernah
berniat untuk menjatuhkan sekolah manapun, termasuk sekolah kalian. Kita
tetangga, kalo bertengkar malu lah ya sama sekolah lain. Mungkin sekarang
kalian mbatin, ‘Tweetku lo nggak ada tulisannya smala, kok kon ngerti lek iku
smala. Ngeroso yo?’. Ya, ya, ya. Memang tweet kalian nggak ada tulisan
SMALA-nya sama sekali, tapi indikasinya menuju kesana. Berbesar hatilah untuk
mengakui.. Kepada siapa lagi kalian benar-benar membenci tim dance sekolah
negeri kalo nggak ke SMALA? Kami sebenernya oke-oke aja dengan persaingan yang
ketat antara sekolah kita. Kami berusaha fair play dan sportif. Ketika kalian
tampil bagus, kami, dengan besar hati bilang kalo kalian bagus. Dan ya,
sebenernya kami kaget kenapa kalian nggak lolos juga. Tapi, kenapa sepertinya
kalian menganggap kami benar-benar rival yang harus disingkirkan. Nggak pantes,
cuma hoki. Kenapa kalian seperti nggak
biasa dengan semua persaingan ini? Kenapa kalian harus memulai?
Sebenernya aku nggak paham kenapa
kalian ngetweet ‘jangan sedih, nanti mereka senang’ ; ‘gak nyata bacut’ ;
‘cukup katakan E E pada mereka’ ; ‘too koar-koar hehe’ ; ‘ini dramanya dbl...’
sebenernya kenapa se kalian kayak gitu? Pernah ta kami mbales tweet kalian
kayak gitu yang menyakiti kalian? Kalian
yakin ta kami senang kalo kalian sedih karena nggak masuk best three? Iya
ta ini dramanya DBL? Ini nyata, ini bener-bener terjadi. Sekarang. Bukan drama.
Kalaupun Sinlui didiskualifikasi, DBL pasti punya pertimbangan sendiri (bukan
masalah DBL nggak suka Sinlui karena Sinlui juara terus), ini bukan
plot-plotan. Ini realitas.
Sebenernya yang nggak nyata dan
nggak aku puaham maksudnya itu tahun lalu, ketika kalian dinyatakan masuk best
three tapi mas MC meluk SMALA. Dan yang jelas ketika di koran ditulis SMA XXXXX
dan di website SMA ....... Menurutku, itu lebih
nggak nyata rek! Kalian pernah bayangin nggak sih perasaan kita digituin?
Waktu itu kalian masuk best three dengan pemberitaan di koran SMA XXXXX apa
kita nggak tambah sakit hati ta karena ternyata SMA-nya masih nggak jelas? SMA
XXXXX itu nggak nyata rek, adakah SMA XXXXX? Itu yang bikin kita kurang respek
dengan kemenangan kalian yang sepertinya karena MC salah ngomong dan
orang artikel bingung harus mengikuti data atau perkataan MC. Ini yang sama
sekali gak nyata. Tahun ini? Ini nyata. Kita ditulis, SMA NEGERI 5 SURABAYA,
bukan XXXXX, bukan ........ Dan kalian seharusnya
bisa menerima ini jauh lebih besar hati dari kami menerima kekalahan
setengah-setengah kami ini tahun lalu.
Aku tau kita sama-sama berjuang.
Tapi tolong berjuanglah dengan semua kemungkinan terbaik dan terburuk. Supaya
ketika yang terburuk yang terjadi, kalian bukan hanya menyalahkan keadaan dan menjatuhkan tim lain, tapi bangkit dan
introspeksi diri. Terus salahkah kalau kami mengucap syukur di tweet kami?
Karena kami ingin mensyukuri, bukan pamer. Apa kalian nganggepnya semua itu
pamer? Kami bukan ingin berkoar-koar ke kalian semua, kami hanya ingin kepala
sekolah dan guru-guru kami menyadari, kalau selama ini kami latihan pinjem
tempat dengan surjin ortu yang berbelit perizinannya, yang nggak boleh UKK
susulan atau UKK lebih awal, dll, itu semata-mata untuk mempersembahkan
prestasi untuk Smala. Prestasi yang
bikin SDC nggak dibubarkan tahun selanjutnya. Sudah, nggak lebih.
Dan yang terakhir, IRI-kah kalian
dengan kami? Kalo iya, silahkan jawab iya. Jangan munafik. Kalian pasti mikir
‘He Smala champion pek, kok isok yo?’. Jujurrr lagi, kami tidak pernah
menyangka akan jadi juara, ini semua lo juga berasa masih kayak mimpi buat kami.
Kami memang menargetkan juara, tapi sesungguhnya di hati kecil kami, kami
mbatin apa kami bisa ya? Kami yakin seyakin-yakinnya kalo Frateran atau Sanmar
Malang yang juara, tapi kami nggak punya kuasa apa-apa kan? Kami cuma bisa menerima
takdir dan bersyukur. Kalian mungkin mbatin juga SMALA baru pertama kali best
three langsung juara pasti ada campur tangan kak Diego. Aku tegaskan, Kak
Diego, nggak ikut memberi penilaian apalagi mempengaruh proses penilaian! Kami
meraih dengan keringat usaha kami sendiri. Belum lagi kalian melihat properti
banner kami yang katanya meniru properti kalian tahun lalu.
Bahkan kami barusan tau kalo kalian punya properti yang modelnya kayak gitu
taun lalu setelah kalian mengoar-ngoarkan. KAMI SAMA SEKALI TIDAK BERNIAT UNTUK
MENIRU, KARNA KAMI TIDAK TAU. Nggak
bisakah kalian sedikit berprasangka baik pada kami?
Cuma SMALA dan sekolah kalian
sekolah negeri yang tim dance nya lolos Big Five, dua tahun berturut-turut
(2012-2013). Ditambah kita sama-sama dianggap sekolah bagus. Ditambah lagi
tetanggaan. Kurang apalagi untuk nambahi gimana sengitnya persaingan antara
kita? Sampe setiap babak Top Ten Big Five Best Three, yang selalu diungkit
adalah SEKOLAH KALIAN/SMALA MASUK NGGAK? Itu selalu jadi pertanyaan yang
terlintas setiap setelah pengumuman. Seakan-akan kompetisi ini yang ikut cuma
dua, SEKOLAH KALIAN dan SMALA. Nggak peduli masuk atau nggak, merugikan atau
menguntungkan, asal salah satu dari kita nggak masuk kita seneng. Ini kan, ini
kan masalah yang sama-sama kita hadapi. Apa kita sudah sejak awal didoktrin oleh senior untuk membenci
satu sama lain aku nggak berani bilang, tapi nggak bisakah kita selesaikan
semua ini dengan baik?
Tolong sportif, apapun hasilnya
tolong diterima dengan lapang. Kami sudah berusaha sabar ngadepin tweet-tweet
kalian yang bikin panas, tapi kami mbales ta? Kami juga punya batas kesabaran. Tolong rasakan jadi kami, berada di posisi
kami! Gimana rasanya kalian ketika lihat pengumuman di koran SMA XXXXX?
Ketika kalian ngetweet terlalu berkoar-koar ketika kami lagi ngucapin syukur,
ketika kalian menghakimi ini hanya drama DBL ketika SMALA yang masuk best three
dan SEKOLAH KALIAN & SINLUI nggak masuk? Kalian bisa bayangakan BETAPA SAKITNYA diperlakukan
seperti itu?
Kami tidak menuntut kalian untuk
minta maaf, atau apalah yang bisa buat kami senang. Kami hanya ingin kalian
lebih bisa mengendalikan emosi. Adalah hak kalian untuk menulis apapun di
twitter kalian, kami tidak melarang. Tapi tolong kendalikan emosi, karena belum
tentu semua yang kalian tulis itu ada benarnya dan selanjutnya malah menyakiti
hati orang lain. Selebihnya, kami yakin kalian sudah cukup dewasa untuk tau
mana yang baik dan buruk.
Saya, atas nama SDC meminta maaf
sedalam-dalamnya bila selama ini SDC pernah menyakiti hati kalian dan
menyinggung perasaan. Kami hanya menyalurkan isi hati kami dan berharap kalian
bisa memahami. Ini bukan dalam rangka menjelek-jelekkan, tapi hanya ingin masing-masing
sedikit lebih introspeksi lagi. Semoga kedepannya kita bisa saling mendukung,
sebagai sekolah negeri yang sama baiknya dalam hal dance. Bukannya seperti ini.
Sekali lagi, maaf kalo menyakiti
hati. Kami tidak ingin mencari masalah dengan kalian, kami ingin menyelesaikan
masalah. Terima kasih. Mohon ditanggapi secara dewasa.