Pages

June 17, 2013

Haters Gonna Hate.

Well, aku sebener-benernya dan sejujur-jujurnya sama sekali nggak paham dengan apa yang terjadi di antara tim dance kita berdua. Apakah kami (Smala Dance Crew -SDC) pernah bikin salah sama kalian sampai kalian segitu mangkelnya dengan kami? Atau ini cuma rivalitas sekolah kita yang sama-sama komplek dan bertetangga dekat dan terkenal bagus? ATAU APA?

Post ini memang untuk kalian, aku nggak berharap yang baca banyak, tapi ya, aku berharap ada orang yang mau dengan besar hati menjelaskan semua riak-riak ini. Sebagai seseorang yang pernah berkompetisi dengan kalian dan sama-sama menjadi sekolah negeri yang tersisa yang masuk Big Five DBL 2012, aku mengakui kita punya tingkat persaingan yang tinggi. Tapi jujur juga, aku nggak tau darimana semua itu berasal. Apakah kita MEMANG berselisih? Kalo iya, kenapa nggak kita ketemu dan selesaikan ini dengan jantan? Atau bukan berselisih, tapi MUKA DUA? Di depan masing-masing bersikap baik manis senyum, tapi di belakang menjatuhkan?

Maaf ya kalo menyakiti hati, ini salah satu gunanya blog kan untuk menyalurkan isi hati. Sebagai seorang ketua SDC, aku juga merasa perlu membela timku. Tolong catat baik-baik ya: SDC nggak pernah berniat untuk menyakiti hati siapapun, tim manapun. Kami hanya ingin berkontribusi untuk almamater kami. Segala hal yang bersifat menyakiti hati berarti nggak sengaja. Sudah, cuma itu. Tapi kenapa sepertinya kalian menganggap kami mencari masalah dengan kalian dan membalas dengan ngetweet hal-hal yang menyakiti hati kami? Apa kami salah? Apa kami sebegitu hinanya untuk terus diinjak-injak. Apa kami PERNAH membalas? Kalo iya dan itu menimbulkan masalah buat kalian, silahkan ngomong! Kami memfasilitasi penyampaian kritik saran dari pihak luar. Kami nggak pernah berniat untuk menjatuhkan sekolah manapun, termasuk sekolah kalian. Kita tetangga, kalo bertengkar malu lah ya sama sekolah lain. Mungkin sekarang kalian mbatin, ‘Tweetku lo nggak ada tulisannya smala, kok kon ngerti lek iku smala. Ngeroso yo?’. Ya, ya, ya. Memang tweet kalian nggak ada tulisan SMALA-nya sama sekali, tapi indikasinya menuju kesana. Berbesar hatilah untuk mengakui.. Kepada siapa lagi kalian benar-benar membenci tim dance sekolah negeri kalo nggak ke SMALA? Kami sebenernya oke-oke aja dengan persaingan yang ketat antara sekolah kita. Kami berusaha fair play dan sportif. Ketika kalian tampil bagus, kami, dengan besar hati bilang kalo kalian bagus. Dan ya, sebenernya kami kaget kenapa kalian nggak lolos juga. Tapi, kenapa sepertinya kalian menganggap kami benar-benar rival yang harus disingkirkan. Nggak pantes, cuma hoki. Kenapa kalian seperti nggak biasa dengan semua persaingan ini?  Kenapa kalian harus memulai?

Sebenernya aku nggak paham kenapa kalian ngetweet ‘jangan sedih, nanti mereka senang’ ; ‘gak nyata bacut’ ; ‘cukup katakan E E pada mereka’ ; ‘too koar-koar hehe’ ; ‘ini dramanya dbl...’ sebenernya kenapa se kalian kayak gitu? Pernah ta kami mbales tweet kalian kayak gitu yang menyakiti kalian? Kalian yakin ta kami senang kalo kalian sedih karena nggak masuk best three? Iya ta ini dramanya DBL? Ini nyata, ini bener-bener terjadi. Sekarang. Bukan drama. Kalaupun Sinlui didiskualifikasi, DBL pasti punya pertimbangan sendiri (bukan masalah DBL nggak suka Sinlui karena Sinlui juara terus), ini bukan plot-plotan. Ini realitas.

Sebenernya yang nggak nyata dan nggak aku puaham maksudnya itu tahun lalu, ketika kalian dinyatakan masuk best three tapi mas MC meluk SMALA. Dan yang jelas ketika di koran ditulis SMA XXXXX dan di website SMA ....... Menurutku, itu lebih nggak nyata rek! Kalian pernah bayangin nggak sih perasaan kita digituin? Waktu itu kalian masuk best three dengan pemberitaan di koran SMA XXXXX apa kita nggak tambah sakit hati ta karena ternyata SMA-nya masih nggak jelas? SMA XXXXX itu nggak nyata rek, adakah SMA XXXXX? Itu yang bikin kita kurang respek dengan kemenangan kalian yang sepertinya karena MC salah ngomong dan orang artikel bingung harus mengikuti data atau perkataan MC. Ini yang sama sekali gak nyata. Tahun ini? Ini nyata. Kita ditulis, SMA NEGERI 5 SURABAYA, bukan XXXXX, bukan ........ Dan kalian seharusnya bisa menerima ini jauh lebih besar hati dari kami menerima kekalahan setengah-setengah kami ini tahun lalu.

Aku tau kita sama-sama berjuang. Tapi tolong berjuanglah dengan semua kemungkinan terbaik dan terburuk. Supaya ketika yang terburuk yang terjadi, kalian bukan hanya menyalahkan keadaan dan menjatuhkan tim lain, tapi bangkit dan introspeksi diri. Terus salahkah kalau kami mengucap syukur di tweet kami? Karena kami ingin mensyukuri, bukan pamer. Apa kalian nganggepnya semua itu pamer? Kami bukan ingin berkoar-koar ke kalian semua, kami hanya ingin kepala sekolah dan guru-guru kami menyadari, kalau selama ini kami latihan pinjem tempat dengan surjin ortu yang berbelit perizinannya, yang nggak boleh UKK susulan atau UKK lebih awal, dll, itu semata-mata untuk mempersembahkan prestasi untuk Smala. Prestasi yang bikin SDC nggak dibubarkan tahun selanjutnya. Sudah, nggak lebih.

Dan yang terakhir, IRI-kah kalian dengan kami? Kalo iya, silahkan jawab iya. Jangan munafik. Kalian pasti mikir ‘He Smala champion pek, kok isok yo?’. Jujurrr lagi, kami tidak pernah menyangka akan jadi juara, ini semua lo juga berasa masih kayak mimpi buat kami. Kami memang menargetkan juara, tapi sesungguhnya di hati kecil kami, kami mbatin apa kami bisa ya? Kami yakin seyakin-yakinnya kalo Frateran atau Sanmar Malang yang juara, tapi kami nggak punya kuasa apa-apa kan? Kami cuma bisa menerima takdir dan bersyukur. Kalian mungkin mbatin juga SMALA baru pertama kali best three langsung juara pasti ada campur tangan kak Diego. Aku tegaskan, Kak Diego, nggak ikut memberi penilaian apalagi mempengaruh proses penilaian! Kami meraih dengan keringat usaha kami sendiri. Belum lagi kalian melihat properti banner kami yang katanya meniru properti kalian tahun lalu. Bahkan kami barusan tau kalo kalian punya properti yang modelnya kayak gitu taun lalu setelah kalian mengoar-ngoarkan. KAMI SAMA SEKALI TIDAK BERNIAT UNTUK MENIRU, KARNA KAMI TIDAK TAU. Nggak bisakah kalian sedikit berprasangka baik pada kami?

Cuma SMALA dan sekolah kalian sekolah negeri yang tim dance nya lolos Big Five, dua tahun berturut-turut (2012-2013). Ditambah kita sama-sama dianggap sekolah bagus. Ditambah lagi tetanggaan. Kurang apalagi untuk nambahi gimana sengitnya persaingan antara kita? Sampe setiap babak Top Ten Big Five Best Three, yang selalu diungkit adalah SEKOLAH KALIAN/SMALA MASUK NGGAK? Itu selalu jadi pertanyaan yang terlintas setiap setelah pengumuman. Seakan-akan kompetisi ini yang ikut cuma dua, SEKOLAH KALIAN dan SMALA. Nggak peduli masuk atau nggak, merugikan atau menguntungkan, asal salah satu dari kita nggak masuk kita seneng. Ini kan, ini kan masalah yang sama-sama kita hadapi. Apa kita sudah sejak awal didoktrin oleh senior untuk membenci satu sama lain aku nggak berani bilang, tapi nggak bisakah kita selesaikan semua ini dengan baik?

Tolong sportif, apapun hasilnya tolong diterima dengan lapang. Kami sudah berusaha sabar ngadepin tweet-tweet kalian yang bikin panas, tapi kami mbales ta? Kami juga punya batas kesabaran. Tolong rasakan jadi kami, berada di posisi kami! Gimana rasanya kalian ketika lihat pengumuman di koran SMA XXXXX? Ketika kalian ngetweet terlalu berkoar-koar ketika kami lagi ngucapin syukur, ketika kalian menghakimi ini hanya drama DBL ketika SMALA yang masuk best three dan SEKOLAH KALIAN & SINLUI nggak masuk? Kalian bisa bayangakan BETAPA SAKITNYA diperlakukan seperti itu?

Kami tidak menuntut kalian untuk minta maaf, atau apalah yang bisa buat kami senang. Kami hanya ingin kalian lebih bisa mengendalikan emosi. Adalah hak kalian untuk menulis apapun di twitter kalian, kami tidak melarang. Tapi tolong kendalikan emosi, karena belum tentu semua yang kalian tulis itu ada benarnya dan selanjutnya malah menyakiti hati orang lain. Selebihnya, kami yakin kalian sudah cukup dewasa untuk tau mana yang baik dan buruk.

Saya, atas nama SDC meminta maaf sedalam-dalamnya bila selama ini SDC pernah menyakiti hati kalian dan menyinggung perasaan. Kami hanya menyalurkan isi hati kami dan berharap kalian bisa memahami. Ini bukan dalam rangka menjelek-jelekkan, tapi hanya ingin masing-masing sedikit lebih introspeksi lagi. Semoga kedepannya kita bisa saling mendukung, sebagai sekolah negeri yang sama baiknya dalam hal dance. Bukannya seperti ini.


Sekali lagi, maaf kalo menyakiti hati. Kami tidak ingin mencari masalah dengan kalian, kami ingin menyelesaikan masalah. Terima kasih. Mohon ditanggapi secara dewasa.