Pages

January 29, 2017

Sunrise Over Sunset.

"Sunsets are for the romantics, for the idealists and the believers. For those fond of the calm, those who’ve been sheltered, who’ve never had to weather a storm. 
But sunrises, sunrises are for the survivors, for the ones who’ve weathered storms, the ones left standing after the hell of a night in the er, the ones holding your hand through darkness, because they’ve learned to only need the light inside them. 
Sunsets are for first dates, for exchanging names and hobbies and talking about dreams.  Sunrises are for the few who will survive nightmares with you, who will help you fight monsters and slay dragons. 
Sunsets are for promises, but sunrises are for reality, for the grittiness of it, for the bags under your eyes, messy hair and spotty skin. 
Ranu Kumbolo, 2 Juni 2016 (Shot by Dina)

Sunrises are where life begins. 
So, I guess what I’m saying is - fall asleep only next to the ones you want to see the first thing in the morning."
(Marina V. -
you asked me why I used to sneak out in the middle of the night)

January 28, 2017

Stars.

I didn't know what my favorite thing in the universe back then.....until I started seeing him and found a scattered beautiful piece the world offered me in coincidence.
He brought me to my very own melancholia I'd always tried to refuse, pretending I was the happy girl who would never let dramas and tears going my way, soaking up in forced smile believing it was real.
You know, it was. But somehow, he let me be vulnerable enough I could finally see a different version of myself, the one I never knew I had. He introduced me to long cold nights feels fast, bright skyline from the hill among darkness, the cruel world and my own damned self, my raw self, and deep conversation about everything and nothing, all at once.
He reminded me of something I'd always had but never realized, something which actually soothes me better than anything else.
He re-introduced me to the splendor of my long-lost best friend, my tranquility, my shelter,
my favorite thing in this universe, my name,
stars.

There once a time I hated my mom for giving such name, 'Bintang'. I know it has a beautiful meaning, but Bintang.....mom I hate that name. But now, Bintang is slowly becoming my favorite part written on my identity card anywhere.


I just realized I love stars.
They are hope, symbolic idea of purity and sincerity. They crashed, burned, and exploded, but they shine ever since. They are there, in all the blackest black the sky might be. But they will always be there anyway, coming every time back and forth to put on lights and colors. And I think, they can be the best-est best friend everyone could have, if only they let them, because of that. They will never leave you, no matter what.
Every time I look at them, I feel relieved. I feel tiny but whole. What comes next is an unbeatable serenity, a sudden peace, and a heartwarming feeling.
Stars will forever be my best medication.

Why-Do-Stars-All-Look-Almost-the-Same-Size-ftr

If only I had the chance to meet him again in such spontaneous midnight short trip chasing sunrises, I would ask him to come with me to where we started, where I began to tilt my head up to the sky in amazement to discover again those endless beauty.
Not to recall nor repair what's been broken, but simply to thank him for re-connecting me and my name, me and the universe, through stars.

January 19, 2017

We Don’t Know How.

Can't find any better words 
(happens to me every single time)

January 18, 2017

Hanya Sekedar Mencurahkan.

So..hai

Sejujurnya aku nggak tau akan menulis apa saat ini. I just know I want to write.
Btw tadi siang Nanay bilang, "Beth, oi, blog lu kemana kok kaga ada?". Well, hehe. Such an honor sebenarnya knowing there's this one person care enough about you and take their time to read your trashy words.

I changed my address recently anyway, if you notice (and you should have known). From betharisible.blogspot.com to betharibelliousrip.blogspot.com for.....no particular reason actually. Sebenernya sudah cukup catchy nama betharisible itu, but....risible, yang dulu aku pikir akan terlihat lucu, semakin kesini semakin terlihat no sense. Ya kali bro bethari bikin ngakak (which risible means in Bahasa) so... I tried to find more relatable address. Since this blog is basically hanya berisi curahan hati dan pemikiran cetekku yang suka memberontak maka jadilah.

Anyway you can stop here. Aku yakin this post is going to be full of shits and if you cant bear then just leave.

Lanjut, sebenernya ada dua calon yang nama yang sempat ku pertimbangkan: bethariotousrip.blogspot.com or betharibelliousrip.blogspot.com. Well seperti yang sudah kita tau bersama, aku jadi pake yang ribelliousrip. Kenapa ya...aku pun nggak tau. Sebenernya lebih sreg sama yang riotousrip but I love how good the letter L sounds altogether with my name so yea the rest is obvious. One unimportant enough stuff for you to know, check.

Anyway, I am being unstable lately. Sejak kemaren sih sebenernya, makanya buka blog lagi (if you could see, saat-saat Bethari menulis biasanya adalah saat-saat Bethari galau). Biasa, bawaan PMS kali ya. Aku pun bingung, dulu jaman masih SMP sampe awal-awal kuliah, aku berani mengklaim bahwa mens affects me nothing. Aku nggak merasakan mood swing, ga ada namanya dilep (sakit perut pas mens kalo di Jawa), atau PMS yang suka tiba-tiba marah-marah sendiri.... (OR DID I UNCONCIOUSLY DID THAT? sorry then hehe). Jadi suka menganggap remeh dan underestimate cewek-cewek yang sok lemah gara-gara lagi mens cos gurls, you are exaggerating your pain!!!

Semakin dewasa, kayanya aku semakin menyadari, mens ternyata benar-benar did me something.
Kan, Bethari suka jilat ludah sendiri memang.

Sejak semester 4 kemaren, aku merasa aku semakin sensitif setiap lagi mens. Seasonal hormones attack, yea. Entah, tiap mens bawaannya mellow. Mellow-nya kenapa juga ngga tau kenapa, pokonya jadi sendu. Contoh paling nyata, sejak kemaren aja aku pasang palylist di spotify sad and ballad songs, atau break up songs, or basically any songs fit my blue mood.

Begitupun saat ini.
I am not sure what makes me sad...I just feel sad dan nggak kerasa eh nangis,
WHAT IS HAPPENING TO ME? WHERE DID THE STRONG BETHARI GO AWAY? KENAPA AKU JADI LEMAH BANGET BRUHHHH?! WHY?! WHY?!?!
Hmmm...entah.

Dari dulu suka mikir gitu loh, everytime we feel something, has it come to your mind that it is actually our minds playing fools?
Pernah mikir nggak sih, misal ketika kita lagi merasakan sedih....apakah yang kita hadapi benar-benar sebuah kesedihan yang layak diratapi? Atau itu hanya sesederhana pikiran kita yang KECEWA dengan kenyataan? Ketika kita merasakan sakit....apakah yang kita rasakan benar-benar sakit? Atau sekedar sebuah perasaan lelah yang salah dipahami menjadi sebuah kesakitan?

That's why aku selalu ingin jadi perempuan yang kuat. And by strong here, I mean, aku selalu berusaha semampuku untuk tidak salah menerjemahkan kenyataan sebagai masukan untuk reaksiku.
Aku benci orang yang lemah, yang nggak mau kena panas, nggak mau keringetan, nggak mau naik angkot/motor, nggak mau susah, yang gampang bilang capek, yang gampang bilang sakit atau pusing...
Intinya, aku benci sesutau yang mengindikasikan kelemahan. I am not saying aku nggak kayak gitu, karena at times, aku masih suka mengeluh tentang hal-hal di atas juga. And I am not saying semua indikasi kelemahan benar-benar menunjukkan orang tersebut lemah, karena you can't choose a personality.....BUT HEY, YOU CAN CHOOSE AN ATTITUDE!

Iya, aku benci orang lemah karena terkadang, mereka lemah karena MEREKA BERPIKIR MEREKA LEMAH, which in reality, THEY ARE NOT AT ALL. Work on this bro, work on your attitude not to state how you are just because you think you are. Jangan membuat seakan kamu gampang sakit (yang bisa membuatku ilfil setengah mati kalo kamu penyakitan) hanya karena kamu mikir kamu sakit, padahal kamu sehat! Totally healthy! Jangan bilang kamu sakit kalo kamu cuma pusing, pilek, batuk. Why? Karena pusing, pilek, batuk, bisa sembuh (or at least, nggak kerasa) hanya dengan PIKIRAN YANG BAIK. Iya, pikiran yang baik. Pikiran kalo gitu doang mah bukan sakit, itu lagi apes aja kena virus. And bam! Besok kamu akan benar-benar sehat!

Train your mind to think clearly and yourself to handle more.
Set higher standards for your body. Karna kalo kamu mikir kamu sakit, kamu akan bener-bener sakit.
Believe me, this is what I have been doing to my self these past years.

Sincerely, me, yang dulu penyakitan parah (asma+sinus, tiap bulan ke rumah sakit karena sesak nafas dan end up pake selang oksigen dan yang tiap 3 hari ke fisioterapis buat nyembuhin) BUT ALL GONE sejak suka olahraga dan selalu berpikir bahwa aku sehat dan sama sekali nggak sakit, yang nggak pernah opname seumur hidup, dan terakhir kali sakit cuma demam semalem doang awal tahun lalu.


(Kan, tulisan ini nggak penting lagi isinya. Aku bilang apa, ngapain dilanjutin baca)

January 17, 2017

Sad, Without Knowing Why.

There will be times when you just feel sad, without knowing why.
Like something is taken away, even yourself does not know what is being stolen. Like everything is vulnerable you can hold onto nothing when all in reality, you have everything it takes to hold onto.

There are times when you feel empty.
Like life is cruel enough to take back the colors it brought to you the previous days but those colors are basically everywhere you see. Like hating and complaining seem to be the only understandable thing to do yet you have no right to blame, you completely realize it....cause you know it is you, and yourself alone, the only one to blame. And you try to avoid it, you know you're wrong you just can't bear the feeling of regretting something you knew you could always try to make it better but somehow you didn't.

Pride takes away everything.
It is hard to be the strong girl you wish you could always be, the one you wish everyone wanted you to see.

Long story short, this girl writing this, is stupid enough to let everyone see her tough and strong but at the same time, wants to be seen as soft and needs to be protected. Yes people, her insecurity drowns her at its finest.........and she doesn't even know what's gonna make her feel better at the moment.

"This too shall pass", she reminds herself as she drowns herself to her own messy thoughts.

January 10, 2017

Old Time Stories.

Lollipops turn into cigarettes.
The innocent ones turn into sluts.
Homework goes in the trash.
Mobile phones are being used in class.
Detention becomes suspension.
Soda becomes vodka.
Bikes become cars.
Kisses turn into sex.
Remember when getting high meant swinging on the playground? When protection meant wearing a helmet? When the worst things you could get from boys were cooties? Dad’s shoulders were the highest place on earth and mum was your hero? Your worst enemies were your siblings. Race issues were about who ran the fastest. War was only a card game. And the only drug you knew was cough medicine. When wearing a skirt didn’t make you a slut. The most pain you felt was when you skinned your knees, and goodbyes only meant until tomorrow?
And we couldn't wait to grow up.


Words from here

January 5, 2017

Does Time Really Heal?

Or is it just us...dealing with our past?

Kemarin, ada notification baru di askfm which got me thinking about it.

Does time REALLY heal?
I don't think time heals. But I do agree, as time goes by, we are slowly forgetting, yang pada akhirnya, mengaburkan pemikiran kita bahwa time heals, which again, it doesn't.

Aku selalu percaya bahwa tidak ada kekuatan di luar diri kita yang mampu mempengaruhi kita sebesar itu, kecuali kita mengizinkannya.
You know, "An entire sea of water can't sink a ship unless it gets inside the ship."


Kenyataannya, waktu tidak menyembuhkan apapun. Kita yang menyembuhkan diri kita sendiri.
Dengan cara? Mengizinkan pelupaan itu datang ke diri kita.


***

Aku yakin ada tiga fase dalam proses moving on.

Pertama, adalah menerima. Menerima bahwa itu adalah masa lalu yang buruk. Menerima bahwa mereka menyakiti kita, Menerima bahwa mungkin kita memang cukup bodoh membiarkan mereka menyakiti kita. Atau sebaliknya, bahwa kitalah yang jahat. Menerima bahwa mereka punya hak untuk menyakiti kita atas yang kita lakukan. Atau secara umum, menerima segala hal yang pantas kita dapatkan atas apa yang kita berikan, in any cases.

Kedua, adalah memaafkan. Mungkin ini adalah fase terberat. There will be times your self has their own doubt, you will have battles inside along the way....sejenis ingin tapi tidak ingin.

"I'm afraid to stop missing him. If I’m being honest, I’m scared
to know what it feels like to be okay again without him.
I can feel it happening. I’m slowly forgetting how happy he made me.
I’m drifting away from the memories and magic we made.
And every day, I start to miss him a little less.
But what exactly happens when I don’t miss him anymore?
I don’t want to drive by the elementary school and not
remember our first kiss. I don’t want to go to the pumpkin
patch and not remember our first big, blow-out fight.
I don’t want to go to the baseball field sand not remember
exactly where I was sitting when I fell in love.
I don’t want to stop missing him. Missing him is the only way
I can remember him, and I’ve already lost so much of him.
If I don’t miss him, I won’t think of him.
I don’t want to lose those memories, too.”

Sejenis itu. But hey, once you forgive, it is the time you will finally feel relieved. I've been there. Memaafkan, sejelas apapun kita tahu kita ada di pihak yang benar, akan mengembalikan lagi ruang yang dulu kita berikan sepenuh hati untuk membenci atau mengeluh.

Ketiga, adalah melupakan. Ya, sesederhana melupakan...dan biarkan menghilang, dan jangan dicari. Ini adalah fase yang seharusnya terjadi secara natural. The problem is, akan ada saat dimana kita merasa kita takut melupakan. You will slowly forget, and no, you don't have to feel sorry. It is never a mistake for doing so. Dan yang harus dilakukan adalah sesederhana menerimanya. Terimalah bahwa suatu saat, seseorang yang pernah menjadi bagian berharga dalam hidupmu, mungkin pada akhirnya memang hanya akan jadi kenangan. 

***

Once we accept and forgive, we are allowing ourselves to deal with our past, with ourselves.
See? Time doesn't heal. We heal ourselves.


And.....what if in the end of the day we still can't forget them?
Well, maybe, just maybe, they do deserve that little spot in your heart.



***


P.S.
Anyway, siapapun kamu yang ngirim question itu,
I appreciate your kind words so much.
Aku memaksudkan blog ini sebagai platform
introspeksi dan pemikiranku aja,
but if it happens to inspire you,
then I couldn't be any happier!
Semoga kita selalu berusaha jadi
better version of ourselves tiap hari ya!

(dan membayangkan seorang Bethari yang
reckless dan impulsif kayak gini
ngomong kata-kata penyemangat sejenis itu
semoga nggak membuatmu pengen muntah ya)

To Sum Up The Perfect Year #3

So here we are pada penghujung penggalan cerita 2016 ini. Ternyata beneran sampe #3 yah.
Akhirnya aku menemukan keinginan untuk menulis lagi setelah suntuk dan mager kemaren. Dan....ini udah H+4 2016 HE HE but who cares anyway?
Kayanya aku jadi mengerti kenapa sinetron Indonesia makin ga bermutu. Yaitu adalah karena... ketika sesuatu sudah nggak ada harapan untuk dilanjutin, why bother? As we know since forever, sesuatu yang dipaksanakan hasilnya nggak akan bagus. That's whyyy, salah satu decision making terberat menurutku adalah memilih untuk holding on atau letting go, dengan berbagai macam pertimbangannya. You can't really tell which one will give you better future, jadi most of us, pada akhirnya memutuskan untuk mencari cara aman, yaitu holding on dengan pertimbangan karena hasilnya sudah langsung bisa diamati, yang menurut mereka lebih jelas apa faidahnya. Dalam kasus sinetron Indonesia, para produser itu akhirnya memilih yang saat ini memberi banyak rating, yaitu melanjutkan. Padahal dari sisi lain, ceritanya sudah terlihat nggak nyambung dan (bukan terkesan lagi, tapi benar-benar) dipaksakan. Pada akhirnya, menjamurlah drama Korea, series dari Turki, dan sinetron India.
You know, people. Salah satu masalah terbesar manusia adalah, kita terlalu gengsi. Iya. Kita tahu kita salah, tapi gengsi minta maaf. Kita ga punya duit, tapi gengsi makan di emperan. Kita tahu ceritanya udah nggak nyambung, tapi gengsi mengakhiri karena rating lagi bagus. Mungkin kita perlu ada pelajaran namanya MENGAKUI. Karena akan ada suatu saat dimana kita harus mengakui kita punya kekurangan, dan sedalam-dalamnya berbesar hati menerima simply to remind ourselves kita juga manusia, dan nggak ada yang menuntut kita untuk selalu terlihat flawless dan berujung stress kalo kita nggak bisa memenuhinya. Society's opinion of perfection is rude, I know.
So, back to topic yang sudah melenceng-lenceng ini. Di post terakhir ini, aku mau bahas highlights tahun 2016. Lucky me, those highlights mostly adalah wishlistku. Yang membuat aku sangat sangat bersyukur sama Allah karena dikasi kesempatan untuk mewujudkan dan mengalaminya, secepat ini.

Di atas awan di Atap Jawa...dan satu atap di tanah Sunda!
Berada di ketinggian 3676 meter di atas permukaan laut, Mahameru, puncak tertinggi Jawa, adalah sebuah pikiran yang nggak pernah aku bayangkan akan terwujud. Seorang Bethari jaman SMA mungkin nggak akan pernah menyangka bahwa dia yang gendut, mager, dan pernah menulis post berisi harapan untuk naik Semeru itu, itu akan sudah mendaki 4 gunung tiga tahun kemudian sejak post itu ditulis. Dulu, dulu banget, jaman 5 cm booming banget, aku bahkan nggak nonton film-nya. Simply because aku seyakin itu sama diriku kalo aku nggak akan sanggup naik gunung, jalan berkilo-kilo, bawa beban berkilo-kilo juga, dan cuaca yang sedingin itu, dan lagipula, siapa yang akan mempercayai kalo aku bisa melakukannya dan ngajak naik gunung. But I knew, deep deep down, aku sangat ingin coba. At least, kalau pada akhirnya aku memang nggak ditakdirkan untuk jadi anak gunung khas pecinta alam, aku akan mecoba naik gunung sekali.
Dan guys, I am telling you, naik gunung adalah sebuah adiksi. Maybe I'll wrte soon tentang adiksi ini, dan tentang perjalanan Semeru ini (since suatu hari Bang Doan -dia adalah yang pertama kali, pertama kali, percaya bahwa aku pasti bisa naik gunung- pernah bilang, 'ditulis Beth ceritanya, biar nggak lupa' and yes! I will, Bang!). Iya, naik gunung memberikan tantangan sekaligus ketenangan. Suatu perasaan yang nggak bisa dijelaskan. And if you happen to hike someday, I suggest you to really find a time, ketika kamu hanya sendiri dan memandangi pemandangan itu, pemandangan apapun. Aku melakukannya di Mahameru, maybe you'll end up crying....either for no particular reason, atau bahkan because of too many reasons.
Mendaki Semeru membuatku benar-benar bersyukur, aku masih diberi kesehatan dan kekuatan untuk menikmati ciptaan-Nya yang luar biasa, dan tentunya, ketemu temen-temen yang saling menyemangati selama perjalanan. Mulai dari air minum bersama dari perjalanan dari Ranu Pane-Ranu Kumbolo, perjalanan cari air minum di Kalimati, berbagi coklat di perjalanan menuju Mahameru, kaki-kaki lecet selama turun dari puncak, sampe kehabisan minum dan mencuri semangka (dan meninggalkan sejumlah uang, tentunya) ketika kehabisan minum dari Ranu Kumbolo.
Apakah Mahameru yang aku cari? Bukan munafik, tapi iya, aku mencari Mahameru. Tapi yang aku dapat lebih dari sekedar Mahameru dan segala keajaibannya, yaitu bahwa we are not in a competition with anybody, kita berkompetisi dengan diri kita sendiri, untuk berjalan lebih jauh, mendaki lebih tinggi, memanggul lebih berat, dan meyakinkan diri kita bisa lebih apa yang kita pikirkan selama ini, and above all, tetap menikmatinya.






Salah satu pencapaian lain adalah bahwa tahun ini aku mendaki dua gunung, dimana yang satunya adalah...Manglayang! Gapernah denger? Well, gunung ini memang nggak tinggi. But Goddd, I hope you knew medannya sama sekali nggak gampang. Bahkan, di banding medannya Semeru dari Ranu Pane-Ranu Kumbolo, aku lebih milih medan itu meskipun harus 5-6 jam. Karena Manglayang....kayak panjat tebing! But really, it was fun! Salah satu malam yang indah (basically semua malam yang kuhabiskan di gunung adalah malam yang indah). You know, bermalam di gunung itu....syahdu. Semua cerita, ketawa, nangis, ditemenin bintang, angin yang semilir, I mean.. what could've been better? Mendaki gunung itu mengubah orang nggak dikenal menjadi teman dan teman jadi sahabat, dan aku bersyukur Allah kasih aku kesempatan dan kesehatan untuk pernah mendaki gunung.



Mewujudkan mimpi yang hampir mustahil....menjadi model dan shooting!
My ultimate dream, yang selalu impikan, dan selalu aku jaga, meskipun aku tahu, sepenuhnya tahu, bahwa itu hampir mustahil, adalah menjadi model. Baik itu jadi peragawati, photo model, model iklan atau atau model apapun, atau Puteri Indonesia bahkan. Melihat badanku yang sejak awal sudah nggak memenuhi kualifikasi, aku akhirnya nggak pernah menaruh harapan tinggi untuk mewujudkannya...sampai tibalah aku di fase desperate. Oke, sampai kapanpun aku nggak akan pernah jadi model dan photo shoot lewat jalan ini, jadi aku akan mewujudkannya lewat jalan yang lain. Aku akan jadi wanita hebat, yang dikenal di seluruh Indonesia, sampai suatu hari, aku akan ditawari jadi cover sebuah majalah dan photoshoot!
Guys, let me tell you a secret to success. I don't have the capacity to tell this thing to you actually, but this one time I tried, it worked! When you really really want something so bad, what do you do? Sure, ok. Work that ass off, check. Pray, check. And? That's all? Well, I think you should add this to the recipe: visualize. Yes, visualize. Bayangkan kamu menjalani hidup yang kamu mau. I've been doing this since forever. One time, aku bingung apakah aku akan memilih UI atau ITB, but everytime I try to visualize my college life, yang keluar selalu aku lagi pake jamal toska. And I am here.
Aku selalu ingin jadi model, and I've been visualizing myself as a supermodel (like, really visualize it, I have my own imaginary red carpet, spotlights and cameras, and practice body and face pose like everyday...though I know this might lead me nowhere). But gosh, here I am.










Here. I. Freaking. Am.
Aku selalu ingin jadi Gadis Sampul. Tapi karena dulu kulitku sangat nggak sehat (you know, Surabaya phew), maka aku memutuskan I will try Wajah Femina or something else ketika aku lebih prepare. Mungkin ini cara Allah untuk mewujudkan mimpiku. Lewat cara lain, yang sama sekali nggak disangka. I am gonna be the face of a beauty product! I am having my own commercial series! Dan salah satu yang paling aku syukuri, aku jadi benar-benar tahu proses bikin iklan yang ribet dan kenal orang-orang di balik layar yang bersusah payah tapi nggak kelihatan di iklannya.
Life has a way of working out. Kamu cuma perlu percaya kalau Allah selalu punya cara-Nya sendiri yang indah, seperti mengenalkanku pada Juna, yang pada akhirnya cukup membukakanku pada pikiran gila yang sama sekali nggak aku pertimbangkan.
Anyway, if you have that curiosity about how the commercials turned out to be, this 3 minutes video won't take much of your time!

Ke Bali dan ketemu orang-orang luar biasa!
Ini adalah sebuah kejutan, yang benar-benar kejutan, yang Allah kasih sama aku tanpa pernah aku minta, dengan kebetulan yang sungguh indah. Percayalah temen-temen, Allah selalu tahu apa yang ada di hati makhluknya. Aku sangat yakin, Allah ngerti betapa sedih dan menyesalnya aku atas segala kehidupan percintaanku, dan Dia memberiku ini, untuk mengingatkanku bahwa dibalik sebuah 'goodbye' akan ada sebuah 'hello' yang sama indahnya, dan aku benar-benar bersyukur aku terpilih jadi SALAH SATU, dari 9000+ peserta yang daftar Marina Beauty Journey 2016. Benar-benar bersyukur.
God, aku dipertemukan dengan banyak orang hebat di sana yang membuatku merasa sangat kecil dan nggak ada apa-apanya. Ada Zulfa, yang masih SMA tapi followers ig-nya udah belasan ribu, ada Vania, yang seumuran sama aku tapi pencapaian di bidang design dan model-nya udah jauh, jauh lebih besar daripada aku, ada Kak Nana, yang sudah sangat dekat dengan mimpinya untuk membuka studio design sendiri, dan ada banyak sahabat-sahabat baruku yang lain dari seluruh Indonesia yang benar-benar menginspirasi. Termasuk salah satunya adalah cici Rini Cesillia. Salah satu orang paling rendah hati yang pernah aku kenal. Aku nggak pernah menyangka kalau suatu saat aku akan pernah mengenal seorang beauty blogger terkenal kaya ci Rini, yang menurut rencana Allah, harus dipanggil secepat itu. Dan aku sungguh nggak respek sama Tribunnews yang menempatkan judul berita kepergiannya secara nggak manusiawi. Ci Rini, yang bahkan ngajak aku foto berdua duluan, yang nangis duluan waktu perpisahan, sama sekali nggak berhak atas judul berita se-sampah itu (Tribun, I warn you). Dan aku sungguh bener-bener bersyukur Allah sempat pertemukan aku sama Cici yang sebaik dan seinspiratif itu. Belum lagi aku ketemu sama Kak Gita yang happened to be my roommate karena Juna yang ngga jadi berangkat (I'll write about this heartbreaking news ASAP, I SWEAR I WILL!) yang seru banget jadi temen cerita mulai dari percintaan, sampe tentang masa depan (Kak Git, if you happen to read this post, aku doakan segera dipersatukan Tuhan sama pacar kakak sekarang yah dan semoga aku bisa menyusul kakak dan Juna untuk AIESEC sebelum lulus!),, kak Veve yang ternyata adalah penyiar terkenal di Gen FM tapi tetep sangat down to earth dan menginspirasi, kak Kiky yang cerita suka-dukanya jadi Digital Marketing-nya Marina, seminar sama Jovial Da Lopez, liburan sama Marcel Chandrawinata, dan sempat ngobrol dan talk show sama Niluh Djelantik (yas, Niluh Djelantik the world-ly known brand!). And btw, did I mention that di Bali ini, aku benar-benar dimanjakan? I slept at Rimba by Ayana Resorts, makan di restoran Ma Joly by the beach, dan dikasi banyak produk Marina yang TERNYATA, BAGUS JUGA! (this is not a sponsored post yak).
Mungkin suatu saat aku akan tulis cerita tentang ini, karena disini aku benar-benar bertemu orang-orang yang menginspirasi dan aku harap kita benar-benar bisa jadi keluarga sampe ke depannya.

@Niluh Djelantik with Niluh Djelantik herself

Liburan sama Marcel

Jovial Da Lopez
Marcel Chandrawinata (anyway dia sangat rendah hati dan mingling guys!


And being your future leaders, people!
Yas. Tahun 2015 aku sempat ikut seminar XL Future Leaders dan diniati daftar, dan ternyata...lolos berkas pun enggak. Sampe akhirnya 2016, aku nggak sempet ikut seminarnya dan daftar dengan mepet-mepet dan nothing to lose karena takut berharap tinggi tapi nggak dapet. But gosh, setelah adanya drama ini itu, tibalah suatu hari dimana Icuk ngechat aku 'Beth, kamu lolos xlfl ya. Mau tes hari apa?' dan jeder!!! Hatiku tiba-tiba deg-degan dan duniaku tiba-tiba penuh bunga. AKU LOLOS BERKAS XLFL? Seriously....dan ternyata benar! Tapi, masalah baru muncul, yakni, batas maksimal konfirmasi adalah 12 hari sebelumnya......dan aku langsung lemes pengen nangis karena udah membuang kesempatan berharga karena keteledoran ini. Tapi dengan berbekal tekad kuat, aku tetep kirim semua persyaratannya dan konfirmasinya. Dan aku tetep bisa ikut tes selanjutnya!
Waktu itu ada tes Bahasa Inggris (seperti pada umumnya), dilanjut tes GMAT (cukup sulit tapi seru....DAN CAPEK), terus langsung pengumuman dan pas pengumuman jantung udah kayak mau copot. Lolos, langsung lanjut tes tentang isu terkini (problem sloving) dan dikasi waktu 10-15 menit untuk menyiapkan presentasi. Dan dengan keberanian tiada gentar dan semangat NOW OR NEVER, aku memilih presentasi pake Bahasa Inggris. Dan lalu dilanjutkan dengan FGD. I am telling you, rasanya sehari tuh capek banget. Ya bayangin aja, ada 4 tes sehari dan semuanya butuh konsentrasi dan yang bikin jantungan adalah hari itu langsung pengumuman yang lolos tes interview dan harus buat CV untuk keesokan harinya. Sumpah ya, itu salah satu hari terlelah tapi ther-worth it dalam hidupku. Setelah pulang tes capek banget jam 4-5an sore, mandi, bersih2 dan tidur sampe jam 7 malem, bangun2 deg2an karena langsung pengumuman. Alhamdulillah, lolos dan langsung begadang sampe jam 3 buat bikin CV (that was my first time ever bikin CV), dan besoknya langsung tes interview jam 7.30 pagi. Bisa dibayangkan betapa keosnya ya. But I thanked God, so so much, for letting me know him that time yang sudah membantuku banyak banget hal mulai ngirimin CV, bangunin, dan believing in me yang membuat aku kuat menjalani semua itu.
Hingga pada suatu hari yang indah, 20 Oktober 2016, tibalah pengumuman itu. Yang membuatku seneng sampe hampir nangis (dan what makes me even happier adalah, orang yang pertama kali tahu, yang lagi sama aku, saat kabar bahagia itu adalah dia yang sudah membantuku selama tes -one of the best moments ever!). Gosh, I am one of the selected 150, out of 12000 throughout Indonesia!
Akhirnya, tibalah pula National Conference 18-19 November 2016, ketemu sama orang-orang yang sekali lagi, sangat luar biasa! CEO XL, Chatib Basri (mantan Menkeu RI) dan selfie!, dan tentunya, temen-temen sesama awardee Batch 5 dan kakak-kakak yang baru graduate Batch 3.
Anyway, di NatCon, ada game namanya Lead Indonesia. I am telling you, this game is insanely brilliant! Di game ini, 150 orang dibagi menjadi 6 kementrian, dengan 3 milestone sesuai program masing-masing kementrian. I was at the Ministry of National Development Planning (and became the Director of Strategic Planning) then reshuffled to Ministry of Industry. Best thing: both did a great job. My former ministry placed 3rd and current ministry ended up 2nd!
Salah satu yang aku pelajari dari game ini adalah di pemerintahan, kamu nggak akan mendapatkan hidup yang tenang. Itulah kenapa aku sebenarnya takut kerja di pemerintahan, karena artinya aku akan memberikan semua tenaga, pikiran, dan waktuku untuk memikirkan negara dan rakyat. No, bukannya aku nggak mau. Masalahnya, akan ada banyak penolakan dan lika-liku sepanjang perjalanannya, you have a lot (like a lot) to be considered: ekonomi dan stabilitas negaramu, reaksi rakyat atas keputusanmu, dampak sosbudnya, dan maybe, simply bagaimana langkah apa yang kamu ambil kalau ada pejabatmu yang ditangkap KPK... dan banyak hal lainnya (dan saat NatCon semua itu benar-benar disimulasikan). Well, I am just....not ready for the big big responsibility, and still wonder if I could do that. But hey, bukankah itu alasan kita belajar?


Smalane XLFL Batch 3 & Batch 5

Ashandi Triyoga Prawira alias Icuk, penyampai kabar bahagia

With former Minister of Finance, Chatib Basri

And my winning team: Ministry of Industry!

So guys, to sum up this series, indeed, I want to remind you to just go for it. Give it a shot. Try. And when you fail, stand up. Try again. And if you feel like it's getting impossible, visualize. Karena pada akhirnya, aku percaya jika Tuhan memang benar-benar memeluk mimpi-mimpi kita. There will be hard times and people who stands on your way the other times, tapi selama kita sudah bermimpi dan berusaha, Tuhan akan wujudkan mimpi-mimpimu satu per satu, dengan cara-Nya, dengan begitu indahnya.
I'm not playing saint, I am not better than whoever you are and we are all still learning tho.
Aku hanya ingin mengajak kita untuk sama-sama menjaga mimpi-mimpi itu, sampai Tuhan tunjukkan kuasa-Nya dan mengubah kekecewaan jadi rasa syukur.

Let's be better together and help others to win!

XOXO

January 2, 2017

To Sum Up The Perfect Year #2

So I think it's enough about love. More than enough I must say, because my 2016 was almost ALL about love and I'm getting sick of it okay. Jujur yah, aku sangat bersemangat memperbaiki diri tanpa mikirin cowok dulu, karena sesungguhnya tahun lalu sudah lebih dari cukup untuk pada akhirnya ku benar-benar mengerti cinta. Mungkin nggak benar-benar master cinta (because again I have only 1 ex, if he #2 doesn't count) and just how come a girl with only 1 ex could be the master of love? Tapi sejak aku benar-benar mengalami hubungan yang sedalam itu (I mean not the chimpy one), I can say aku sudah mulai jago soal cinta. BUT, I am not blocking myself dari siapapun, I mean....hanya semacam.... masih sedang ingin menikmati penyesalan dan serpihan rasa yang masih tersisa sampai akhirnya aku mungkin benar-benar siap memulai lagi.
Ok stop, not about love again sebelum aku muntah pelangi (imagine line sticker).

This post, I am going to really, really thank God for every tiny opportunities leading me to new experiences. Sebenarnya ini jatuhnya kaya highlights selama 2016. Kesempatan yang berubah menjadi rasa syukur karena Allah memberi tanpa aku meminta. Highlights yang nggak ada wishlist tapi terjadi, dan aku sangat bersyukur karena itu terjadi.

Jadi tourguide sehari, bersama IECOM!
Thanks to Hanaya yang pada suatu hari di siang bolong, ngechat seorang yang lagi bete karena harus balik cepet hanya untuk perwalian alias meh, "Bet, Sabtu kosong nggak?" yang berakhir untuk kesenangan sehari! It was January 15 2016. Dan tanggal 14-nya adalah Cultural Night IECOM. Well, ada baiknya nggak kalo aku cerita dulu IECOM itu apa? Anggap ada ya. IECOM adalah Industrial Engineering Competition, lomba ke-TI-an yang diadain ITB tiap 2 tahun sekali and it was HUGE bro, se-ASEAN! Dan yang huge nggak cuma skalanya, tapi juga kebutuhan dananya, dan profitnya. He he. Oleh karena profit IECOM yang katanya subhanallah itulah kita bisa makan-makan steamboat fancy bareng panitia dan....akhirnya terwujudlah jalan-jalan ini.
It was a reallll fun. Salah satu cita-citaku sejak kecil, yang perlahan mulai menunjukkan ketidakmungkinan yang mutlak sembari beranjak dewasa selain jadi pramugari dan model, adalah menjadi tour guide! I mean...how could you refuse a chance visiting places with a bunch of stories behind it, with every surprising facts you might find in every corner and every culture you'll meet in every background each tourist has? Itulah kenapa aku sempat (dan masih, if only I have the chance) bercita-cita jadi sejenis Pak Bondan Winarno atau presenter acara Jelajah atau MTMA gitu, karena kamu dibayar untuk bersenang-senang and what could've been better? What makes me superexcited about the city tour adalah...none of me nor Nanay adalah orang Bandung asli! Tapi kita diminta buat jadi guide Bandung, HE HE. I bet it's because our ability in English (bukannya sombong ini hanya mengira-ngira) karena selama perjalanan kita diminta buat menjelaskan (berdasarkan TOR, tentunya) dalam Bahasa Inggris, karena ada satu tim yang dari Filipina. But turned out, tim Filipina-nya memilih jalan-jalan sendiri jadi akhirnya aku sama Nanay tanya, "Do you still want us to explain in English or not?" dan "Noooooo." so the rest is obvious. Kita jalan-jalan ke Kartikasari, Gedung Sate, Museum KAA, Saung Angklung Udjo (SAU), dan makan di restoran sesuatu (aku lupa oke maafkan), GRATIS and who doesn't love free food?! Yang membuatku semakin senang adalah bahwa karena ini, aku sempat merasakan masuk dan naik ke ruangan paling atas Gedung Sate, yang nggak semua orang bisa masuk dan benar-benar dijelaskan tentang sejarahnya. Selain itu, SAU, yang waktu dikpus hanya bisa dinikmati kemegahannya lewat luar saat observasi karena harga tiket yang mahal, akhirnya bisa aku nikmati dalamnya, pertunjukannya!
See? Allah selalu punya timing paling tepat!

Bethari losing weight IS WAS real!
There once a time ketika Bethari sangat olahraga freak tahun ini. Dan itu adalah saat bulan Februari-April 2016. Dibukanya sebuah gym khusus muslimah (S Fitness di Cihampelas) ini mewujudkan mimpiku untuk lebih kurus karena ada promo 400k buat 2 bulan! Gosh, I hope you knew how hard I worked to lose weight. Dalam 2 bulan itu aku bener-bener olahraga dan strict banget sama makanan. Aku makan nasi sekali sehari, sisanya buah. Olahraga bisa 5x seminggu dan selalu kardio, entah zumba atau lari, yang sekali dateng bisa 2-3 jam nonstop dan hilang minimal 700 kalori. Dan juga, aku minum udah kaya galon berjalan. Badan isi air semua dan rajin banget minum teh hijau. But Gosh, it worked! By the end of April, beratku 50 kg! I lost 6 kilos in 2 months and the result was obvious. Sampe semua orang bilang 'Bethari kurusan banget!' because I WAS.
Sayangnya, badan nan kurus itu hanya bertahan 1-2 bulan karena abis itu aku sama sekali nggak olahraga lagi. Kalaupun iya, cuma naik gunung atau lari 1-2x sebulan aja. Jadi udah jelas badan mulai melar lagi. Tapi untung badan juga lebih toned, jadi kalaupun jadi 56 kg lagi akibat kalap, dia nggak se-chubby dulu.
But one thing I am really grateful of karena hal ini adalah, bahwa aku jadi lebih mengetahui kapasitas dan kapabilitas tubuhku. Dan somehow, aku jadi lebih sayang sama badan! Sejak itu aku jadi selalu minum yogurt dan buah dan bertekad minum 2 liter air tiap hari, which turned out A VERY GOOD IDEA (so you can try too if you want!). Aku juga jadi tahu kalo ternyata badanku bisa kok diajak kompromi buat lari 5k empat kali seminggu, jadi selama ini yang membuatku nggak bisa hanyalah karena aku mikir aku nggak bisa. You know now, prejudice is killing you. Dan itu membuatku lebih semangat untuk olahraga.
Btw, this was me at 50 kgs. You can really see the difference kan?


Taking the role as the project manager as well!
Alias...aku memeberanikan diri jadi ketua MTI CSR 2017 dan kita menamakan Robinhood featuring Paragon 2017. Well, thanks to Kang Fakhri Kahim MTI tercinta karena adanya organogram matriks dan adanya MTI Project ini bisa membuat antusiasme massa untuk ikut meramaikan project2 jadi tinggi. Sebenernya aku memberanikan jadi ketua karena suatu hari David pernah berkata, 'Sebenernya yang dilihat di CV lu bukan cuma skalanya. Perusahaan tuh nggak ngerti bedanya acara A sm acara B apa, tapi dia lihat disitu lu jadi apa. Jadi yang penting lu ketua di acara manapun itu juga udah bagus.'
To be honest, keberjalanan acara ini agak mengkhawatirkanku. As we know, ini adalah proker Kang Fakhri, tapi ini bahkan hampir ganti kepengurusan juga Robinhood nya belum kelar. BUT, I DO HOPE, HOPE, this will turn out just good. Doakan semoga lancar ya seminar dan acara ini :)

Kunjungan Industri at last!
Coba bayangin. Calon engineer yang kerjanya di pabrik (though I dont really wanna work there), tapi nggak pernah ke pabrik. Agak menyedihkan ya bacanya. But lucky me, aku akhirnya merasakan Kunjungan Industri juga! Waktu itu aku ke Multistrada, pabrik ban asli Indonesia (Corsa if you know) dan ke PT. AHM (Honda) di Karawang kalo nggak salah. It was super funnn. Meskipun, ya, pabriknya....panas. And hey, I think this is the ultimate reason aku nggak berminat KP/Magang/kerja di something manufaktur yang berhubungan dengan dunia yang sungguh lelaki ini. Tapi, yass, aku masih sangat bersyukur dikasi kesempatan ikut ini. Simply because, you know how TIGHT the competition was untuk ikut KI ini. Bahkan, aku yang sudah nunggu sejak 20 menit sebelum link dibuka dan ngisi 2 menit setelah dibuka pun nggak dapet. Tapi beruntung setelah beberapa mengundurkan diri aku akhirnya lolos juga..meskipun bukan di pilihan perusahaan yang aku inginkan (Fabercastell dan Walls, red -iya sekarng boleh bilang "Pantes" gitu kok). And I am reaaaally looking forward to the other opprotunities alike....kalo boleh KI lagi :"
Well look at those happy faces!




Dip to A Whole New....Thing?
Aka....MSDM Integrasi 2016! Aku yang sudah bertekad untuk nggak banyak ambil peran di Diklat Divisi Keamanan buat OSKM 2016 ternyata bakal sibuk di hal yang lain. Yup, thanks to Iban yang sudah merekomendasikan ku ke Kak Tama, yang akhirnya ngajakin aku buat gabung di MSDM Integrasi 2016! Meskipun kerjaannya banyak dan ribet, tapi aku seneng karena aku bener-bener belajar hal baru disini, dan tbh, menjadi bagian dari MSDM ini membuat aku lebih melek teknologi dan jadi bisa memanfaatkan google drive sebagaimana mestinya HAHA. Dan aku jadi belajar banyak di kepanitiaan ini, terutama dari cara Kak Tama membangun keterikatan dengan manusia-manusia di divisi ini. Yap, ini adalah satu-satunya kepanitiaan yang bondingnya paling kuat di aku! Bahkan setelah purnatugas un grup masih rame dan penuh chat atau becandaan yang seru dan asik, padahal >50% orang disini baru aku kenal. What I really like dari kepanitiaan ini adalah...semua manusianya hobi foto ala-ala! Jadi selalu siap sedia kamera setiap ada kumpul atau bertugas. Jujur aku lagi menantikan banget Kak Tama lulus karena kita sedivisi pasti hebring lagi!









Bersukaria di Wisuda Oktober 2016!
And by bersukaria I mean....benar-benar bersukaria! I can say menjadi MSDM Integrasi adalah sebuah pintu gerbang menuju kesempatan lain, contohnya Wisokto ini! I guess Iban memilihku jadi Kadiv MSDM karena aku MSDM Integrasi, so there it goes. Meskipun selama keberjalanannya nggak mulus-mulus amat tapi aku cukup senang dengan wisuda kali ini karena ini adalah salah satu wisuda terbaik yang pernah ada, katanya, in terms of kemeriahan dan...PROFIT! Yeayyy jadi...nanti bakal ada makan-makan panitia yang sungguh fancy alias ke...Hanamasa! Rejeki Yang Maha Kuasa banget kan? Alhamdulillah. Yah meskipun MSDM nggak menyumbang banyak hal di pencapaian profit tapi ikut seneng dan kecipratan jadi mari disyukuri aja :)

Well, itulah dia recap selama setahun ini Bethari ngapain aja. Kurang hidup ya post-nya? I dont know lagi nggak mood nulis but I now I am being chased by time...so yea. Sebenernya aku pengen nulis tentang hal lai cuma yaudahlah daripada ngerusak series To Sum Up The Perfect Year ini jadi aku selesaiin yang ini dulu aja.

Dan btw, aku sungguh excited karena....I AM GONNA HAVE A LIL REUNION TOMORROW! Baik dengan SDC atau dengan Mozaix and I hope it will turn out good. Semoga SDC masih bakal sempet ngover video deh aamiin. But there are also som things yang membuat aku sedikit anxious..adalah karena minggu ini adalah pengumuman IP dan...aku bingung mau lanjut asisten POSI atau nggak.....Semoga aku bisa segera memutuskan dan semua hasil yang aku terima semester ini akan baik-baik saja aamiin. Bismillah.

To Sum Up The Perfect Year #1

It is that time of the year again I guess (even I know its's 2016+1 already)?
Well, typical mandatory end-year-post, people, so it's yours to choose whether to continue on reading or not.........but hey, I hope you do, cause I am gonna tell you my best year, this entire life!

Umm..where do we start? Ok...let's just jump over it okay why do we even have to bother about the sequence like it matters..well.... it matters but lets just jump over it. Okay.

Tahun 2016 ini, aku benar-benar merasakan naik turunnya kehidupan. I mean…aku merasakan the highest high and the lowest low, senang sesenang-senangnya, dan sedih sesedih-sedihnya. Sebabnya? Karena akumulasi dari banyak hal. I must say, tahun ini benar-benar tahun yang paling memberikan banyak pelajaran.



Year of hurting so bad but living so good.
Can’t find the better way to describe the whole year.

Sepanjang tahun ini aku merasakan kehilangan, jatuh, kegagalan, kelelahan, yang membuatku untuk pertama kalinya, menangis berjam-jam di kamar, bahkan di lantai kamar mandi. Dramatis? Tapi begitulah kenyataannya.
Tapi tahun ini juga, aku benar-benar belajar untuk mengubah semua kekecewaanku menjadi sesuatu yang menguatkanku. Di antara berbagai usaha untuk melupakan itu, I received a lot of gain. Sesuatu yang selalu ada wishlist-ku tapi nggak pernah sedikitpun aku terpikir untuk mencapainya, paling nggak, untuk mencapainya secepat itu.


Tahun ini aku merasakan......jatuh cinta.
Yang benar-benar jatuh. Biasa aja ya? For some people, yes. But for me, it was an achievement. Go laughing, it was my first time ever be in relationship. Ya, meskipun aku this achievement should've been mentioned for 2015 highlights, but still, I must say bahwa aku sejatuh-jatuhnya jatuh cinta adalah saat 2016. 
I was crazy in love. Gila yang tiap hari kangen, tiap detik mikirin, tiap menit ngecek chat, dan end up worrying everything  I should'not have been worrying kalo dia nggak bales-bales. Aku benar-benar made no room for other things. Makanya, sebenernya pencapaian berharga di 2016 banyaknya ku dapet di paruh kedua, karena paruh pertama....all my energy was spent on thinking about him. Seorang Bethari, yang selama ini selalu percaya diri bahwa dia nggak akan berubah menjadi bodoh akibat cinta, finally lost the battle against herself.
Pada akhirnya, itu membuatku berpikir, cinta beneran buta. Bisa gitu ya orang kalo lagi jatuh cinta? Bisa ya Bethari kaya gitu gara-gara cinta?
Kesimpulannya? It is. Cinta benar-benar indah. Rasanya kayak melayang, bisa senyum-senyum sendiri atau deg-deg an sendiri kalo inget-inget. Tapi emang benar, in the end, the one who is going to save you, is you, and you alone. So, nomer satu adalah manajemen hati....dan sisakan ruang untuk berpikir jernih, dengan otak, tanpa dipengaruhi hati.
You know sometimes it confuses you whether to follow your brain or your heart, but the moment you have the doubt, I think, that is the perfect time to really contemplate and decide. Well, you never know how toxic the air you breath until you breath fresh air :)

I've had my first break-up...
There will always be the first for everything, kan? Bethari putus untuk pertama kalinya. Good thing, nobody dumped anybody. Salah satu harapanku jaman cupu adalah kalau aku putus, aku nggak pingin putus yang meninggalkan sakit hati dan menyimpan dendam, aku ingin putus yang disepakati, dan itu terjadi. We just sat there, and it happened.

"Apa kabar?"
He smiled, so I went.
"Hari ini kita putus ya?"
He nodded.

How simple. But I am telling you, menuju ke fase itu sangatlah.....rumit. If you happen to have much time and curiosity about my messy love life, take a glimpse of my writings around June-July. Well probably won't tell you much, but it was the last piece of heartbreak I froze through words.
Di tahun ini, aku belajar, bahwa sebuah hubungan sejatinya adalah suaian. Perasaan hanya menentukan awal, kerja keraslah yang menentukan akhir. Hubungan adalah timbal balik antardua orang, and you can't simply force it to last, kalau hanya kamu yang berusaha, seberusaha apapun kamu, sebesar apapun pengorbananmu. And in the end of the day, I know what kind of love I want, what kind of love I need, and what kind of love I deserve. I know my worth and how I'm supposed to be treated.

I saw a (life-changing) guy, in the process of moving on...
First heartbreak = first moving on, right? Tapi siapa yang menyangka, bahwa move on ini akan menjadi sebuah fase yang mengubah hidup. Yes, the innocent and reckless 19-yo kader MTI named Bethari would be shocked knowing one year later, she was anything near to dating her own danlap. Seorang yang digilai banyak wanita, ternyata menggilaiku. KU. Seorang aku, sejak malam pelantikan itu, bahkan jauh sebelum aku dekat dengan mantanku. Well, surprise, surprise! Seorang aku yang selama ini selalu berusaha menghilangkan pikiran untuk disukai (bahkan hanya sekedar untuk dilirik) oleh cowok terkeren sesekolah (atau himpunan, in this case) karena takut hanya berujung kecewa atas cinta yang bertepuk sebelah tangan, ternyata....

"Kak, sebenernya kakak kayak gini ini ngapain sih?
Pilih. Satu, pedekate. Dua, menghibur habis aku putus. Tiga, cari temen chat.
Empat, terserah maksudnya kakak apa."
"Well, sebenernya aku kaget dan wow kamu cewek tapi berani tanya gitu.
Kalau pedekate maksud kamu mengenal lebih dalam, iya. Aku tiga-tiganya."
"Wow....aku masih nggak percaya kakak sekarang di sampingku, ngomong kayak gitu........
Kak, tapi aku barusan banget putus dan nggak mengharapkan diriku untuk move on secepat itu...
Aku takut mengecewakan kakak..."
"Just let me."

I can say, I've fallen too. Hard.
Kadang di hidup kita perlu nelen ludah sendiri, ya? Aku selalu bertekad untuk tidak terlihat menjalin hubungan dengan orang baru ASAP setelah putus. Well you know, "if what we had was real, how could you be fine" kinda thing, dan aku mengasosiasikan ke-tidak fine-an itu dengan nggak move on cepet-cepet. And by 'cepet' I mean...tunggulah minimal 5-6 bulan dulu baru kelihatan sama yang baru. Turned out...aku menelan ludah sendiri. Ha ha.
Aku move on cepat, cuma satu setengah bulan. But gosh, I hope you knew how I had been hurting back then, even long long time before the break up itself. Yet this person is, I think, my main influence throughout the year. Dengan dia, aku benar-benar belajar banyak hal. How to treat myself, and more important, treat others. Aku lebih mensyukuri hidup, melihat dunia dengan perspektif baru, dan membuatku semangat untuk mencari tau kenapa aku dilahirkan. I could see myself improving with him. Dia membuatku sadar kalau aku yang selama ini menganggap diriku baik dan peduli, ternyata nggak lebih dari sekedar cewek egois yang sibuk sama dunianya sendiri. Dan terima kasih nggak akan pernah cukup, untuk mengungkapkan betapa bersyukurnya aku mengenal dia, betapa bersyukurnya aku bahwa there was a time, aku benar-benar merasa dihargai, dicintai, dan diperjuangkan.

Dan aku gagal.....untuk kedua kalinya.
Karena sejatinya, sekali lagi, sebuah hubungan adalah suaian bukan? I was such a mess, and he was such a masterpiece. In any ways, how could it work? I mean... we have too far difference, even yet too much similarity as well. Beau Taplin couldn't say it any better: "We don't mean to hurt each other but we do. And perhaps, no matter how right we are for each other, we will always be a little too wrong."

I always thought what I had was my flaw, he found it wasn't.
Long after, I know I was wrong. And I thanked him for making me realize that ugly truth.
Beside, you can never buy trust, once you broke it, all you have is a wrecked blank paper. You have it blank and white and all clean, but it's wrecked so how are you gonna write on it beautifully? Dialah yang membuatku sadar bahwa aku harus lebih banyak mendengar untuk mengerti, bukan untuk membalas percakapan.
Kadang, aku masih menyalahkan keadaan dan diriku atau berandai atas yang terjadi pada hubungan ini (which I believe, will turn out MAGICAL if we do last). Tapi pada akhirnya, dia membuatku sadar mungkin kita memang better off this way, untuk sama-sama saling belajar dan memperbaiki diri dulu. And yes, definitely yes! I didn't put much faith in the saying 'fokus benerin diri, nanti yang baik dateng kalo kitanya udah baik' karena gosh, I will never be good enough for everybody that's why I am single for 19 freaking years do I have to wait again? Tapi sekarang, I do believe it bahwa wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik.
Don't chase for butterfly. Mend your garden and butterfly will come.
Dan aku nggak pernah merasa sebersemangat ini untuk memperbaiki diriku, sepanjang hidupku.

In the end of the day, pelajaran terbesar yang aku dapat dari naik turunnya percintaanku tahun ini adalah bahwa: either it's wrong person in the right time, or right person in the wrong time, in the end it will always turn out wrong. Semuanya ada waktunya, dan cara paling akurat untuk melihat kapan waktu yang tepat itu datang adalah dengan melihat dirimu. Because people, there will never be the right time. Nggak akan ada namanya waktu yang tepat. Tepat itu ada ketika kita menjalani and you have no doubt stepping further. Sering denger kan, pasangan adalah cerminan diri kita? Yas, I believe it now. Kalau diri kita belum siap, sesiap apapun pasangan kita pasti nggak akan jadi, and vice versa.
Kedua, jangan pernah bergantung pada orang lain selain dirimu. No one is going to save you, unless your own damn self. Jangan berekspektasi tinggi pada selain Tuhan dan most importantly, right like what he said, "Menjadi lebih baik itu tanggung jawab diri sendiri, Beth."


(I intentionally write it as points, dan nggak
berniat untuk menjelaskan panjang lebar
tiap poin...but it turns out like this...
jadi yaudah...he he)

So I guess To Sum Up The Perfect Year #2 (or maybe #3) will come up soon karena ternyata, post ini pada akhirnya hanya membahas tentang cinta :)

Hope new year brings you joy, happiness (but remember, happiness is a state of mind and not a destination okay), and a list of checked wishlists!

XOXO