Pages

January 5, 2017

Does Time Really Heal?

Or is it just us...dealing with our past?

Kemarin, ada notification baru di askfm which got me thinking about it.

Does time REALLY heal?
I don't think time heals. But I do agree, as time goes by, we are slowly forgetting, yang pada akhirnya, mengaburkan pemikiran kita bahwa time heals, which again, it doesn't.

Aku selalu percaya bahwa tidak ada kekuatan di luar diri kita yang mampu mempengaruhi kita sebesar itu, kecuali kita mengizinkannya.
You know, "An entire sea of water can't sink a ship unless it gets inside the ship."


Kenyataannya, waktu tidak menyembuhkan apapun. Kita yang menyembuhkan diri kita sendiri.
Dengan cara? Mengizinkan pelupaan itu datang ke diri kita.


***

Aku yakin ada tiga fase dalam proses moving on.

Pertama, adalah menerima. Menerima bahwa itu adalah masa lalu yang buruk. Menerima bahwa mereka menyakiti kita, Menerima bahwa mungkin kita memang cukup bodoh membiarkan mereka menyakiti kita. Atau sebaliknya, bahwa kitalah yang jahat. Menerima bahwa mereka punya hak untuk menyakiti kita atas yang kita lakukan. Atau secara umum, menerima segala hal yang pantas kita dapatkan atas apa yang kita berikan, in any cases.

Kedua, adalah memaafkan. Mungkin ini adalah fase terberat. There will be times your self has their own doubt, you will have battles inside along the way....sejenis ingin tapi tidak ingin.

"I'm afraid to stop missing him. If I’m being honest, I’m scared
to know what it feels like to be okay again without him.
I can feel it happening. I’m slowly forgetting how happy he made me.
I’m drifting away from the memories and magic we made.
And every day, I start to miss him a little less.
But what exactly happens when I don’t miss him anymore?
I don’t want to drive by the elementary school and not
remember our first kiss. I don’t want to go to the pumpkin
patch and not remember our first big, blow-out fight.
I don’t want to go to the baseball field sand not remember
exactly where I was sitting when I fell in love.
I don’t want to stop missing him. Missing him is the only way
I can remember him, and I’ve already lost so much of him.
If I don’t miss him, I won’t think of him.
I don’t want to lose those memories, too.”

Sejenis itu. But hey, once you forgive, it is the time you will finally feel relieved. I've been there. Memaafkan, sejelas apapun kita tahu kita ada di pihak yang benar, akan mengembalikan lagi ruang yang dulu kita berikan sepenuh hati untuk membenci atau mengeluh.

Ketiga, adalah melupakan. Ya, sesederhana melupakan...dan biarkan menghilang, dan jangan dicari. Ini adalah fase yang seharusnya terjadi secara natural. The problem is, akan ada saat dimana kita merasa kita takut melupakan. You will slowly forget, and no, you don't have to feel sorry. It is never a mistake for doing so. Dan yang harus dilakukan adalah sesederhana menerimanya. Terimalah bahwa suatu saat, seseorang yang pernah menjadi bagian berharga dalam hidupmu, mungkin pada akhirnya memang hanya akan jadi kenangan. 

***

Once we accept and forgive, we are allowing ourselves to deal with our past, with ourselves.
See? Time doesn't heal. We heal ourselves.


And.....what if in the end of the day we still can't forget them?
Well, maybe, just maybe, they do deserve that little spot in your heart.



***


P.S.
Anyway, siapapun kamu yang ngirim question itu,
I appreciate your kind words so much.
Aku memaksudkan blog ini sebagai platform
introspeksi dan pemikiranku aja,
but if it happens to inspire you,
then I couldn't be any happier!
Semoga kita selalu berusaha jadi
better version of ourselves tiap hari ya!

(dan membayangkan seorang Bethari yang
reckless dan impulsif kayak gini
ngomong kata-kata penyemangat sejenis itu
semoga nggak membuatmu pengen muntah ya)