Pages

August 26, 2018

H-1.

Besok sidang.

AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA



Rasanya campur aduk. 
1. Deg2an
2. Panik
3. Takut (menghadapi penguji dan takut ngecewain orang2 yang mendukungku selama ini
4. Senang
5. Agak lega
6. Agak sedih

Iya sedih, soalnya beberapa orang nggak akan datang ke sidang. Lets say Mamuy karena lagi di Korea.... dan Juna yang masih intern.... dan Galih yang lagi di Surabaya. Dan beberapa teman-temanku yang sedang tes kerja padahal aku berjuang bersama mereka selama ini.

Aku sebenarnya tipe orang yang nggak masalah kalo kelar sidang nggak disamper. Tapi to some extends, ada kondisi dimana aku ingin sekali beberapa orang tertentu yang selalu ada untuk dateng. Bukan supaya mereka bisa menyelamati aku... tapi karena aku ingin mereka, orang-orang yang aku anggap berharga dan ingin aku beri apresiasi terbaik selama ini, mengerti bahwa kepercayaan dan dukungan mereka sangat berarti. Aku ingin mereka ada di salah satu hari membahagiakan dalam hidupku, karena (hopefully) esok hari bukan hanya milikku, tapi juga milik mereka.

Tapi dibalik semua itu, aku masih bersyukur sekali dikasi teman-teman yang baik hati dan saling mendoakan. Yang selalu menyemangati kapanpun aku lelah. Semoga suatu saat aku masih bisa memberi apresiasi terbaik dan membalas budi mereka lewat cara yang lain. Aamiin.

August 21, 2018

Kegalauan tentang S2 yang Harus Ditumpahkan.

Malem ini aku abis liatin vlog Tasya Kamila yang bahas tentang kehidupannya di Columbia University. Disitu doi cerita tentang "kosan"-nya disana, which apparently is an apartment. Dulu dia tinggal di dormitory gitu, tapi katanya dia nggak nyaman karena kamar mandi luar dan dapurnya berantakan (harganya $1000 dolar per bulan btw, kalo dirupiahin jadi 13 juta perbulan fyi. it's NYC after all). Kalo dia pindah ke apartemen harga sewanya jadi $1100 yang artinya, nambah $100 aja tapi dapet fasilitas yang lebih oke.

Dari video itu aku mengakui kalo.... kuliah di Amerika, tepatnya di New York City, tuh keliatannya seru banget yah... yang katanya where dreams are made of. Katanya juga if you can make it in New York, you can make it anywhere. Huhu mungkin ini akibat terlalu banyak melihat hura-hura NYC di postingan2 beauty vlogger yang diundang kesana buat acara. Tapi...ya gimana... emang keliatannya seru sih ya.... Kalo stress kuliah langsung ke Times Square (?).

Lalu aku langsung kepengen banget (10000x) kuliah di Columbia University. Selain di NYC, Columbia University juga termasuk Ivy League. Masalah kualitas, ya gausa ditanya sih. Tapi masalah terbesarnya adalah:
S2 MAU AMBIL APA?!
Nah itu pertanyaanya. I myself still have no clear idea what I am going to pursue for the next stage of education. Setelah liat vlog Tasya Kamila dan riset singkat, jadi pengen banget (10000x) ambil SIPA (School of International & Public Affairs) juga soalnya huhu pengen sekali aja dalam hidupku aku belajar hal yg emg aku pengenin yaitu social science dan public sector. Sebenernya sebelum liat vlog doi, sempet kepikiran untuk ambil S2 di Glasgow University jurusan Adult Education karena aku suka isu pendidikan. Take a note on this side ya: keinginan ini didapat hanya melalui observasi yang tidak mendalam setelah Workshop 8 XLFL setelah merancang life plan dan denger cerita temen Tidar yang kuliah disana karena dia fokus ke pengembangan komunitas-komunitas di Indonesia. So sebenernya masih not really sure juga. Tbh, aku juga sebenernya belum komprehensif gitu sih cari-cari info tentang S2-nya jadi my bad. Tapi salah satu hal yang bikin aku jadi pengen kuliah disana adalah... it's in UK, tapi kuliahnya ke Malta dan Swedia juga. I mean, bukan cuma jadi eksplor dan jalan-jalan juga (hehe) tapi juga it means, I will be exposed to brand new cultures, people, experiences, dan hal-hal lain- yang adventurous. Something that always excites me, turns me on.

Selain pertanyaan kuliah mau ambil bidang apa, kuliah dimana itu juga salah satu pertanyaan yang menghantui sih. Saat ini yang ada di pikiranku, aku pengen kuliah di Amerika atau Inggris simply bcs they are English-speaking country (alasan yg tidak kuat yah ini haha).

Particularly in USA bcs:
  1. It's USA baby. Who doesn't wanna taste a glimpse of USA?
  2. Semakin jauh semakin seru. Hehehe, just my 2 cents.
Tapi aku juga pengen kuliah di UK bcs:
  1. You go to UK, you can go to every part of Europe.
  2. The accent (nonsense banget wkwk). Maksudnya, for no particular reason aku pengen kuliah di English-speaking country at first, but since I've got American accent and it suits me pretty well (ulala the feeling when people compliment your English bcs you sound like native is precious hehe), I think it's gonna be pretty challenging kalo aku bisa British accent hehe. This is more like a personal satisfaction sih emang.
Tapi gatau deh beberapa bulan terakhir agak ter-expose dengan kuliah2 di negara lain seperti Belanda dan Australia. Di Belanda karena Kang Arya ke Erasmus (dan Erasmus adalah salah satu best university disana) dan beberapa kali baca tumblr Kak Yasmin yang lanjut ke TU Delft dan beberapa kali cerita pengalaman ditolak beasiswa ke Swedia). Kalo ke Aussie sih hmmm entah beberapa tahun lalu emang sempet liat2 universitas yang oke disana dan emang oke dan Mbak Nimas kan ke Monash juga jadi kayak udah ada "pegangan" gitu (???) tapi kok... kurang tertarik. Mohon maklumi saja kadang bahasa w diketik tanpa dipikir. Heu

LALU. Terdengar kontradiktif bukan. Kalo aku pengen kuliah di English-speaking country kenapa nggak Ausi aja? Udah lebih deket, bagus, ada "pegangan" lagi. Jawabannya karena.... ya aku tidak tau. Kayak.... kurang appealing aja gitu. Sometimes you just want something and you just don't understand why you want it. Ya the other way around too. Sometimes you just don't want something and you just don't understand why you DON'T want it. But if you ask me the same question couple years ahead, my thoughts might have been different (we are evolving, right).

Kemudian channel YouTube kan suka langsung play video-video sejenis ya, muncullah di suggestion video Tasya yang pertama kali tentang kiat-kiat lolos LPDP dan beberapa video-video lain tentang AAS (beasiswa dari pemerintah Ausi). Dan.... wow I didn't even know why I continued watching that. Sampe sekarang pun masih not so sure whether aku pengen dapet LPDP juga atau another scholarship will be fine as well tapi konsep sekolah di LUAR NEGERI, terutama di jurusan dan kampus yang KITA INGINKAN, dan DIBAYARI negara. Wow, only idiots does not want that.

Salah satu yang aku takutin dari segala per-beasiswa-a ini, terutama LPDP adalah.... well, ini adalah sebuah beasiswa yang difasilitasi oleh Kementerian Keuangan. Uang yang digunakan untuk membiayaiku adalah uang negara. Suatu saat, apa yang aku tulis di esai dan aku utarakan di seleksi wawancara perlu aku pertanggungjawabkan. Mempersiapkannya bukan hal yang gampang (who says it's easy anyway). Beside all those administrative stuffs I need to prepare, there are alot more essential things I need to (really) prepare:
WHAT, WHY, AND HOW MY CONTRIBUTION TO INDONESIA WILL BE WHEN I RETURN?
What: pretty much obvious sih. Just like what I told many times in this platform. I want to build my own foundation concerning in education especially in remote areas of this country.
Why: pretty much obvious... but really NOT SURE how to pour into words. Maksudnya, banyak yang bilang kalo bisa usahain apa yang kita pursue saat ini (bisa jadi jurusan S1 atau apapun yg kita lakukan di waktu luang) support our decision to take the field in the masters degree we're applying. NAH. ITU. Aku kan pengen bangun yayasan pendidikan, kasarnya bangun sekolah lah di Indonesia. Itu terdengar sangat sosial kan...sedangkan yang aku pursue right now dan probably after graduation adalah hal yang berbau korporat, or at least, very business-and-marketing like. Jadi bingung, how to link this. Meskipun sebenernya frankly speaking, yang aku pelajarin di TI juga nggak sepenuhnya very technical things like gimana cara menentukan metode inventori yang paling tepat, cara ngitung cycle time whatsoever (oh so enough with those operational stuffs). Tapi juga lebih ke framework berpikir dan menyelesaikan masalah. Intinya: masih bingung gimana caranya menuangkan dan menghubungkan rencana kontribusiku untuk Indonesia dengan kondisiku saat ini.
How: ini pretty much the same dengan why sih. You will have a better understanding of how, if you have fully understood your why. Karena my why is still quite messed up, to construct such a powerful how is a BIG homework.

Begitulah. Segala pemikiran tentang S2 yang cukup menghantui akhir-akhir ini. Pada intinya, aku pasti akan melanjutkan S2 tetapi mungkin tidak dalam waktu dekat so I have much time to contemplate (so used this word lately hehe). Dan dengan keinginan untuk S2 di luar negeri inipun...aku pastikan bahwa aku akan kembali ke Indonesia dan membalas budi. InsyaAllah.

Be hard on your dreams. But be flexible on the way up.
Semoga dalam proses pencarian jati diri ini aku segera diberi pencerahan. AAMIIN.

August 20, 2018

Falling Behind.

I hate this kind of feeling.

The very reason I quitted instagram almost two months ago: the feeling of falling behind. And out of nowhere, I am (silently) unquitting it again, scrolling randomly through photos wasting my time. It strikes me again. How on earth did I forget that instagram is the platform where people showcases how good they are at something.

Just. How. Come.

And here I am, enjoying the cause of my deed backfiring at me.

Everyone's living their (so-called) good life. Udah sidang, tinggal revisi, mulai apply kerja, intern, jalan keluar negeri (either for a program or a vacation) and I am here merely waiting for my defense schedule doing nothing (literally).

As much as I know how magical God's timing is......there's always that feeling that I am not good enough. That people are cool and I'm just some kinds of..... trash.

And as much as I want to spare these two months to graduation as a contemplation moment.....there's always that urge to rush things just because everyone's doing so. I mean, I want to start my own worklife too but I (do) need some time to re-considerare and re-think so that I wont re....gret.


I don't know whether to share this to you will help me cope, but let me just take a moment to organise my mind:
1. It's thesis defense and revision days to the end of August.
2. It's road trip and Prau journey hopefully in September. Probably plus impromptu solo backpacking to Sumatera or Sulawesi if possible.
3. It's hopefully a Asian Paragames at early October.
4. And it's graduation and making lots of important decisions on October. To make it clear: intern/full time, Pengajar Muda or not, Jakarta/Surabaya, stay in Bandung or keep wandering around.

Hope that I'm not careless enough to ruin my own life with all this. And hope that I won't care enough with my friends' great achievements to think that I am bad enough to call myself a failure.

I  hope.

(I am a Work in Progress 1000x, oh how much I want to remind myself this every single time. It is okay not to be okay.)

So let's go back to a life without instagram without daring to open it even for secs.
Your curiosity won't feed you enough, Beth...

August 14, 2018

The Joy of Making Other People's Joy.

Last night, 2 am to be exact, amidst the midnight hustle of completing the registration form of Asian Paragames 2018 as volunteers, a chat from Abner popped to my laptop screen.
BETH
I GOT IT
IM IN YLI NATIONAL 
And I was like....happy.
I stared at those chat for seconds, and smiled.
I am truly, deeply, happy for his achievement.
BETH THANK YOU BGTT FOR EVERYTHING
GODDD
I couldn't have done it wo u:(
I just, I lost words. Ini adalah salah satu momen kecil dalam hidup yang jauh lebih berarti daripada 1000x makan Gyukaku gratis. The feeling that I can actually help someone, encourage someone, inspire someone to go beyond what holds them back. Growing up in a family where I need to think (and think again) about whatever decision I've gotta make due to the limited resources we had, to think visionary and dare to aim high, is a privilege. And I know it sucks. It sucks not knowing someone you can look up to, it sucks not having someone who believes in you, it sucks not having full support by your back. And I don't want many more people feel the way I felt.

Semakin dewasa, when things got scary, yang terjadi padaku adalah keinginan untuk mewujudkan mimpiku semakin menggebu. Pada saat yang sama, realita sangat menohok dan mau nggak mau bikin aku jadi berpikir realistis. Tapi, perlahan aku jadi semakin paham apa yang Tidar bilang di awal 2017 lalu:

"Resolusi saya cuma satu. Use me."

USE ME.
In the end, I probably won't care whether my dream will happen or just be another dream... I will still be happy as long as people are using me, in whatever way possible. I may not achieve my dream, but I make way for other people to achieve theirs. And I guess, that probably will feel just the same.

***

DISCLAIMER
That way, aku suka sedih kalo orang bilang Bethari sombong lah, personal branding lah, dll lah (yang menyakitkan hati). Nggak mau munafik, ada kok just a tiny part yang menjurus kesana. But overall, I'm doing what I did in instagram (and whatever medium that is), because I LOVE DOING it (perks of ENFP). I know I kinda have the power. I've got followers I need to educate, I need to inspire, I need to encourage. And the only way to do it right is by doing it in the right way.
So people, if you happen to read this post, and in some ways you think I might can help you, just contact me.
I would try my best to help you.

August 10, 2018

Sebuah Tulisan Saat Sakit.

Ini adalah sebuah post yang ditulis ketika sedang tidak enak badan.

Sedih sih, aku termasuk yang (alhamdulillah) jarang banget sakit. Sampe kadang bertanya-tanya ya Allah ini aku yang emang jarang banget sakit apa temenku yang sering sakit sih? Tadi sore telf mama tapi ternyata di rumah lg arisan jadi gabisa diangkat. Giliran mama telf hapeku lg mati. Hm, timing oh timing.

Btw.
Nikmat sehat tuh luar biasa ya. Setiap sakit kaya gini aku selalu kepikiran, aku cuma flu berat aja rasanya badan mau rontok, apalagi orang-orang di luar sana yang kanker dan harus kemo, atau yang skoliosis dan harus terapi jalan. Kalo lagi sakit aku juga jadi suka nangis-nangis sendiri. Biasanya air matanya keluar bukan karena sedih, tapi karena pilek berat jadi setiap lagi 'sisi', air matanya suka keluar trs mata jadi merah. Kebetulan sambil sok-sokan akting lagi sakit kayak di sinetron-sinetron. Yang akunya tidur terus gabisa buka mata dan cuma bisa berbaring sambil dengerin orang keluar-masuk kamar sambil jengukin lalu tiba-tiba keluar air aja dari sudut-sudut mata. Lalu kepikiran, kalau ini kejadian nyata, siapa yang menganggap aku cukup berharga sehingga rela menghabiskan sedikit waktunya untuk datang dan mendoakan kesembuhanku....

Ternyata, ketakutanku masih tetap sama.
Takut dilupakan.

Kemudian tiba-tiba terlintas, nggak tau sih darimana kayaknya sih gegara liat post Kevin Liliana sambil nge-gym di instagram trs dihujat netizen karena Miss International kok malah nge-gym padahal Lombok lagi gempa (oh netizen mahabenar), what is it that makes me want to be a Puteri Indonesia so bad?

Mungkin dulu jawabannya terlalu.....kekanakan. Somehow it was true. Aku ingin jadi Puteri, as if, a princess.
Tapi kemudian aku berpikir...the reason why I want to be Puteri Indonesia so bad is because I want my voice to be heard. I want people to look at me and believe that I stand for something, for a greater good.

Entah mungkin aku nggak akan pernah jadi seorang Puteri Indonesia sama sekali dalam hidupku karena mereka sudah membuatku kalah sebelum berperang...tapi insyaAllah...sampai detik ini aku masih akan berusaha memerangi ketakutanku untuk dilupakan, dengan berusaha sebaik-baik yang aku bisa supaya suatu saat aku bisa memperbaiki pendidikan di daerah tertinggal di Indonesia dan mereka akan mengingatku.

(oh my God I'm ALWAYS in tears realising how bad I want this to happen and it's scary to think I have the possibility of not making it happen)

Entah akhirnya harus diakhiri seperti apa tulisan ini.
Maybe a bit encouragement will do.
Untuk teman-temanku yang sedang berjuang dalam hal apapun untuk mewujudkan mimpinya, semoga kalian selalu dimudahkan. Dan kalau kebetulan sedang baca post ini dalam keadaan sehat...jangan lupa bersyukur ya!