Kalo kamu adalah tipe orang yang suka tulisan yang sedikit misterius tapi meaningful like me, you must be loving it! I swear!
I just stumbled upon their post, anyway.
At every stop the train made,
others lost their patience.
Writer found his stories.
I've been admiring their work since the first I came to check their page.
If you pay a real attention to it, you will probably find something peaceful, some might be ugly truths you avoid to hear but it realizes you something anyway. That's what happened to me every time I take the time to really...what...contemplate about it.
Bener nggak sih tulisan di atas?
Others lost their patience, writer found his stories.
Di antara keramaian stasiun, kereta yang berhenti, ibu-ibu yang mungkin lalu lalang nemenin anak balitanya, bayi-bayi yang nangis, atau mungkin porter-porter yang menawarkan jasa angkut, ada sisi lain yang di luar kuasa kita untuk diamati. Bahwa kejadian sederhana kaya gini bisa menjadi perspektif berbeda bagi masing-masing subjek.
What I'm trying to say is, kadang kita menempatkan diri kita di salah satu aja, either we are the 'others' atau we are the 'writer' yang membuat kita....berprasangka. Kalau kita di sebagai penumpang (kita anggap others sebagai penumpang keretanya ya), kita jadinya bakal selalu berprasangkan buruk, yang keretanya lemot lah, ga sampe-sampe lah, capek duduk lah, dll (I can really relate to this karena aku sering naik kereta juga dan I feel it!). But hey, kita selalu lupa kita punya pilihan not to feel that way! Iya, kita. selalu. lupa...yang akhirnya selalu buat kita mengeluh terus bilang kita nggak bahagia. Huf, manusia,,,
Tiba-tiba keinget lagunya Katy Perry yang It Takes Two, liriknya 'It takes two, two sides to every story'. We just need to feel to be in others shoes to take us to that side. If we were the writers, kita akan lihat kekecewaan para penumpang itu sebagai sebuah cerita baru, which is not a loss at all, but a gain! We just need look from new perspective, new point of view.
Kita tuh selalu lupa kita punya pilihan,
membuat seakan kita ini selalu jadi korban dari kekejaman hidup.
If you feel sad, remember you have a choice to be happy. If you are fooled, hey you have a choice to get up and do better the next day. Do not play victim, because we simply have a choice not to be!
Nope, I am not a pro about this juga, tapi akhir-akhir ini aku merasa diriku ini sering merasa nggak bahagia atau dunia ini kejam hanya karena aku lihat dari sisiku aja. This is my problem since forever: "We're all so desperate to be understood, we forget to be understanding."
Aku selalu merasa aku butuh dimengerti, tapi lupa untuk mencoba mengerti orang. Aku lupa untuk menempatkan diriku in others' shoes, tapi mengharapkan orang lain be in my shoes. Aku lupa untuk berpikir menjadi seorang penulis diantara para penumpang. Bahwa aku punya pilihan untuk melihat sisi baiknya.
Well, let this post be my reminder. Malu juga udah nulis beginian tapi diri sendiri juga belum bener dan mengulangi hal yang sama.
If I try then you should too ya!
XOXO