Pages

March 28, 2017

A Letting-Go.

An askfm notif-based post alert.

"mb beth, ini gak perlu dijwb sih di ask, tp aku pgn tau bgt hal sebodoh apa yang akhirnya bisa bikin mb beth dan "wisdate" partnernya jauh? mau gak kl mb beth cerita sedikit aja ttg itu? huaa sumpah aku se have-no-idea itu hu *sad* bye mb beth, jangan lupa bahagia, krn mb beth seberuntung itu :)"

Apparently, no, honey. Not gonna talk about it :)
It was so stupid. I was one thousand times stupid just to think about it I would hurt myself.
Just, if you're sad then.....just think about about how a lot more I was (and sometimes, still am) sad. But I am recovering tho. Thank you for your kind words, it made my day.


Seminggu ini hanya agak.....sendu.
That moment you know is gonna come but trying to avoid WILL finally come.
A mixed feeling between happy, sad, regrets, excitements, denial....when that one person you've always been dreaming of, who was once fallen for you right before you realized, but was too late the moment you knew, will finally....go. Bahwa sebentar lagi dia akan meninggalkan tempat kalian dipertemukan, dan itu membuatmu sedih.

My biggest fear is not that he will forget. My biggest fear is that I will.
I don't wanna mess around with forgetting, I wanna be ok with remembering.

March 27, 2017

Dosen Bukan Dewa dan Mahasiswa Bukan Kerbau.

In an uber need of someone to rub my back and tell me everything's gonna be alright...........even when it's not.

Sekarang nggak akan ada yg mau sekelompok sama aku.

Kenapa sih hidup ini ngga ada tombol reset atau rewind?
Dan kenapa sih dosen hidup kayak hidupnya yang paling penting?

Kenapa sih kalo mahasiswa telat gaboleh masuk kelas tapi kalo dosen telat bisa seenaknya bilang di WA?
Kenapa sih kalo dosen boleh telfon2an tapi mahasiswa gaboleh buka hp?
Kenapa sih kalo mahasiswa hp-nya bunyi karena lowbat diusir tapi kalo dosen membatalkan kelas M-30 mahasiswa nggak boleh protes unless bersedia nilainya tiba-tiba jelek?
Aku tau mereka berpengalaman tapi apakah dengan begitu membuat hidup mereka jadi lebih berarti dibanding hidup kita?

***

Kenapa sih hidup perkuliahan ini harus kayak gini. Nggak tau apakah aku harus sedih atau kesel tapi boleh nggak aku nangis sebentarrrrr aja.

Kalo aku meninggal mungkin nggak akan ada profesor-profesor yang dateng. Kalo aku meninggal mungkin yang ngelayat nggak akan ngantri lihat jenazahku. Kalo aku meninggal mungjin nggak ada karangan bunga berduka cita yang mampir ke rumahku. Kalo aku meninggal mungkin nggak ada sisa ilmuku yang cukup berguna yang bisa dibagi-bagikan ke orang. Intinya, aku sepenuhnya tau I am just a piece of worthless shit. I'm not pretty I'm not smart, I am nothing. Tapi dosen2 itu tau nggak sih kalo mereka nggak berhak mengklaim hidupku lebih nggak bermakna dibanding hidup mereka hanya karena mereka dosen dan aku mahasiswa, hanya karena mereka pandai dan aku cuma sepersekian dari kepandaian mereka, hanya karena mereka sudah melakukan apa-apa dan aku baru akan melakukan apa-apa.

Pak, Buk, kalo saya bisa membelah diri dan punya uang yang cukup sekarang juga saya bersedia dengan sepenuh jiwa raga saya tanpa dibayar keliling Indonesia ngajar anak-anak di pedalaman sana biar mereka bisa sehebat bapak-ibu sekalian, tapi coba lihat, sekarang siapa yang membuat beban kuliah ini sebegitu rumitnya sampai pada akhirnya hanya akan dua pilihan untuk saya: terjebak di kampus dengan mata kuliah 2 sks rasa 20 sks atau keluar menjelajahi dunia dan track record akademik saya buruk?

Ah, mungkin memang saya yang nggak bisa bagi waktu.
Just me being naive, anyway.

March 26, 2017

Pengajar Muda.

Hari ini Robin Hood kelar and I couldn't be more grateful. FINALLY!

One of the highlights of the day adalah: Kak Eliya Amilati Hanafi, Teknik Sipil ITB 2010, Pengajar Muda Angkatan XI.

Beberapa hari yang lalu, tepatnya hari Senin, kelas Sisprod dibatalkan. Dan ya, aku udah pesen Gojek tapi karena nggak mau cancel akhirnya aku ke Simpang aja dan pulang jalan kaki lewat jalan tikus deket sungai. Guess what? There it goes. Segerombolan anak SMP, masih pake seragam putih-biru, tingginya nggak lebih dari aku, jam 10 pagi, duduk-duduk sambil ngobrol,

dan ngerokok. Seperti biasa. Seperti biasa.


Gosh,
Hatiku hancur berkeping-keping. Literally hancur, kayak tiba-tiba isi perutmu tumpah gitu, tau kan rasanya? Aku setiap lewat situ dan liat anak-anak SMP kaya gitu pengen nangis rasanya. Mereka izin ke orang tuanya mau menuntut ilmu, bayangkan ada berapa orang tua yang merasa tenang mengirimkan anak mereka ke sekolah dan berapa orang tua  yang pada akhirnya akan kecewa mengetahui kalau anak mereka ternyata bukan cuma bolos kelas....tapi kabur dari sekolah....dan merokok. Aku sesedih itu ngelihatnya. Alasannya jelas, karena:

1. Aku benci perokok.
2. Kenapa sih mereka harus ngerokok di antara banyaknya kesempatan lain yang bisa mereka habiskan untuk sesuatu yang jauh lebih berguna?

If I could turn back time, aku akan melakukan apapun yang nggak aku lakukan selama SMP. Se-ingin itu. Dan mereka yang punya kesempatan malah menyia-nyiakan dengan......merokok.

Guys, I change my mind so quickly.
Tapi ada satu keinginan dan mimpiku yang nggak pernah berubah sejak SMP: jadi Pengajar Muda.
Ya Tuhan, aku seingin itu jadi Pengajar Muda. Seingin itu (and now I'm crying thinking about how much I really want this to happen). Setiap orang tanya cita-citaku jadi apa, atau kerja dimana, aku nggak pernah bilang aku mau kerja dimana secara langsung. Aku pasti bilang, "Saya pengen jadi Pengajar Muda dulu setahun, doain ya Pak/Bu." Because I really want this. That much. Aku nggak peduli aku akan kerja dimana nantinya, as long as aku bisa jadi Pengajar Muda dan memberikan seluruh jiwa raga tenaga waktu dan uangku untuk bikin perubahan di negeri ini, sekecil apapun, lewat pendidikan, aku akan kasih.

Guys, I am not a saint.
Aku bukan orang yang baik hati, aku banyak salah, dan aku sering menyakiti hati orang lain. Tapi kalo ada satu hal yang akan aku klaim sebuah kebaikan dari diriku, adalah aku akan melakukan apapun untuk kemajuan bangsa ini lewat pendidikan. Aku bukan anak yang jenius, bukan mapres, dan nggak pernah ikut lomba. Tapi aku sadar, aku adalah segelintir orang yang lebih beruntung untuk dapet pendidikan, dan jauh lebih beruntung karena pendidikan itu didapat dengan mudah dan dengan layak. Untuk mengejar pendidikan setinggi langit untuk diriku sendiri adalah sebuah kemuliaan, tapi kemuliaan sesungguhnya buatku adalah kalau aku bisa membuat lebih banyak orang mengejar pendidikan yang sama sepertiku, mendapatkan kesempatan yang sama sepertiku.
Aku lahir bukan di keluarga kaya. Ayah ibuku bukan lulusan universitas, tapi ibuku, kalau ada satu hal yang selalu tertanam di benakku tentang ibuku, adalah bagaimana beliau memperjuangkan pendidikan yang terbaik untuk anak-anaknya. Simply because, dia tidak memiliki kesempatan untuk mendapatkannya, dan dia tidak ingin anak-anaknya merasakan hal yang sama seperti dia. Dari sini aku tahu, bahwa pendidikan adalah sebuah pintu gerbang. Pendidikan adalah satu-satunya elevator dari kemiskinan.

Guys, if you're reading this: aku mohon sedalam-dalamnya, untuk mendoakanku untuk jadi bagian dari Pengajar Muda suatu hari nanti.
Aku tau aku nggak mampu untuk berkontribusi lewat uang. Dan satu-satunya cara adalah lewat tenaga dan ilmuku. Aku cinta negeri ini, secinta itu aku nggak mau negeri ini terpuruk hanya karena masa depan pemudanya buruk. Itulah kenapa hatiku sehancur itu ngelihat anak SMP jam 10 pagi di hari Senin, bukannya belajar di kelas untuk memajukan negeri ini, malah menyia-nyiakan kesempatan yang diimpikan jutaan anak lain di pedalaman. Dan menjadi Pengajar Muda, memberiku kesempatan untuk setidaknya, mewarnai secuil jalan hidup anak-anak pedalaman itu menuju dunia yang lebih luas, yang selama ini hanya mereka dengar lewat gambar dan cerita, menjadi imaji yang dekat, yang mampu mereka wujudkan.

Guys, call me crazy.
Tapi kalau di dunia ini nggak ada yang namanya uang yang mengharuskan kita untuk selalu mengejar materi duniawi dan prestise dimanapun kapanpun, cita-citaku cuma satu: aku ingin keliling Indonesia dan membantu. Aku nggak peduli kalau aku nggak digaji, selama aku masih bisa hidup, jalan, ngajar, dan berbagi, aku akan tetap bahagia.
What defines your true happiness?
Setelah dapet uang? Setelah dapet nilai A di transkrip? Setelah dapet pujian?
Kebahagiaan yang sesungguhnya menurutku adalah ketika kita habis membantu seseorang, dan orang itu senyum. Iya, cuma senyum. Tapi you can really tell kalau senyumnya mereka tulus. Kadang kita memberi sesuatu dan berpikir orang yang kita beri itulah yang mendapat sesuatu. Padahal, KITA-lah yang dapet sesuatu dari mereka.

***

Ada beberapa momen di presentasi Kak Eliya tadi yang, nobody would notice, aku menitikkan air mata. Bukan karena sedih, tapi karena terharu bagaimana mereka sangat ingin mengejar pendidikan lalu menyadari betapa nggak tau dirinya aku (dan jutaan anak muda laim di negeri ini) yang mendapat kesempatan untuk sekedar bisa dapet pendidikan dengan berbagai kemudahan, malah memilih bolos atau tidur di kelas, sedangkan mereka yang di luar sana, untuk sekedar belajar baca dan hitung aja, bersedia jalan kaki lewat gunung 1-2 bahkan 8 jam.

"Kenapa kalian ga ajak Bu Guru ke hutan cari kayu bakar?"
"Sudah Bu Guru mengajar saja, biar kami yang bagian cari kayu bakarnya."


"Bu Guru, aku nanti mau jadi Ibu Guru.
Aku mau sekolah, belajar terus, nanti lulus sekolah mau belajar lagi,
nanti mau kuliah belajar terus. Nanti aku mau belajar di Paris,
belajar di Belanda. Nanti kalau aku sudah belajar,
aku mau balik ke kampung ini."


"Bu Guru, sini."
"Kenapa, Ma?"
"Ini ubi buat Bu Guru."
"Sudah tidak usah, Ma."
"Sudah tidak apa-apa ini buat Bu Guru."


"Ini foto salah satu bapak pengajar disana.
Di penempatan saya itu, guru yang mengajar hanya kepala sekolah
dan bapak ini. Beliau bahkan hanya lulusan SMA.
Tapi beliau bilang 'Anak-anak disini, baca tulis hitung saja belum bisa, jadi saya mengajar saja.'"


***

Guys, if I could tell you how much I want this, the whole sky wouldn't even be enough.
Karena adakah yang lebih tulus, mulia, dan indah dari setahun mengajar dan seumur hidup menginspirasi?


PS: bikin ini sampe
sesenggukan saking pengennya:(

March 19, 2017

Don't Make Us Fall.

You said you didn't wanna lose me, eh?
I guess twas just us assuming different.

Gambar terkait

Well, thank you anyway.
Just, please. Have you not been completely moved on from your past, never say things that's going to make any other innocent girls would hold onto from moving on too. Just, dont.

I hope the very best of you, I do, with her.

March 17, 2017

tolong aku mulai gila

Sedang merasa sangat tidak enak dengan apapun dalam hidupku saat ini. Kaya stress tapi nggak stress, kaya sedih tapi nggak sedih, senang juga nggak senang. Jadi apa?

Fyi, aku sudah menghabiskan 3 eskrim cornetto dan magnum (yang mana adalah eskrim mahal if you know me) dan satu bungkus silver queen tanggung dalam 3 hari terakhir. Sudah makan nasi padang dan bikin sambel matah sendiri. Sudah cukup tidur (bahkan kebanyakan tidur), puas nontonin youtube, dan nonton film tiga hari terakhir. Intinya, sudah melakukan segala hal yang membahagiakan dan sekiranya akan memperbaiki mood, tapi aku tetap tidak merasa lebih baik. Jadi ini kenapa?

Pertama aku kira cuma efek tugas dan praktikum dan ujian yang menumpuk sampe buat tidur aja ngga ada waktu yang sekali lagi, sangat traumatis, minggu lalu. Tapi setelah semua kegabutan ini datang mengapa ku tetap kayak gini?

Sejenis..........hampa.

Kayak sedang mengejar sesuatu tapi apa yang dikejar ngga tau. Kaya sedang dikejar juga tapi nggak tau dikejar apa. Kaya selalu berlari tapi ngga pernah sampai. Kaya selalu berusaha tapi ngga pernah tercapai. Udah tiga tahun belajar di Teknik Industri, harusnya aku tau kalo ada sistem yang nggak efisien dan efektif disini. Dan iya aku tau. Tapi buat benerin........semacam tidak ada motivasi.

Sedang merasa sangat ingin cepat lulus dan lepas dari semua beban perakademikan ini.
Sedang merasa sangat lelah dengan tanggung jawab ini dan segera jadi Pengajar Muda, backpacking, naik Rinjani, dan udah kerja di sebuah perusahaan bonafid penghasil kosmetik atau mengejar S2 LPDP di Eropa atau US.
Sedang merasa sangat bosan dengan kesendirian yang cukup menyedihkan ini dan segera umur 25 tahun lalu akhirnya mengetahui siapa yang akan mau menghabiskan sisa hidupnya dengan manusia yang hancur sepertiku.

***

Sudah empat bulan kandas ya ternyata.

Sejak menghabiskan cukup banyak waktu hari Senin kemaren sedekat itu (maksudnya sedikit ngobrol dan hanya berjarak +- 2 meter selama kurang lebih 3 jam di himpunan) lagi setelah empat bulan.............call me pathetic, tapi sedikit banyak aku jadi kembali sedikit berharap lebih.............sigh

I am that pathetic.
Sejak Senin kemaren, entah sudah berapa kali otak ini playback momen-momen itu dan selalu berakhir hembusan nafas, mengingat dulu, setiap aku capek, pengen nangis, ada jokes garing, atau tiba-tiba pengen ke suatu tempat, ada seseorang yang aku tuju. Dan sekarang, hidupku membusuk di kampus, himpunan, atau kosan.

Mungkin ini namanya sejenis rindu.
You know dat feeling ketika baca suatu quote dan your brain unconciously relates everything to that one person kan. Mine happens to be him. Aku mulai membayangkan hal yang nggak mungkin terjadi. Nanti selesai wisnite mungkin akan ada jalan-jalan spontan ke Bukit Moko lagi. Sekarang gajadi PW gapapa tapi dua tahun lagi dia PW-ku. Kalo aku ga bersikap bodoh waktu itu harusnya kita masih bersama dan aku bisa upload foto dia sidang. Kalo aku lagi kayak gini biasanya aku telfon dia. Kalo dia lagi gini biasanya dia telfon aku. DLL DLL DLL DLL pretty much dll karna semakin banyak playback memories yang aku putar, semakin banyak wild wishes ini, hingga pada suatu titik waktu hari ini, aku berpikir sebuah ide yg nggak pernah terlintas di benakku selama ini: what's wrong with girls chasing boys?
Dan sepertinya, alam semesta bersekongkol untuk menjadikannya mungkin.

ARGHHHHHH BETH, YOU'RE GOING CRAZY STOP IT PLS SEBELUM MASUK RSJ BENERAN ARGHHHHHH

March 15, 2017

Jadi Apa yang Aku Kejar

Hari ini aku diusir dari kelas Ergonomi karena buka laptop.
"Mbak coba kamu sebutkan yang di depan tadi."
"Saya bu?"
"Iya, dari tadi saya lihat kamu buka laptop nggak tau ngerjain apa. Ngerjain apa?"
"Iya maaf bu saya mengerjakan yang lain."
"Mending kamu keluar mbak."
"Maaf bu saya tutup laptopnya."
"Enggak, saya bilang keluar."
"Maaf bu saya tutup laptopnya saja."
"Perlu saya ulang tiga kali?"
Aku keluar kelas, langsung ke kelas ektek dan ngelanjutin bikin skenario PLO yang harusnya aku kerjain kemaren tapi nggak jadi karena stress ini mulai mengambil alih hidupku.
Terus aku.........nangis.
For no particular reason, or maybe all possible particular reasons.
Entah harus senang karena akhirnya bisa buka laptop dan ngerjain tugas dengan bebas atau sedih karena mulai sekarang aku akan dikenal sebagai 'Bethari yang diusir pas kelas Ergonomi' dan reputasiku jelek.

Dan untuk pertama kalinya, aku merasa bodoamat dengan semua ini, sesuatu yang nggak akan pernah terpikir untuk aku bodoamat-kan oleh diriku yang sangat berintegritas beberapa tahun lalu.


***


Pernah nggak sih kalian mengejar banyak hal di dunia ini untuk mencari tau siapa diri kalian sebenarnya, sampai akhirnya kalian sadar kalian mulai kehilangan diri kalian yang sebenarnya juga?

Entah.
In an ultimate need of a shoulder to cry on and deep talks under the stars, I guess.

Twisted Logic.

Sometimes you convince yourself things are better if you two go separate ways, but when he is right after your eyes you can't stop your mind wandering what could have been if you two were still hand in hand.


He came to my dream last night. We talked and laughed and he asked to try again. I said yes, since who knows that maybe the reason I still keep him in my wishes upon the stars is that we had it good and almost made it......but we weren't enough to stay that way; a sudden tragedy.

March 13, 2017

Errr...

I realize I've been complaining alot this week. Like almost everyday that everyone starts to notice,
"Semua instastory isinya PLO. Tuh apalagi bethari tuh."
"Akhir-akhir ini suka curhat ya beth."
"Semalem nggak tidur ye."
"Udah kelar opc belum update mulu."
dst
dst
dst
I thought it was just me being reckless about these stuffs freaking me out. Pretty much me having these eyebags and being bodo-amat-how-dark-it-gets-and-how-terrible-I-look-just-let-the-world-see-how-fucked-up-I-am kinda feeling,...ok this is not that simple.

I have always wanted to be the one who spreads positive vibes as much as I want people to be and how on earth could have I done such things less than a heartbeat away of spreading negative vibes all over the internet and worse, real world????
So yea, let this be my reminder to always, ALWAYS, find the good in everything and stop complaining. At least, keep the complaints to myself and myself only (and this blog too, sometimes).

Anyway! MY FAVORITE BLOGGER, kak Claradevi, just replied my comment on her instagram!!!!
Cant be happierrrrr, she noticed me! You guys should follow her instagram, really, she writes the most beautiful captions to look up to in the slightest moment our heart captures (am not exaggerating this is an absolute fact nobody will doubt). Also, some days ago, I replied kak Maria Rahajeng instastories and her twinnies also, Elizabeth Rahajeng....and they replied me back!

This makes me very happy like a child, of course, how connected we are to the people who seemed unreachable back then, how close we are to the person who was once became our will-never-come-true dream.
This world is rotating too fast and frankly speaking, it's starting to scare me in any ways possible......



Sebuah tulisan yang di tulis di tengah ke-keos-an duniawi,
mohon doanya nanti saya ujian Sistem Produksi.

March 9, 2017

RACAUAN.

Intinya setelah dalam fase sangat marah kemarin, ku sekarang dalam fase sangat SANGAT SANGADHHH BRUODHOL karena segala perkuliahan ini. Call me academic junkie but this college life is driving me insaaaaaane. DEEP DEEP SIGH

Maafkan bethari yang suka mengeluh dan meracau akhir-akhir ini but I'm starting to freak out about all this stuff........

1. Deadline PLO besok
2. Nanti jam 11 ujian APSI dan belum belajar
3. Kepala superpening karena mendidih ngerjain PLO dan CUMA TIDUR 2 JAM
4. Nanti ngasisten Elkin dan laporan serta OPC serta PD rotating bike parking belum kelar
5. Besok ujian Inven
6. Senin deadline tugas Simkom
7. Senin ujian Sisprod
8. Selasa ujian K2LK dan OMPI
9. Selasa pembagian take home test Simkom
10. Sabtu-Minggu workshop XL

Intinya: kapan belajar KU INGIN JADI AMOEBA SAJA HUHU..........

Sumpah ya dan sistem PLO taun ini sangat berbeda dr taun lalu... Fyi, responsi PLO senin kemarin yg harus LIPSP aja diundur (dan udah baca 55 halaman modul dong BETE GA SI) yang berarti modul ini aja sampe 3 minggu.....dan freak-nya lagi....katanya bakal ada modul LSIK yang cuma seminggu.......belum lagi dosen2 ini yang suka seenaknya ngundurin jadwal UTS........ya Allah mau mati ga si lo jadi gue........

Sumpah ya udah ga kepikiran buat ngerjain hal lain diluar akademik karena nggak sempet. Udah ansos banget sama dunia luar karena tiap jam kosong pasti buka laptop kerjain tugas. Dan sumpah ini otak udah canggih banget bikin Gantt Chart harian. Kayak kemaren pas tiba-tiba pengumuman UTS diundur, seketika langsung ngeh kalo oh Jumat ujian berarti udah gabisa ngelanjutin tugas Simkom, kalo gitu rencanaku ke *tiiiiiiit* (sensor) berarti diundur, sedangkan voucher terakhir berlaku tanggal 12 Maret dan diantara kebrudulan ini jadi yaudah siap-siap aja ngehangusin vocer Go-Point yang sudah susah payah kukumpulkan SAD. Untung gapunya pacar jadi gausa uring-uringan gegara ga ngeluangin waktu dll dll yha buat tidur aja kaga ada waktu gimana mau pacaran

Sedihnya lagi, aku rencana buat ikut lomba video CIPS dan bikin video Jansport jadi belum kepegang sama sekali.....padahal yang CIPS terakhir adalah Sabtu dan Jansport terakhir tanggal 20. PADAHAL PENGEN BANGET HUHU.
Belum lagi Robin Hood yang..........hufffffff. Sebenernya senang karena antusiasme seminar tinggi tapi technical meeting tgl 18 gimana, trs partisi ini gimana, terus duit belum cair juga, terus terus terus sampe nabrak dan ku benjol sana sini.

Sungguh ku ingin tertidur dan bangun ketika Maret berakhir tapi itu sama saja dengan menunda kehancuran jadi mari kita hadapi saja................dengan senyuman :)

Btw mau makasi sama Spotify yang setia menemani dan ngebenerin mood. Sumpah kalo di Spotify ga ada lagu2 favorit holy grail ku kayaknya aku udah masuk rsj dan membusuk pilu TQ

March 7, 2017

Ingin Meledak Berkeping-keping!!!!

Sedang dalam fase sangat marah dan bete dan ingin meledak sekaligus menangis karena orang-orang begitu egois ngurusin hidupnya sendiri dan melupakan tanggung jawab mereka di amanah yang sudah diambil, kayak hidup mereka yang paling lelah padahal DUDE??? HELO??? SEMUANYA CAPEK BRO GUA JG NGERJAIN PLO UJIAN INVEN APSI SIMKOM EKTEK BUSET TULIS SEMUA TULIS.......

Dan seketika ingin kembali ke Smala dan segala keidealannya, dimana semua kepanitiaan berjalan dengan penuh dedikasi dan semua orang bekerja bukan semata untuk sertifikat pengalaman kepanitiaan, tapi sesederhana karena ingin mengembangkan diri dan berkontribusi.

Apa-apaan ini katanya mahasiswa tapi kerjanya ga lebih bagus dari anak SMA yang ga ada embel-embel maha-nya?

Kemahasiswaan is dead.
Makasi Smala sudah membuatku merasakan kemahasiswaan sebenarnya,
bahkan sebelum aku jadi mahasiswa.

March 6, 2017

How to be Something You Miss.

So I'll watch your life in pictures like I used to watch you sleep
And I feel you forget me like I used to feel you breathe
And I keep up with our old friends just to ask them how you are
Hope it's nice where you are

And I hope the sun shines
And it's a beautiful day
And something reminds you
You wish you had stayed
You can plan for a change in weather and time
But I never planned on you changing your mind

So I'll go sit on the floor
Wearing your clothes
All that I know is
I don't know how to be something you miss
Never thought we'd have a last kiss
Never imagined we'd end like this
Your name, forever the name on my lips

March 4, 2017

My Idealistic Dream and A Life on Four Wheels.

Where would you want to live?
A question popped on to my wallpaper some time ago, an ask.fm notification.

***

Where would I want to live?

I can't answer it my self.
I don't want to settle, really. If I get the chance to choose, I will be very happy not to own any house. Well maybe I will, just in case I'll be needing one for investment or rather a shelter for the rest of my life if these feet can no longer hold my body. But if I get to choose, once again, no.

I want to have house on a van, a modified van whose roof you can open/close anytime you want. To watch the night skies, the beautiful stars, or simply the clouds. Aren't they beautiful already just by being them?




There would be mattress, pillows, and some drawers here and there in the backseat of the van, well basically anything to keep me alive. If it's cold I would make a fire. I would go on errands in the forest looking for woods, keep some in my van provided there will be times I am gonna need em unplanned. If it's hot I would open all my windows and openings. I would greet each and everyone I see with a smile and tell them to go walking in the park for it's a sunny day and they won't have it the same way the next day. So later I would walk in the park too, wearing summer dresses eating ice cream playing see saw with a beautiful girl I just met in 10 minutes.
If it's festive days among the locals, I would gladly drive my van aside. I would step out and enjoy the party with them --because I am them! Get it? And if a chaotic unexpected havoc happened I would join them in the anxiety. I would blend in, learned how they handle it and practiced it myself. I would leave my van if I had to but sneaked out and about to check on it in case they stole it or worse burnt it down and would undoubtedly fight back if they did so, it's my bloody van you make the mess of!



I don't want to settle because.....why on earth would I have to?
I want to connect. I want to interact with people. I want to help them in any ways I could, I want them to use me for any kinds of good, to bits of me. I want to share and give what they think they need of me and get what they have in return. Not for money, but their stories, smile, fears, experience, dreams...

And imagine, just imagine. How beautiful will it be to travel to places you've always wanted to visit, meet the people you've always been eager to see, in such colorful cultures and backgrounds with no warnings of how it might come out? Like you have the fears of getting kidnapped or robbed with no money at all both in your wallet and pockets and left with a van looted, but you just do it anyway for you also have the probability of meeting kind strangers who'll help you find the beautiful places you could not track on the map, and maybe an old man who at first you thought a creepy one but turned out he gave you the lesson he wish he could turn back time and fix?



***

And where's that shiny gold dreams washed away? Um, you mean 'I want to be the CEO of (name a prospectively good company here) by 40' kinds of dream?

I want it too, I mean, who doesn't? In a different way.
I want it for the money. I want to work somewhere just for the money so that I can still be alive.
But to be alive and to live is two different stories.
And my idea of 'to live' is....?

This is it. I want to work for people.




a BLAH to my kind of ideal life
(which sounds too idealistic at the same time too I know)
but if you happen to read this,
can I have a little amen?
Very kind of you, thank you.



March 3, 2017

Selamat Jalan, Kak Rubi.

Kesalahan terbesar manusia adalah kita mengira kita punya waktu, padahal bisa saja satu menit, dua menit, satu jam, atau besok kita meninggal. Apa yang digariskan Allah, itulah yang kita jalani.

Kenanganku bersama Kak Rubi nggak banyak. Kita jarang ngobrol di himpunan, aku bukan avanthlete, jarang supporteran, dll. Tapi satu-satunya kenanganku bersama Kak Rubi adalah kenangan yang nggak terlupa. Terakhir kali aku chat tentang KP, dan diantara hectic kulker, Kak Rubi masih bales dengan panjang lebar dan jelas. Sedangkan aku? Seceroboh lupa bilang makasi...dan pasti akan jadi penyesalan terbesarku hingga kepergian kakak.

Kak, if only I could say my deepest deepest thank you....

Kak Rubi, dimanapun kakak berada, sesedikit apapun kenangan kita bersama, aku tau kakak orang baik. Kak, cuma secuil momen itu aja sudah cukup untuk meyakinkanku kalau kakak berhak mendapatkan semua kasih sayang dan perhatian semua teman dan sahabat kakak: panjang antrian di ruang ICU, orang-orang yang rela berdiri berjam-jam menunggu kakak dibawa ambulans, dan semua catatan kecil di rumah kakak tadi.

Aku hanya bisa mendoakan kakak untuk dilancarkan menuju tempat terbaik di sisi-Nya, kak. Maafkan aku yang hanya untuk bilang makasi aja bisa lupa, dan biarkan doaku ini sebagai penggantinya.

Di antara semua doa ini, aku ingin mengucapkan terima kasih. Terima kasih sudah mengingatkan kami bahwa orang sekuat Nadya Rubi Mukti, pada akhirnya akan tetap kalah dengan ketentuan Yang Maha Kuasa. Bahwa orang sebaik Nadya Rubi Mukti, akan secepat ini dipanggil ke sisi-Nya. Dan bahwa momen terakhir kita bersama seseorang, bisa kapan saja.

Apa yang terlihat jauh tapi sedekat nadi? Kematian.

Selamat terbang lebih tinggi, Kak Rubi.
You were loved, and will always be.