Pages

January 4, 2018

Family.

Minggu lalu waktu mencari waktu sendiri dan ke Togamas untuk cari buku-buku bagus, aku sempat kepo sama sebuah buku kalangan seseorang yang lupa namanya siapa tapi judulnya 'Jangan Baca Kalau Kamu Sensi'.
Not exactly, tp judulnya semacam itu.

Di bagian belakangnya, bukan sejenis sinopsis yang kayak biasanya ada di buku-buku tapi lebih kayak sebuah cerita. Inti ceritanya kira-kira begini:
Ketika kamu mati dan dikuburkan, kamu akan melihat semua orang bersedih dan menangisi kepergianmu. Ibumu pingsan, kakak/adikmu meratap, teman-temanmu terdiam. Kamu juga akan menerima banyak pesan singkat secara pribadi maupun ungkapan penghargaan di media sosial. Sayang, kamu sudah tiada untuk membacanya langsung.
Beberapa hari kemudian, teman-temanmu mulai biasa saja. Pesan singkat juga semakin sedikit jumlahnya. Lama-lama kamu akan dilupakan.
Tapi akan ada yang masih sedih, masih kehilangan. Dan kamu tahu siapa? Keluargamu.

***

Cuma 10 hari di rumah aku benar-benar belajar banyak. Tentang menghargai, tentang menahan ego, tentang meminta maaf. Dan jujur, aku sangat belajar banyak tentang arti keluarga. Aku juga jadi menyadari betapa sayangnya aku sama Mama, Papa, Iyak dan Gatun, betapapun aku lagi kesel sama mereka.

Kalian tau ga sedihnya merantau? Kadang mereka jalan bersama dan menciptakan memori tapi kalian nggak ada di memori itu. I'm so left out in my family. Tapi setelah sekian lama, aku baru menyadari betapa inginnya mereka ada aku di memori itu. Kirim foto, cerita-cerita... Hanya supaya aku ikut dalam memori itu. And what I did? I scrolled them, not realising how much they value me all this time.

Pada akhirnya, balik ke Bandung kali ini bikin aku sadar.
Family is family.

Satu-satunya yang akan memperjuangkanmu dan rela membayar dengan pengorbanan adalah keluarga. Either bound by blood, or by heart.


***

Bagaimanapun tidak sempurnanya keluargaku menurutku,
aku sayang keluargaku. Aku yakin ini keluarga
terbaik yang Allah beri untuk aku.

Semoga mereka merasakan hal yang sama terhadapku, aamiin.

No comments:

Post a Comment