Pages

February 20, 2017

Adjustment.

Minggu kemaren adalah minggu yang...entah bagaimana mendeskripsikannya.
Diawali dengan euforia pengangkatan asisten LSP di hari Minggu dan diakhiri dengan dua hari weekend yang well-spent.

--

Di sini (Teknik Indutsri ITB), menjadi asisten lab adalah sebuah....kebanggaan. Meskipun nggak semua orang bertujuan untuk jadi asisten lab di masa kuliahnya. But I am one of those few who do.
Jumat kemarin, tunbenan himpunan rame. Ya, I'm not saying aku adalah hantu himpunan yang tiap hari kesana. Tapi sebagai orang yang cukup sering menjadikan himpunan sebagai fasilitas yang nyaman untuk nungguin kelas, jadilah maka jadilah. Dan ku jadi bertanya-tanya.

Ternyata, banyak yang lagi nugas, dan nungguin urusan perasistenan.

Urusan perasistenan? Iya. Wawancara LIPSP dan Pembagian Paper LSIK.

Adalah Fem (Farhan Mutaqin) yang kalo panik langsung kelihatan dari mukanya, dan jalan kesana kemari buat ngobrol dan minta doa ke semua orang.
"Beth, doain gue ya. Gue mau wawancara LIPSP nanti. Takut banget ga keterima, gue merah."
"Ah, Fem. Kan masih ada LSIK. Kamu LSIK juga kan?"
"Iya, tapi lebih pengen LIPSP, Beth. LSIK tuh....ah. Pokoknya doain gue LIPSP. Gue lebih ngeh LIPSP."
Ada juga Gaby, alias Gabriella Wita Yaritza, primadona TI yang cantik dan anggun tapi sebenernya agak ancur juga kadang-kadang (ancur in a good way lah ya), yang tiduran tapi kelihatan sambil mikir.
"Wawancaranya tentang apa ya."
"Banyak, Gab. Biasa aja kok, ya tentang TA, tentang yang MT (makan temen) gitu-gitu juga ada. Tentang kesibukan...", kata Aya, my fellow asisten LSP.
"Hmmfh. Gue udah gak kepikiran LPOSI soalnya tinggal wawancara dosen doang jadi nggak ada wawancara yang penilaian asisten gitu. Kenapa sih gue merah LIPSP, kenapa sih yang pengen banget LIPSP pada merah. Grrrr, ya gak, Fem?"
Ada orang yang tujuannya adalah menjadi asisten lab.
Tapi ada juga orang yang tujuannya adalah menjadi asisten lab A.
And it's a whole different thing.

Pada hakikatnya, aku yakin setiap orang berangkat dari pernyataan kedua. Namun pada perjalanannya, beberapa tergoyahkan oleh proses rekrutmen yang penuh drama atau idealisme yang tidak sejalan. Beberapa lagi harus tergerus seleksi IP yang menyedihkan atau penilaian subjektif asisten yang ..... (isi sendiri) yang membuat mereka berpindah haluan menjadi pernyataan pertama dan mendaftar banyak lab untuk memperbesar kemungkinan mereka mencapai tujuannya.

And here's to the other way around.

Adalah Hanaya Atiya, teman sekelasku yang setauku sangat ingin jadi asisten LSIK dan Welly Pramana, teman sekelasku yang lain yang sangat ingin jadi asisten LIPSP.
Dan mereka baru saja dilantik jadi asisten LSP.
Mungkin iya mereka kecewa pada awalnya karena nggak sesuai dengan pilihan lab awal mereka, tapi seiring waktu, aku melihat mereka menikmati waktu menjadi asisten LSP.


***

Kadang hidup berjalan nggak sesuai dengan yang kita rencanakan. Dan hidup nggak akan peduli apakah itu akan membawa kebaikan atau malah keburukan buat si empunya kehidupan.
Tapi aku percaya satu hal: it will be totally fine, you will be totally fine, as long as you adapt.

Karena amanah tidak pernah salah memilih tuannya,
dan hidup pada dasarnya adalah tentang adjustment.

No comments:

Post a Comment